LUKA DALAM

3.6K 515 66
                                    

Kali ini upin-ipinnya treasure^^





"Tidak ada pengalaman yang tidak berharga, selalu ada seusuatu until dipelajari"
-Song Minho winner.





Happy Reading~




Hari baru saja dimulai namun sebuah suara pertengkaran sudah menggema hingga terdengar disetiap sudut ruangan.

“Aku yang meminta ikut duluan!” ucap Doyoung sambil menatap orang yang ada didepannya nyalang.

“Asahi hyung juga tidak melarang tuh kenapa kau yang repot!” balas Jihoon tidak mau kalah.

Disaat-saat seperti ini Asahi sungguh menyesal kenapa harus ia yang berangkat paling akhir. Kenapa Hyunsuk harus ada meeting, kenapa Yoshinori harus ada dinas diluar kota selama seminggu, kenapa Mashiho harus ada jadwal di restorannya, dan kenapa Yedam harus sekolah!

“Kalian ini kenapa bertengkar terus sih, apakah tidak bisa akur sehari saja? Lihat Haru dan Junkyu, mereka sudah mulai berbagi mainan walau menggunakan sebuah persyaratan” imbuh Asahi lelah.

“Tahu! Aku ini lebih tua darimu, kau harusnya sopan dengan ku yakan hyung?” ucap Jihoon meminta persetujuan kepada Asahi.

“Cih tumben sekali mengaku tua, dasar orang tua” ucap Doyoung seperti berbisik.

“Jadi kalian ini ingin ikut bersama hyung atau tidak?” sungguh, ia benar-benar lelah dengan anak-anak dirumah ini.

“Ikut tapi tidak dengan dia” kekeuh Doyoung sambil menunjukkan jarinya tepat didepan wajah Jihoon.

“Jarimu minta aku gigit ya?” tanya Jihoon dengan santainya yang mendapatkan respon cepat dari Doyoung dengan menjauhkan jarinya dari hadapan Jihoon.

“Kalau begitu tidak usah ikut dengan hyung kerumah sakita. Biar hyung antar Junkyu ke rumah Junghwanie, Haruto ke rumah Jeongwoo, dan kalian berdua akan hyung tinggal disini.”

“Tidak mau!” teriak Doyoung dan Jihoon bersamaan.

“Ditinggal atau ikut bersama” ucap Asahi datar memberi pilihan.

“Baiklah-baikah ikut bersama!” pasrah Doyoung, karena tentu saja dia tidak ingin ditinggal didalam rumah besar ini hanya dengan Jihoon saja.

“Membuang-buang waktu saja kalian ini, yasudah mari bersiap-siap” ucap Asahi yang bangun dari duduknya.

Pertama Asahi mengantar Junkyu ke kediaman Junghwan dan pamannya yang bernama Yoonbin, setelah itu hanya jarak beberapa meter Haruto diturunkan di depan kediaman Jeongwoo dan tentu saja pamannya yang bukan lain Jaehyuk.

Sebenarnya memang mereka berdua yang minta dititipkan kerumah temannya saja dari pada ikut kerumah sakit, berbeda dengan Jihoon dan Doyoung padahal Junkyu sudah merengek meminta agar Jihoon ikut dengannya saja tetapi anak itu tetap dalam pendiriannya untuk ikut kerumah sakit.


. . .


Entah bagaimana ceritanya, tiba-tiba saja ada seorang perawat yang menghampiri Asahi dan melapor kalau kedua adik mereka sedang bertengkar diruangannya dengan salah satu anak menangis tersedu-sedu.

Dengan langkah yang cepat Asahi menuju keruangannya.

“baru sejam aku tinggal mereka diruangan yang sama dan sekarang sudah dapat laporan seperti ini?” ucapnya frustasi.

Benar saja, setelah Asahi memasuki ruangannya yang ia lihat pertama adalah Jihoon yang menangis, Doyoung yang sedang memegang jarum suntik, serta perawat yang sedang menenangkan tangisan Jihoon. Oh jangan lupakan ruangan Asahi yang kini sudah seperti kapal pecah, berkas serta beberapa interior udah berserakan dimana-mana.

“Ada apa ini?” Tanya  Asahi.

“Anak ini menyuntik bokong anak ini dok” ucap perawat seraya menunjuk Doyoung dan Jihoon bergantian.

“Tidak!” teriak Doyoug yang tidak menyetujui perkataan sang perawat.

“Iya!” amuk Jihoon dengan wajah yang sudah memerah padam.

“Baiklah kau silahkan pergi biar aku yang mengurus anak-anak ini” ucap Asahi  mempersilahkan perawat tersebut pergi.

“Jihoon ada yang sakit?” tanya Asahi seraya menghampiri Jihoon yang masih terduduk dilantai sambil menangis.

“TENTU SAJA BOKONG KU SAKIT! HUWAA” ucap Jihoon menghentak-hentakkan kakinya.

“Baiklah-baiklah mari hyung obati” ujar Asahi berusaha menenangkan Jihoon yang semakin kencang menangis.

“Tidak mau! Huwaa sakittt” tangis Jihoon semakin menjadi.

“Lalu hyung harus bagaimana?” sungguh baru kali ini Asahi fustasi selama hidupnya.

“Dobby taruh jarum suntiknya dan duduklah disofa sana!” ucap Asahi yang melihat Doyoung sedari tadi hanya berdiri memandangi mereka.

“Aku tidak melakukannya! Huwaa” tiba-tiba saja Doyoung melempar jarum suntik yang ada ditangannya kesembarang arah seraya menangis tersedu-sedu.

“tidak ada yang menyalahkanmu Dobby” sungguh, Asahi sungguh pening, untung saja rumah sakit sedang tidak ada pasien saat ini.

“Aku menyalahkannya! Karena kau aku ada luka dalam! Kau lihat? Bokongku sampai mengeluarkan darah!” ucap Jihoon menatap Doyoung tajam.

“Siapa suruh kau bertanya terus! Sudah tau yang namanya jarum tajam masih saja bertanya!” ucap Doyoung yang tentu saja tidak mau kalah.

“Cukup! Dobby apa kau tidak bisa duduk dan diam? Jihoon mau atau tidak bokong mu harus hyung obati!”

Kedua bocah itu berhenti seketika dan mengikuti apa yang diperintahkan hyungnya.

Dengan telaten Asahi mengobati bokong Jihoon yang kini sudah telungkup dipangkuannya.

“Luka dalam kan hyung?” tanya Jihoon

“Kau tidak usah mengada-ngada, masa hanya bagitu saja luka dalam!” kesal doyoung yang sedari tadi merasa dipojokkan oleh Jihoon.

Asahi tidak ada niat meladeni mereka berdua, ia saat ini haya sedang fokus mengolesi sebuah salep pada bokong Jihoon.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

‘Ini akan menjadi yang pertama dan terakhir kalinya aku membawa anak-anak  ke rumah sakit’







BUKAN MAU SENGAJA PENDEK-PENDEKIN CERITA, TAPI KAPASITAS IDE AKU EMANG CUMA SEGINI ×.×

VOMENT YAAA HEHEH^^

WED, 23 SEPTEMBER 2020

Baby TreasureWhere stories live. Discover now