datangnya mereka

8.9K 814 26
                                    

bacanya nanti aja pas agak siang,
sekarang masih terlalu pagi hehe

=
=

Bima tersenyum, akhirnya ia bisa memboyong istri dan ketiga putranya ke Palembang, kota yang menjadi tempat orangtuanya berada.

Pekerjaan kantor sudah ia selesaikan, jadi anggaplah ini sebagai liburan.

"bunda udah siap?" tanya Fano, ia kebagian membawa beberapa koper dengan Fino juga Arkan, karena mereka tidak membawa asisten.

Yasinta tersenyum, "udah, yu"

Mereka memilih perjalanan udara agar cepat sampai dan tentunya nyaman.

==

Dilain tempat, yaitu diruangan VVIP sebuah Rumah Sakit mewah, mereka masih menunggu sosok kecilnya membuka mata.

Sudah dua hari, Ezra terpejam dan dokter bilang belum ada kemajuan. membuat mereka tak mau pergi kemanapun, selain menjaganya.

Hana yang setiap malam menangis disetiap solatnya, Fikri yang lebih sering pergi menemui Tian untuk perawatan Ezra selanjutnya. dan Bayu yang harus menggantikan sang ayah untuk sementara waktu dikantor, ia juga senantiasa menjaga Ezra apabila kedua orangtuanya harus beristirahat.

Dua hari ini, mereka enggan pulang. Bayu juga hanya beberapa kali pergi ke kantor dengan pakaian seadanya. ia tidak ingin berlama-lama diluar, dan ingin berada di RS saat Ezra membuka mata.

Tian bilang, Adrain mereka akan bangun. hanya perlu menunggu dan berikan semangat juga doa. kini, Adrain hanya sedang beristirahat untuk melepas sakit dan lelahnya.

Tapi, ketahuilah jika mereka takut. takut, sosok kecil yang selalu kesepian itu enggan bangun dalam waktu dekat. mereka takut, jika Adrain nya ingin menyerah.

Namun, berpikiran posotif itu harus. mereka membuang jauh-jauh pikiran buruk dan tetap optimis, jika sosok kecil didepannya adalah anak yang kuat.

"Hana, pulang dulu sebentar. istirahatkan badanmu, lalu nanti kembali kesini dengan perasaan segar" ujar Fikri pada istrinya.

"enggak mas, aku akan lebih segar disini dengan melihat cucuku. kamu saja tidur sana, nanti temui lagi Tian sesuai janjinya"

Fikri menghela nafas, ia tidak bisa memaksa Hana dari dulu. pilihan wanita itu selalu membuatnya mengalah.

"yasudah, nanti kalau Bayu pulang dari kantor. suruh dia pulang untuk membawa keperluan Adrain" Hana mengangguk, ia kembali menggenggam tangan Adrain yang terlepas dari infus.

Fikri masuk ke kamar yang memang terdapat dalam ruangan tersebut.

Dua puluh menit kemudian, Bayu datang dengan wajah lelahnya. ia menghampiri brankar Adrain dan mengelus rambut adiknya.

Hana datang dari balkon, "Bayu, kapan pulang nak?"

"barusan ma, adek belum bangun?" jawab dan tanya Bayu.

Hana tersenyum dan menggeleng, "belum, kita doakan yaa semoga adek cepat bangun"

Bayu mendudukan dirinya disofa, memejamkan matanya beberapa saat. jujur ia lelah, hari ini baru dua jam merasakan tidur.

Hana menghampiri putranya, mengelus lengan kekar Bayu dengan lembut.

"capek ya?"

"capek ma, tapi capek kan wajar. mama sama papa juga pasti capek"

"nanti kalau sudah mendingan, kamu pulang ya? istirahat dulu dirumah lalu nanti sekalian bawa beberapa baju Adrain dan baju mama yang sudah mbak Ayu siapkan"

adrain [sudah terbit]Where stories live. Discover now