kisahnya

21.2K 1.1K 19
                                    

Malam ini, Yasinta menangis sambil memegangi perutnya yang besar dan menyulitkannya berjalan.

Yasinta bukan menangis terharu anaknya sebentar lagi akan terlahir, ia menangis karena kehidupannya begitu hancur saat ini.

Ia baru saja diusir oleh kedua orangtuanya. tinggal dikota kecil, dengan keadaan perut membesar tanpa ayah setelah pulang dari rantauan membuat ia dianggap sebagai aib keluarga.

Dicemooh habis-habisan oleh tetangga dan kerabat membuat orangtua Yasinta merasa sangat malu. mereka mengusir Yasinta tanpa memikirkan kondisi ibu dan janin yang berada didalam kandungannya.

Yasinta telah memohon kepada ayah dan ibunya, namun mereka tetap pada keputusannya. dengan terang-terangan mereka membuang Yasinta didepan kedua anaknya yang lain.

Awalnya Yasinta meminta agar ia dibiarkan tinggal hingga melahirkan, namun keluarganya menolak dan ingin Yasinta segera pergi.

Dengan berat hati, Yasinta pergi tanpa tujuan dengan berbekal baju dan uang seadanya. sisa ia merantau dan hasil menjual beberapa perhiasannya.

Ia sampai dikota Bandung, setelah menaiki sebuah bus dan mengurangi beberapa uangnya untuk ongkos. ia harus benar-benar menghemat untuk beberapa hari kedepan.

Yasinta berjalan dengan perlahan, karena dari kemarin ia belum makan membuat kepalanya pusing dan badannya tentu lelah. usia kandungannya sekarang adalah tujuh bulan, namun perutnya tidak terlalu besar terlihat seperti usia lima bulan normal.

Tetap saja Yasinta kelelahan, karena tubuhnya pun semakin kurus. pikiran stres dan kurangnya nutrisi membuat ia dan kandungannya lemah. mungkin jika diperiksakan ke dokter, ia akan mendapat banyak tindakan. namun,  untuk makan saja ia sampai harus berpikir beberapa kali.

Yasinta mengelus perutnya dan tersenyum, ia duduk didepan pertokoan yang tutup karena malam semakin larut dan ia belum menemukan tempat tinggal yang cukup layak.

"sabar ya nak, sebentar lagi kita istirahat" Yasinta mengelus perut kecilnya, ia menahan air matanya agar tidak menetes.

Yasinta ingin memaki laki-laki brengsek yang telah menanamkan benih dirahimnya. namun, ia sendiri tidak tau siapa yang melakukannya. malam panjang itu, dirinya dikuasai minuman asing yang belum pernah ia minum sebelumnya.

Ia sampai dikeluarkan dari kantor tempatnya bekerja karena kedapatan hamil tanpa ikatan pernikahan, menganggap dirinya akan merugikan reputasi kantor yang sedang bagus-bagusnya.

Dengan berat hati ia keluar, dan sangat sulit untuk mendapatkan pekerjaan lain dengan keadaan hamil. beberapa menolak karena bukan kriteria, beberapa lagi menolak dengan alasan khawatir akan kondisi kandungannya.

Yasinta yang bingung akhirnya pulang ke kampung halaman berharap akan diterima dengan baik. namun sayang, semua kerabatnya memandang ia aib dan meminta agar kedua orangtuanya mengusir dirinya.

Sungguh satu perbuatan lelaki brengsek membuat ia kehilangan segalanya, andai ia ingat apa yang dilakukannya pada malam itu, mungkin ia tidak akan sesulit ini. namun, ingatannya seperti dihapus seluruhnya hanya pada malam itu.

Tapi daripada memikirkan dendamnya, Yasinta memilih fokus menjaga kandungannya. ia harus bisa menjadi seorang wanita yang baik, yaa semoga saja.

Dua minggu berlalu, kini Yasinta tinggal disebuah kontrakan kecil yang harga sewanya murah. Yasinta juga membuka jasa setrika untuk mendapatkan penghasilan dan tentunya menyiapkan biaya lahiran calon putranya.

Malam ini Yasinta harus mengantarkan baju yang selesai ia setrika kepada pelanggannya. biasanya ia diantar ojeg, namun karena ini sudah terlalu malam para tukang ojeg sangat sulit dicari. akhirnya ia memutuskan untuk berjalan kaki, meskipun daritadi perutnya terasa mulas.

adrain [sudah terbit]Where stories live. Discover now