•7•

6K 779 178
                                    


Mingi berjalan santai dengan tangan yang dimasukan kesaku jaketnya keluar dari lift apart. Dari jauh ia bisa lihat wooyoung berjalan dengan kepala yang tertunduk.

Begitu mendekat mingi tersenyum,
"Woo--"

Ucapan mingi terhenti ketika wooyoung tak menoleh melewatinya begitu saja. Mingi mengernyit heran. Pandangannya tak lepas dari wooyoung yang sudah masuk kedalam lift.

Mingi memutar badannya melihat kearah luar dan menemukan mobil yang ia kenal -mobil san- terparkir didepan apart dan beberapa detik kemudian mobil itu pergi dari sana.

Tangan mingi merogoh saku jaketnya mengambil hp dan menekan tombol panggilan ke seseorang.

"Malam ini aku skip, ada urusan mendadak." ujarnya dan mematikan panggilannya segera.

Kakinya berlari kecil kearah lift ingin menyusul wooyoung. Sampai didepan unit wooyoung tangannya mengetuk ngetuk pintu. Sebenarnya ia bisa saja masuk karna sudah tau password unit wooyoung, hanya saja mingi tetap tau batasan ketika wooyoung sedang tak ingin diganggu ia lebih memilih tak menerobos masuk.

Mingi berdiri hampir sepuluh menit. Ketukan terus ia lakukan dan memanggil nama wooyoung. Sungguh, ia khawatir sekarang. Jarang sekali melihat wooyoung pulang keadaan kusut seperti tadi, terlebih ia masih ingat kemarin wooyoung begitu senang ingin kencan dengan pacarnya. Harusnya wooyoung pulang dengan wajah ceria seperti biasa ia lihat.

Ada masalah kah san sama wooyoung? Pikir mingi.

Baru saja mingi ingin melangkah pergi, pintu itu terbuka menampilkan wooyoung dengan wajah kusut dan masih terlihat jejak air mata disana. Dan dengan cepat mingi masuk berdiri didepan wooyoung. Tangannya menangkup pipi wooyoung dan mendongakkan sedikit kepala wooyoung agar ia bisa melihat kedua manik cantik si manis.

"Woo, kamu kenapa?" ujarnya dengan nada yang khawatir.

Kepala wooyoung menggeleng lemah, "nggak papa kok." balasnya pelan.

Tangan mingi turun menggenggam tangan wooyoung dan menarik pelan simanis kearah ruang tengah dan duduk di sofa.

Mingi menatap wooyoung yang menundukkan kepalanya. Jari jari kecil wooyoung bertaut satu sama lain.

"Mingi.." panggil wooyoung.

"Hmm?" sautnya.

"Aku--- kekanakan ya?" tanya wooyoung pelan.

Sebelah alis mingi naik, bingung sendiri dengan pertanyaan wooyoung. Tubuh besarnya ia geser sedikit mendekat dengan wooyoung.

"Wooyoung--"

"Mingi, salah ya kalau aku cemburu? A-aku gak pernah marah kalau dia sibuk. Aku--"

Grep!

Wooyoung tersentak ketika mingi memeluknya. Matanya berkedip kedip polos. Wooyoung bisa rasa tangan mingi mengelus rambutnya.

"Udah, woo."

"Mingi--"

"Kamu cemburu itu gak salah, tandanya kamu sayang. Aku tau kamu gak akan cemburu karna hal sepele. Ngeliat kamu kayak gini, berarti pacar kamu yang sudah keterlaluan."

Mingi memundurkan badannya sedikit. Kedua pasang mata saling bertemu. Mingi natap wooyoung begitu dalam. Dan wooyoung pun sama.

Tangan mingi naik merapikan anak rambut wooyoung dan menyelipkannya kebelakang telinga si manis dan tersenyum kemudian.

"Kamu gak salah, jangan dipikirin terus." ucap mingi.

Wooyoung mendesah pelan. Tangannya tergerak meremat jaket mingi.

How Bad I Like You? ; woosanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang