FLASHBACK

2.3K 324 11
                                    

Kali ini kisah singkatnya leader Hyunsuk, Yayyy



"Ini tentang percaya pada diri sendiri, menghargai dan mencintai diri sendiri. Curiga pada diri sendiri bisa membuat takut dan kehilangan apa yang bisa anda lakukan".

~Choi Hyunsuk Treasure


"Yoci pokoknya kamu harus temani hyung nanti ya" ucap Hyunsuk kecil pada saat itu.

"Temani apa?" Tanya Yoshinori yang masih sibuk dengan mainannya.

"Polisi! Hyung ingin menjadi polisi tapi harus bersama adik hyung!" Ucap Hyunsuk dengan riangnya.

"Tidak mau" tolak Yoshinori yakin.

"Kenapa?" Tanya Hyunsuk sedih.

"Aku takut mati hyung bagaimana nanti kalau aku ditembak?" Ucap Yoshi kecil menjelaskan.

"Kan ada hyung, kalau hyung tidak jadi polisi siapa yang akan menjaga keluarga ini?" Ucap sang kakak panjang lebar.

"Tetapi aku tidak ingin sendirian menjadi polisi, harus bersama-sama!" ucap Yoshinori yang pada akhirnya menyetujui ajakan sang kakak.

"Tentu saja heheh" ucap Hyunsuk dengan senyum lebarnya.

Sudah bertahun-tahun lamanya, kedua kakak beradik itu kini sudah tumbuh dewasa.
Sudah menjadi dua pria tampan yang masih konsisten akan cita-citanya.

"Yoshi akhirnya besok kita akan menjalani pelatihan juga! Tidak sia-sia aku menunda pendaftaranku ini" ucap Hyunsuk antusias.

"Perjalanan kita baru akan dimulai hyung, apapun hasilnya pokoknya harus tetap semangat!" Ucap Yoshinori yang tak kalah antusias.

Hari yang melelahkan, hari pelatihan dan berbagai macam tes sudah mereka lalui dengan baik.

Dan hari ini, hari yang di tunggu-tunggu pun tiba. Hari yang membuat para penghuni rumah tegang, seolah-olah organ didalam tubuhnya tidak pada tempatnya.

Ya, hasil akhirnya hari ini, jawaban dari kerja keras mereka selama ini, lulus atau tidaknya mereka menjadi seorang polisi.

"Apakah email nya masih belum masuk hyung? Aku sudah tidak sabar" tanya Mashiho.

"Belu- sudah-sudah! Ini pengumumannya sudah dibagikan!" Ucap Hyunsuk heboh.

Sangking gugupnya Hyunsuk dan Yoshinori memisahkan diri sebentar dari keluarganya hanya untuk mencari nama mereka masing-masing.

"Hyung apa hasilnya?" Tanya Asahi yang sudah mulai kepo.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"YAYYY! AKU LULUS!" Teriak Yoshinori lega.

"Hyunsuk hyung? Bagaimana dengan mu?" Tanya Yedam kecil yang melihat hyung satunya itu masih diam saja.

"A-aku" gumam Hyunsuk mengalihkan pandangannya sebentar untuk menatap keluarganya satu-persatu.

"Ada apa hyung?" Tanya Yoshinori.

"Namaku tidak ada" ucap Hyunsuk lemas seraya menundukkan kepalanya.

"Ya sudah ku duga, selamat Yoshi dan untukmu lanjutkan perusahaan ayahmu ini, seridaknya otakmu itu masih bisa ku pakai bukan?" ucap sang ayah seraya pergi meninggalkan mereka.

"Tidak apa-apa hyung, aku kan sudah bilang aku tidak ingin menjadi polisi sendirian aku tidak akan daftar ulang, aku akan ikut hyung saja kekantor kita harus ikut pelatihan kerja dulu bukan?" Ucap Yoshinori seraya memeluk sang kakak dengan eratnya.

"Tidak, kau satu-satunya harapanku Yoshi! Kalau bukan kau siapa lagi yang akan menjaga adik-adik kita?" Ucap Hyunsuk tidak menyetujui sang adik.

"Tapi hyung..." ucap Yoshinori melas.

"Gantikan cita-citaku aku tidak apa-apa" ucap Hyunsuk pergi menuju kamarnya.

. . .

Sudah berhari-hari Sang kakak tertua di rumah ini mengurungkan dirinya dikamar. Tidak meninggalkan tempat tidurnya, tidak menyentuh makanannya, tidak ingin berbicara pada siapapun.

"Hyung aku membawakan makanan" ucap Yoshinori seraya memasuki kamar yang dulunya penuh pernak-pernik berwarna ungu itu kini menjadi redup tanpa pencahayaan.

"Hyung mari aku suapi" ucap Yoshinori yang tak mendapat respon sedikitpun.

"Tidak apa-apa hyung ada aku disini, kau boleh menangis sepuasmu keluarakan sesak dalam dadamu itu, apa kau tidak lelah memikul semua beban dipundakmu sendirian? Berbagilah hyung... kau tahu? Setiap orang pantas bahagia begitupun dengan mu" ucap Yoshinori yang sudah tidak kuat melihat keadaan kakak satu-satunya saat ini.

"Aku ingin sendiri" ucap Hyunsuk lemah.

"Kalau keinginanmu belum tercapai teruslah kejar hyung atau kau bisa cari jalan yang baru, segelap apapun jalanmu pasti masih adak titik cahaya disana" ucap Yoshinori menatap sang kakak lembut.

"Orang seperti ku kenapa dengan beraninya bermimpi tinggi?" Tanya Hyunsuk yang masih memejamkan matanya.

"Apa maksudmu orang sepertimu? Kau fikir kau ini seperti apa? Kau hebat hyung! Aku tidak suka kata-kata itu keluar dari orang yang bahkan tidak pernah menunjukkan kesulitannya kepada siapapun" ucap Yoshinori tidak habis fikir.

"Padahal aku tahu kenyataannya tidak akan sesuai seperti apa yang aku inginkan" ucap Hyunsuk begitu putus asa.

"Banyak jalan menuju roma hyung! Apa kau ingin menyerah begitu saja?" Ucap Yoshinori yang mulai geram.

"Banyak jalan menuju roma, tapi bagaimana dengan aku yang buta arah ini dan pada akhirnya lagi-lagi hanya menemukan jalan buntu?" Tanya Hyunsuk entah pada siapa.

"Aku tidak habis fikir dengan pola pikirmu itu" ucap Yoshinori mengusap wajahnya kasar.

"Tidak semua orang punya kesempatan untuk memilih Yoshi, dan sepertinya satu-satunya pilihanku hanya mundur" ucap Hyunsuk menaruh salah satu lengannya untuk menutupi kedua mata indahnya.

"Bisakah kau keluar? Aku lelah" ucap Hyunsuk agak sedikit mengusir.

"Aku akan bawakan kompres, kau demam" ucap Yoshinori keluar dari kamar Hyunsuk hyungnya itu.

Perlahan... buliran-buliran air kelur dari sudut mata hyunsuk, isakan demi isakan semakin menggema disudut ruangan.
Terdengar jelas isakan seseorang yang sedang putus asa dan kesepian, sungguh menyayat hati jika didengar.

"Kenapa begitu sesak, sunggu aku sudah tidak kuat" keluh Hyunsuk dengan isakan-isakannya.

Kini, hanya kamar redup itulah yang menjadi saksi bisu akan keputusasaan seorang pria yang takdirnya sedang dipermainkan oleh tuhan.


Halooo semoga sehat terus ya kalian:*

Sat, 03 April 2021

Baby TreasureWhere stories live. Discover now