•15•

5.8K 694 310
                                    

Kelas wooyoung hari ini terakhir ujian semester. Selama delapan hari berjuang sampai otak mengepul kalau kata haknyeon, akhirnya hari terakhir tiba dan hanya satu mata kuliah yang diujikan.

Wooyoung duduk dikursi. Sembari menunggu dosen yang datang, ia mengingat kembali apa yang ia pelajari semalam. Wooyoung menoleh ketika changbin datang.

"Udah belajar?" tanya wooyoung, nadanya sedikit ragu karna huft memangnya changbin pernah belajar? Sepertinya ia salah mengajukan pertanyaan.

"Udah." jawab changbin. Wooyoung menatap tak percaya.

"Belajar apa?" tanyanya.

"Belajar sabar." ujar changbin diakhiri cengiran yang menjengkelkan dimata wooyoung.

Wooyoung mutar bola matanya malas. Dia melihat kesamping dimana haknyeon lagi main game di hp nya.

"Udah belajar?" pertanyaan yang sama pada orang yang berbeda.

"Udah."

Kening wooyoung tertaut. Sedikit kurang meyakinkan sih-

"Belajar ngulang buat taun depan." lanjut haknyeon. Masih dengan game dihp nya.

--Kan. Dua temannya ini memang gimana ya..

"Dahlah." wooyoung berbalik menghadap kedepan.

.
.
.

Selama ujian, wooyoung cukup santai mengerjakan soal soal. Setidaknya ia ingat hampir sembilan puluh lima materinya. Dan sisanya hanya sisa sisa ingatan dikelas dan mengarang bebas.

Ketika ia menoleh, maniknya menangkap haknyeon yang dengan santai membuka hp. Memang sih, dosennya kali ini tak begitu killer. Dan beberapa temannya yang lain juga menyontek dari catatan atau yang lain. Asal tak ribut saja kata sang dosen.

Hampir dua jam bergelut dengan soal soal didepannya, wooyoung menyelesaikan soal dengan waktu masih tersisa sepuluh menit. Lembar jawabannya terisi penuh, walau ia tau sebagian hanya hasil karangan indah.

Ketika dosen mengatakan kumpul, semua mahasiswa berdiri dengan membawa lembar jawaban masing masing mengumpulkan dihadapan dosen.

"Woo, langsung pulang?" tanya changbin.

Sembari tangannya membereskan alat tulis, wooyoung menggeleng. "Mau ketemu san dulu bentar."

"Oke. kalau ada perlu, biasa kita ada di kantin."

.
.
.

San berlari kecil. Tangannya memperbaiki tali tasnya yang turun ke lengan. Ia berhenti didepan sekret bem dengan nafas yang terputus putus. Obsidiannya menangkap sosok yang ia cari sedang duduk didalam fokus pada laptopnya.

Setelah ia mengatur nafasnya menjadi lebih normal, san melangkah masuk. Ia tak pernah segelisah ini sebelumnya. Namun satu hal harus ia luruskan dengan orang itu.

"Kak seonghwa.."

"Oh san?"

Ketikan di keyboard laptop nya seonghwa hentikan. Beralih menatap sang adik tingkat yang berdiri tak jauh darinya.

Tiba tiba bibir san kelu. Kata kata yang sudah ia pikirkan semalam terjebak ditenggorokan. Ia berdeham kecil untuk menormalkan suasana yang canggung.

"Kak, maaf sebelumnya, aku gak mau buat kakak tersinggung tapi ada satu hal yang aku mau sampaiin ke kakak." san berujar memandang seonghwa. Ia lihat kakak tingkatnya itu bergerak dan berdiri lalu duduk diujung meja.

"Ada apa si? Serius banget kayaknya?" tanya seonghwa.

Entah berapa kali san meneguk ludahnya karna bingung ingin berkata seperti apa agar seonghwa tak merasa tersinggung.

How Bad I Like You? ; woosanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang