NG-SARAPAN[8]

Começar do início
                                    

Tiap manik-manik mata semua orang di meja menatap satu sama lain.

Claudia berdeham keras membuat semua orang dimeja makan menyorot pandangan kepadanya. Terkecuali, Gea yang sedari tadi menunduk dan mendentingkan sendoknya diatas piring.

Pagi ini, Seluruh keluarganya kini berkumpul. Awal penyebabnya adalah hilangnya Gea semalam kemarin. Benar, Gadis itu bisa saja membuat orang khawatir.

"Kamu kemarin da-"

Belum selesai bertanya pertanyaan Pria tua kakak dari sang ibu tiba tiba dipotong langsung oleh Gea. "Maaf,"

"Sungguh aku meminta maaf untuk ini!"

Seketika semua orang menoleh kepada Gea yang masih tengah menunduk.

"Bila saya membuat kalian semua khawatir. Saya bisa meninggalkan kalian semua tanpa di suruh."

"KAMU MEMANG TAK TAHU DIRI!"

Seketika semua orang menuju kearah suara. Terutama Gea yang menoleh langsung berdiri menatap marah kearahnya.

Ayah yang dibencinya itu membuat suasana paginya sangat buruk. Membuat Gea tak tahan melihat wajah tua itu.

"Semudah itu kau berbicara seperti itu?"

Gea tersenyum kecut dan menatap sinis kepada Ayahnya. Ia kini meninggalkan meja makan dan berjalan ke ambang pintu tepat ayahnya berdiri disana.

Sebelum ia meninggalkannya ia dicegah oleh Emeli-Adik dari Claudia. Namun, Kini percuma tak akan ada yang bisa menghalangi nya.

"Apa kabar Bajingan tua?"

Seketika semua terkesiap mendengar ucapan Gea. Termasuk Ayahnya sendiri Reino. Ia terlihat malu dan merasa dipermalukan oleh seluruh keluarga. 

Sungguh ini benar benar tak terduga. Claudia beserta Kakak dan adiknya semua tak ada alasan untuk mengedipkan mata.

Selangkah demi selangkah ia mendekati ayahnya. Claudia tak ingin putrinya lebih nekat . Apapun itu Claudia tak ingin rahasia yang selama ini ia sembunyikan olehnya diketahui oleh saudara saudara nya.

Ia tak akan membiarkan ini terjadi. Ia kini melangkahkan kakinya mendekati sang putri. Namun, Langkahnya terhenti ketika lengan Gea terulur kebelakang yang mengisyaratkan berhenti.

Saudara saudaranyapun mendukung dengan apa yang dilakukan oleh Gea. Bila ingin tahu semua keluarga tak ada yang merestui hubungan mereka. Ini karena sebuah taruhan persetan yang dilakukan Oleh Tuan Samuel Lorenzia Ayahanda Reino.

"Astaga, Saya melupakan bahwa keluarga ibuku berada disini. Haruskah saya beritahu agar tak menjadi tanda tanya ketika saya menyebut anda Bajingan T U A?! "

Gea sembari menekankan kata 'T U A' di akhir ucapannya. Mengapa gadis ini menjadi sangat kasar?

Reino semakin keras mengepalkan lengannya sehingga menampakkan dengan jelas urat urat di lengannya. Ah apakah dia sudahi kesal? Padahal ini bukan seberapa.

"Hentikan Arin!"

"Siapa yang melahirkan anak sepertimu ini?! Bunda tak pernah mengajarkanmu semua ini!"

Never Gone [On going]Onde histórias criam vida. Descubra agora