Lazy Day With Him

2 0 0
                                    

"Moz! Dicari sama temenmu tuh!" Ibu kosan berteriak dari taman depan.

Aku yang lagi minum susu di depan kulkas langsung tersedak. Soalnya si ibu kos suaranya menggelegar.

Tergopoh-gopoh, segera kuhampiri si ibu dan selang ajaibnya yang suka nyiram anak kos yang jarang mandi.

"Bu, teriakannya ngagetin. Saya sampe keselek," protesku.

Si ibu malah senyum-senyum sambil asik nyiram tanaman-tanaman kesayangannya. Kepalanya seraya nunjuk ke arah pagar.
"Tuh, mas-nya mau dianggurin sampe kapan? Pegel loh dari tadi berdiri dia."

Aku menengok ke arah pagar, melihat seorang laki-laki berperawakan tinggi, kulit bersih, penampilannya sederhana tapi tetap menarik, bertopi pet-HAH! Si Jebi ngapain kesini?!

"Loh, Jeb, ngapain kesini?" Aku bertanya sembari membukakan pintu pagar untuknya.

Dia tersenyum padaku dan mengangkat sebuah wadah, "Tteokbokki time! Oiya, aku juga bawa gimbap tuh, dua gulung buat kamu satu, aku satu, hehe."

Aku hanya bengong, dan bingung lebih tepatnya. Ada angin apa anak ini ke kosanku, tiba-tiba bawa makanan banyak, tapi sepertinya mau pergi lagi.

"Nggak kok, aku nggak kemana-mana hari ini. Jinyoung nggak bisa main, anak-anak lagi pada sibuk sendiri-sendiri juga. Aku bosen di rumah. Terus inget kamu dan kerakusanmu sama jajanan korea, hehe."

Eh, dia baca pikiranku?

"Kalimat terakhirnya agak nyinggung ya pak. Untung kawan, kalo orang nggak kukenal udah kuslepet loh," aku membalasnya sebal.

"Hehe, udah sih Moz. Aku laper pengen makan, buruan."

Dia bicara begini seakan-akan aku harus kasihan padanya. Astaga, ingin pinjam selang ajaib ibu kos buat nyiram anak ini biar nggak terus-terusan aegyo.

"Moz, buruan sana mas-nya diladenin. Ada kimchi di toples kulkas ambil aja makan sama si mas ganteng. Aduh, kamu tuh sering-sering dong mas pacarnya dibawa ke kosan, ibu restuin kok."

"Bukan pacar Moza, Bu. Dia ini temen."

"Ah, kamu mah suka merendah. Siapa tau nanti jadi future husband, kan. Jangan gitu. Doain aja terus, pepet terus!"

Hih! Ya ampun!

Sebelum si ibu mulai halu, aku seret Jebi masuk sembari geleng-geleng kepala karena ocehan ibu kos. Tapi yang diseret malah senyum-senyum makin nggak jelas. Karena malu, aku memalingkan wajah dan lurus ke dapur, sementara Jebi kuminta ke atas, kamarku.

"Jeb, aku mau ambil kimchi, kamu tunggu di kamar aja ya. Tatain aja langsung makanannya, ini sekalian aku ambil perkakas makan."

"Oke bos," ia menjawab dan bergegas ke atas.

Setelah dia pergi, astaga, aku baru bisa bernapas. Entah kenapa kata-kata ibu kos tadi membuat keringatku muncul dan detak jantung tidak karuan. Dari balik kaca kulkas, aku bisa melihat pipiku merah dan wajahku panas.

Ah tidak, tidak. Dia teman baikku. Jebi kawan baikku. Jangan main-main dengan hati.

Batinku sepertinya akan berperang.

***
"Jeb, tteokbokki-nya beli dimana, enaakk..."
Kataku sambil berbaring kekenyangan.

"Heh, duduk dulu biar pencernaannya nggak sakit. Kenyang langsung tiduran," dia menjawab dengan teguran.

Aku memanyunkan bibir sambil bangun perlahan untuk duduk.

Jebi tersenyum lalu menjawab, "Ibuku yang buat."

Laze With Us - A Fanfic of Lim Jaebeom & FriendsWhere stories live. Discover now