•23•

5K 563 121
                                    

Sedari tadi, wooyoung mengulum bibir bawahnya. Ia merasa gugup ketika mobil mereka -wooyoung dan san- memasuki perkarangan rumah san.

Kini ia duduk diruang tamu. Menunggu kedatangan orang tua san yang lagi diluar. San sendiri di dapur. Membuatkan wooyoung minuman segar dan mengambilkan cemilan sebagai hidangan.

Wooyoung tak henti berpikir tentang bagaimana reaksi kedua orang tua san. Berpikir apakah penampilannya hari ini cukup sopan dan banyak sekali yang membuatnya semakin gugup.

Sebenarnya mereka datang kesorean. Rencana awalnya datang pagi, namun mobil san harus di service dulu, dan mau gak mau mereka sampainya sore. Kalau untuk pulang ke apart, mungkin tidak. Karna bakal terlalu malam, dan mereka memutuskan untuk menginap.

"San? Mama pulang!"

Wooyoung berdiri dari duduknya ketika suara perempuan masuk dari pintu depan dengan menjinjing tas berwarna hitam dan disusul pria paruh baya dibelakangnya.

"Mama?"

San muncul dengan membawa nampan berisi dua gelas minuman dan cemilan, ia letakan diatas meja dan berdiri disamping wooyoung.

Mama choi itu langsung memeluk anak semata wayangnya. Ia rindu sekali karna san jarang pulang kerumah. Dan sekarang anaknya pulang kerumah dengan kabar membawa calonnya -kata san-

Pelukan anak dan ibu itu terlepas. Mama menolehkan kepalanya kesamping, melihat wooyoung yang berdiri dengan kedua tangan yang saling bertaut.

"Duduk dulu san,"

Kedua orang tua san duduk disofa yang sama, sedangkan san dan wooyoung disamping mereka.

"Ma, ini wooyoung, yang aku ceritain ke mama." Kata san.

Wooyoung langsung tersenyum, "saya jung wooyoung, tante." Sapa nya ramah.

Wanita yang merupakan ibu dari san itu tersenyum tipis. Melihat wooyoung dari atas hingga kebawah. Dan wooyoung sadar itu, membuatnya sedikit lebih gugup lagi.

Gimana kalau mamanya san gak suka?

Mama choi menatap wooyoung dan san bergantian. Raut wajah nya nampak datar.

"Kamu kenapa mau sih sama dia?" Tanya mama choi.

Wooyoung membeku, nafasnya tertahan. Ada senyuman kaku diwajahnya. Tangannya yang dingin saling bertaut.

"Tan-"

"Ma, kok gitu sih? Mama tau kan aku sukanya sama wooyoung." San memotong ucapan wooyoung. Tangannya menggenggam kedua tangan pacarnya.

"Diam kamu, san. Mama gak bicara sama kamu. Mama bicara sama pacar kamu."

Setelah itu sang mama terkekeh kecil, menghasilkan raut bingung diwajah wooyoung. Dan san hanya menatap mamanya tak percaya.

"Tante bicara sama kamu wooyoung, kok mau sih sama anak tante yang gemblung ini?"

"Ma, aku anakmu-,-" san berujar datar.

"Iya nak wooyoung, harusnya kamu cari yang lebih dari san. Anak sok sibuk gini kok kamu suka." Kali ini papanya yang buka suara, dan sama menjatuhkan harga dirinya didepan wooyoung.

"Pa, kalian kok gitu sih.."

Wooyoung menggaruk pipinya yang sebenarnya tak gatal. Ia masih belum tau ingin menjawab apa. Lantas wooyoung cuma tertawa canggung.

"Anu tante-"

"Panggil mama aja, biar lebih akrab. Mosok calon mantu gak akrab sih? Iyo kan pa?"

How Bad I Like You? ; woosanWhere stories live. Discover now