•12•

5.3K 688 166
                                    

Wooyoung menenteng tas nya keluar dari kelas karna kuliah sudah selesai. Beberapa meter sebelum pintu, matanya menangkap seseorang yang berdiri di tiang dengan tangan bersidekap di dada.

Malas, malas sekali ia berurusan orang itu hari ini. Jika ia punya kekuatan teleportasi, ia akan gunakan sekarang, detik ini juga.

Tapi wooyoung tau ia tak bisa menghindarinya. Maka dari itu sebelum kembali melangkah ia mengambil nafas dalam dan menghembuskan pelan berusaha menenangkan dirinya.

Wooyoung dapat melihat orang itu berdiri tegak ketika dirinya keluar dari kelas. Orang itu tersenyum berlagak tak ada sesuatu terjadi diantara mereka. Dan wooyoung hanya memasang wajah datarnya.

"Hei, woo." ujar orang itu atau san.

Wooyoung tersenyum tipis, hanya sedetik saja dan setelah itu wajahnya kembali datar. Ia kembali melangkah dilorong kampus dan san juga berjalan disampingnya. Wooyoung diam, tak membuka suara sedikitpun.

San merasa heran dengan wooyoung hari ini. Kekasihnya itu tampak diam seharian. Dan wajahnya begitu datar juga pandangan yang terkesan begitu dingin

Grep!

Wooyoung menoleh ketika san menggenggam tangannya. "Apa?" ujarnya dengan nada yang datar.

"Kamu tadi ke kampus bareng siapa?" tanya san.

Alis wooyoung terangkat, "changbin." jawabnya. Wooyoung ngelirik genggaman san ditangannya. "Bisa lepas?"

San melepas genggamannya. "Hari rabu jam kita sama, kenapa gak nelpon aku buat jemput kamu?"

"Bukannya hp kamu rusak?" tanya wooyoung.

San mengernyit. Ia mengeluarkan hp dari kantongnya dan melihat kalau hp nya tak rusak. "Enggak nih, nggak rusak."

"Terus kenapa kemarin aku telfon kamu banyak kali nggak kamu angkat? Chat aku juga gak kamu balas." tanya nya.

Wooyoung dapat menangkap san mematung ditempatnya. Ia menampilkan senyum miring yang tipis.

"Enggak rusak? Terus kenapa gak angkat?" tanya nya lagi.

"Woo- itu kemarin--"

"Ya, aku tau. Kemarin kamu seharian bareng kak seonghwa, iya kan?"

Dan boom! San diam tak membantah.

Wooyoung memandang san datar, menunggu apa yang keluar dari san sebagai pembelaaan. Namun ternyata san tak mengeluarkan bantahan apapun.

"Seharian kamu gak ada kabar. Aku berusaha ngehubungin kamu dari siang sampai sore. Kamu online tapi gak bales chat. Dan malamnya pun kamu gak berusaha ngabarin aku balik--"

"-- Se-enggak penting itu kah aku?"

San hanya bungkam. Ia memandang lurus kearah mata wooyoung. Ia bisa lihat penuh kekesalan dan kekecewaan dari tatapan itu.

"Aku nggak pernah minta jadi prioritas, tapi tolong sadar kalau ada aku disini yang nunggu kabar dari kamu."

"Woo--"

San mencoba membuka suara, namun wooyoung memotongnya terlebih dahulu.

"Kita break aja dulu. Kamu butuh waktu untuk memastikan, dan aku juga butuh waktu untuk healing."

San dengan cepat menarik tangan wooyoung. "Gak, gak. Aku gak mau break. Wooyoung please, kita bisa bicarakan ini baik baik, gak perlu sampai break." ujarnya memohon.

Wooyoung menggeleng pelan, "aku gak bisa bertahan dihubungan yang semakin lama semakin toxic." ia melepaskan genggaman san ditangannya berjalan meninggalkan san yang masih berdiri ditempat menatap punggung wooyoung yang semakin jauh dan menghilang dari pandangannya.

How Bad I Like You? ; woosanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang