3 Aroma Memikat

543 127 34
                                    

Salju mulai menggunung. Ajun kegirangan. Melempar diri ke dalam gumpalan salju bahkan memakannya. "Ajun. Jangan!" Pekik Hendery terkejut tapi sayang, segenggam salju sudah masuk ke dalam mulut mungil putranya.

"Ajun, muntahkan."

Ajun menggeleng.

"Ayo muntahkan!"

Ajun masih menggeleng.

"Ajun, itu kotor. Jadi ayo muntahkan!"

Ketiga kalinya Ajun masih menggeleng.

"Ajun, Daddy marah loh ya.."

Pluk!

Bukannya takut, Ajun malah melempar bola salju ke arah wajah Hendery dan tertawa samapi salju di mulutnya berakhir tertelan.

"Ajun.."

Pluk!

Tepat sasaran dua kali. Ajun cekikikan. Hendery membersihkan salju di wajahnya. Mencoba bersabar akan kelakuan anaknya yang tidak ada bedanya dengan Dejun dulu.

Ah.. Dejun..

"Daddy.. Daddy.."


Lamunan Hendery tersadar begitu Ajun memanggilnya. Tangan mungilnya menunjuk ke arah sosok dari balik pohon. Bertubuh kecil dan mempunyai belang. Harimau outih yang baru pertama kali Hendery lihat berkeliaran di sekitar Mansionnya.

"Daddy Daddy.. Ajun mau!"

Apa Hendery tidak salah dengar?

"Ajun mau harimau?"

"Mau..Ajun mau limau.."

"Harimau."

"Limau."

Sudahlah. Hendery tidak mau kehabisan tenaga. Toh, Ajun masih kecil jadi tidak sepatutnya Hendery memaksa agar pengucapan putranya lancar.

Dilihat dari sisi manapun seperti nya anak harimau itu sedang tersesat. Tubuhnya sedikit luka dan tampak kedinginan. "Tunggu disini," Hendery segera keluar. Menemui anak harimau putih dan menggendongnya.

"Limau..Limau.."

Ajun meloncat senang. Tapi khawatir jika Hendery memberikan anak harimau ini pada anaknya. Bagaimanapun harimau itu pemakan daging dan anaknya adalah sejenis daging. Bagaimana jika nanti anaknya dimakan?

Ah iya, anaknya kan bukan manusia. Lebih tepatnya setengah manusia.


"Daddy limau.." Ajun masih merengek minta menggendong anak harimau itu. Hendery menggeleng. "Ajun, dia berbahaya. Daddy tidak mau kau terluka."

"Limau hiks.. limau."

Sebegitu lemahnya Hendery jika putranya sampai menangis. Diturunkanlah anak harimau itu agar Ajun bisa pegang. Namun tetap dalam pengawasannya.


Jika anak harimau itu berani menunjukkan gigi taringnya pada Ajun maka tidak ada alasan lain bagi Hendery untuk mencopot kepala anak harimau itu.


"Limau.." Ajun mengelus puncak kepala anak harimau putih. Diluar dugaan. Sepertinya harimau putih itu senang dan menjilati tangan Ajun. Dia tidak mencoba mencicipi rasa Ajun kan?

Namun, mata Hendery menangkap sesuatu yang aneh. Luka di tubuh Harimau itu mendadak tertutup dan sembuh. Padahal Hendery tidak memakai kekuatannya saat ini, mungkinkah..

ANGELACEWhere stories live. Discover now