Mengacak surai ungunya dan menatap tajam Kakak kembarnya. "Cukup, Jun. Aku tetap melarangmu memanggilku Jinie. Yang jelas, aku tidak mau mendengar panggilan itu keluar dari mulutmu." Perkataan dingin seorang Kim Seokjin menusuk hati saudara kembarnya.

Hati Seokjun mencelos mendengar kata perkata yang terlontar dari Adik kembarnya. Sedangkan Seokjin hanya menatap datar sang Kakak. Bahkan Ibu si kembar mencoba untuk menenangkan Seokjun. Namun pandangan tetap mengarah pada eksistensi seorang Kim Seokjin di ambang pintu.

"Sayang, mendekatlah. Apa kau sama sekali tidak merindukan Kakakmu?" tanya Minyoung.

Yang ditanya mengerling malas. "Aku datang kemari hanya ingin berpamitan. Ada urusan yang harus aku selesaikan dan kalian jangan mencariku untuk sementara waktu. Aku pergi selama 2 bulan, entah aku akan pulang cepat atau tidak. Kalian tunggu saja tanpa harus menggangguku."

Kening Nyonya Kim mengernyit. "Kau mau pergi ke mana, sayang? Jangan membuat Eomma khawatir," Minyoung terlihat cemas sekali dikala sang Putra kembarnya yang lain berpamitan untuk pergi. Seolah Seokjin akan pergi sejauh mungkin dari dirinya.

"Eomma tidak perlu tahu. Di luar ada Jieun Noona dan Suaminya yang ingin menjenguk Seokjun," pemuda dingin itu melirik Seokjun yang sudah menangis dalam diam. Membuat Seokjin berdecih. "Hapus air matamu. Kau menangis seakan aku akan pergi selamanya dari keluarga ini." ketusnya.

Secara reflek Seokjun menghapus air matanya yang mengalir. Ia menatap sendu dan sedih pada kembarannya. "Apa kau akan pergi sendiri, Jin-a?" tanyanya.

Seokjin menggeleng. "Tidak. Ada Jonghyun Hyung yang menemaniku, juga keenam sahabatku." jawabnya malas.

Kini Seokjun bisa bernafas lega dan tersenyum tipis. Setidaknya Seokjin tak pergi sendirian. "Syukurlah. Hyung tidak ingin kau pergi sendirian. Jaga dirimu baik - baik. Jangan sampai kau terluka atau sakit, karena itu akan menyakitiku juga." peringatnya.

"Aku sangat tahu itu. Kalau begitu, aku pergi sekarang."

Tanpa adanya sopan santun, Seokjin pergi begitu saja dari kamar rawat sang Kakak. Meninggalkan suasana hening di sana. Seokjun menatap sendu dan sedih pada pintu yang kini sudah tidak ada eksistensi Adik kembarnya. Hanya ada kekosongan di sana.

'Hanya doa Hyung yang selalu menyertai di manapun kau berada, Saeng.'

Di sinilah Seokjin berada

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Di sinilah Seokjin berada.

Gedung terbengkalai, tempat di mana Changryuk di sandera. Di sana sudah ada triple J yaitu Jonghyun, Jaehwan dan Joongi. Lalu ada keenam sahabatnya dan beberapa bodyguard Seokjin di luar ruangan.

Pintu besi itu terbuka. Menampilkan sosok Seokjin yang menatap Kim Changryuk dengan tatapan dinginnya. Yang lain hanya menatap dalam diam pemuda itu. Pria paruh baya Kim duduk di sebuah kursi dengan tubuh terikat seluruhnya. Beberapa luka kering menghiasi wajah dan tubuhnya. Mungkin Seokjin menyuruh anak buahnya untuk memukul Changryuk jika tak menurutinya. Di belakangnya ada Jaehwan.

The Twins ✓Where stories live. Discover now