"Teman apa bukan sih, songong amat sama gue, gue sumpahin lo bakalan suka sama gue."
Jelas ini bukan perkataan gue secara langsung ke empunya, hanya berani di dalam hati aja. Kalo benaran malu berat gue.
Entah karena perkataan itu doa, dan yang gue ucapin tersebut di dalam hati juga, eh tu perkataan jadi kenyataan. Beberapa setelah insiden gue nyumpahin tu anak, gue sama dia menjadi teman dekat alias sahabatan.
Hebat ya, tapi itu yang dinamakan kehidupan, yang sebelumnya tak terbayangkan malah jadi sebuah kenyataan.
Tapi persahabatan kami terguncang, karena persahabatan antara cewek dan cowok itu nyatanya yang berhasil melewatinya tanpa ada rasa hanya 1:10 orang atau bahkan 0,5:10 orang, karena hati tak bisa menipu, kalo udah nyaman sama seseorang, pasti hati mengikuti.
.
.
Tapi nyatanya gue yang malah nipu hati sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
In Memory
Teen FictionIn Memory . . Hanya kumpulan cerita biasa yang belum usai. . . apa yang dirasakan, itu yang diungkapkan. 2Sept'20
