21 | Persepsi

148 68 6
                                    

Semburat jingga menyelimuti padang ilalang. Ketukan kaki Rocky beradu dengan derikan serangga serta cicitan burung yang melintasi langit. Di atas punggung kuda putih itu, Karen menatap lemah chip milik Teddie pada telapak tangannya. Chip berbentuk persegi, dengan lempengan emas yang melingkar. 

          Rasa sesak masih melingkupi dada Karen atas keputusan Teddie. Air mata masih terus mengalir. Apa yang dipikirkan anak itu sampai nekat menghadapi anggota dewan yang punya kekuatan layaknya penyihir itu seorang diri? Bahkan Karen pun tak sanggup melawan. Mereka hanya butuh bukti lalu pergi mencari bala bantuan. Hanya itu. Tapi Teddie ....

          Jemari Karen mengerat menutup chip di telapak tangan. Sekarang tak ada waktu untuk menyalahkan apa pun. Apalagi menyalahkan orang yang sudah mengorbankan nyawanya. Sekarang ia harus menjaga chip yang memiliki banyak informasi ini ke satu-satunya orang yang paling ia percayai—rektor BIU. Harus ia jaga agar pengorbanan Teddie tidak sia-sia. Dengan ini, ia berjanji akan mengungkap kebenaran. Juga mengungkap organisasi TDH. Ia sudah tidak bisa menyimpan rahasia tentang organisasi itu lebih lama lagi, sebelum korban semakin banyak, sebelum mereka menyerang secara membabi-buta. 

          Karen mengelap buliran terakhir yang melintasi pipi dan menetes di dagunya. Ia ambil napas dalam-dalam, bersiap menyelesaikan kesedihan ini. Chip identitas ia simpan baik-baik di saku bersamaan dengan dikeluarkannya lencana BIU. Ia kenakan lencana itu dalam gerakan lambat, sambil memperhatikan detail guratan keemasan berbentuk daun kayu putih.

          Gerbang BIU sudah di depan mata. Kali ini tampak berbeda dengan hadirnya banyak tentara serta polisi yang berjaga. Karen tidak merasa heran. Sudah sewajarnya ada pemandangan ini atas kejadian semalam. Mungkin ada banyak di antara mereka juga yang sedang mengurusi sesuatu di dalam BIU. Sesuatu yang berhubungan dengan ancaman musuh. 

          Karen turun dari punggung Rocky. Ia hampiri salah satu polisi dengan banyak bintang berjajar di pundaknya. 

          "Maaf, Pak. Saya salah satu mahasiswa BIU yang punya keperluan penting dengan Pak Bille. Mohon izinkan saya masuk karena ini sangat mendesak." 

          Polisi itu menatapnya tajam dan Karen tahu tak ada tanda-tanda perizinan di sana. Jadi ia meraih datscreen dari dalam saku untuk menunjukkan identitas dirinya.

          "Karenina Zeraficka."

          Suara bariton polisi menghentikan gerakan Karen sebelum datscreen sempat terambil. Ia terhenyak karena nada suara itu terdengar seperti peringatan, ditambah penyebutan namanya secara lengkap.

          Karen melirik anggota lainnya. Masing-masing mereka sudah menujukan fokus padanya, seakan bersiap meringkus penjahat. 

          Karen menelan saliva. Apakah rahasianya sudah terbongkar?

          Polisi yang tadi menyebut namanya mengeluarkan barphone. Layar hologram memindai wajah Karen lalu bermunculan informasi dirinya di sana.

          "Karenina Zeraficka, wanita pengikut organisasi The Darkness Hollow dan sudah mengabdi dalam kurun waktu tiga tahun terakhir. Telah terkonfirmasi bahwa menjadi mahasiswi Buru Island University hanyalah kamuflase belaka karena tujuan sesungguhnya adalah mencari tahu keberadaan Kristal Velositi yang tersimpan di sini."

          Karen terhenyak. Sontak ia mundur satu langkah. Mata-mata yang menatapnya seperti menghunuskan belati dan membuat ia tak bisa bergerak lebih dari itu. Bukan karena takut, melainkan karena penyataan yang diucapkan selanjutnya.

          "Kamu masuk dalam daftar hitam Buru. Pengkhianat negara harus dipenjarakan!"


KATASTROFEOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz