3. BISIKAN KELAM NESTAPA

82 10 14
                                    

Kicau burung telah bernyanyi dengan merdu dan embun pun memudar, kini langit dan juga awan sedang menanti sang mentari untuk memberikan cahaya ultra violet-nya. Ketika matahari sudah bertengger di langit sana Nahra rasanya enggan untuk bangkit dari ranjangnya. Hari ini ibunya libur bekerja dan hal itu bukanlah hal yang baik untuknya.

Sebenarnya keluarga ayahnya terutama sang bunda, terus saja menyuruhnya agar tetap tinggal di rumah mereka dan gadis itu menolaknya. Dia menolak permintaan Bundanya itu bukan tanpa alasan. Bila Nahra masih berada di rumah Ayahnya, pastilah ibunya akan mengibarkan bendera perang kepada bundanya dan Nahra tidak mau itu terjadi.

Ketika Nahra menutup pintu rumahnya, sosok Arjuna sudah berada di depan rumahnya. Dengan hati-hati pria beralis tebal itu membantu Nahra untuk naik ke motor bebeknya. Setelah itu Arjuna pun melajukan kendaraannya menuju sekolah. Di belakang sana, Nahra asyik memandang gerombolan awan yang selalu setia menemani langit pagi yang cerah.

Kalau ditilik lebih lanjut, sepertinya awan itu definisi dari kata setia. Awan tidak pernah sekalipun meninggalkan langit, sekalipun langit itu menghitam, awan pasti selalu menemaninya dan Arjuna sangat mirip dengan awan tersebut. Arjuna tidak pernah meninggalkan dirinya, kala ia pernah bahagia dia ada dan di keadaan terpuruk pun Arjuna ada untuknya. Dengan kata lain, Arjuna tidak pernah meninggalkannya.

Arjuna, aku tahu kamu ada rasa sama aku tapi maaf aku nggak bisa balas perasaan itu. Aku... pembawa sial dan kalau kita terikat pun pasti kamu akan kenapa-napa.

Saat ini pelajaran kejuruan sedang berlangsung dan sekarang Nahra sedang menghafal bentuk-bentuk napkin dan juga cara melipatnya. Setelah beberapa kali mencoba untuk fokus, bisikan-bisikan aneh mulai terdengar di telinganya. Nahra yang duduk di sayap kanan kelas dekat jendela itu pun mencoba memainkan matanya agar tidak terpejam. Namun, tetap saja mata itu terpejam barang sebentar dan sekarang kelas yang penuh manusia itu telah berganti menjadi terowongan yang gelap gulita. Di terowongan itu dia berjalan tapi setiap langkah yang ia pijak, bisikan itu terus menghantuinya.

"Hidupmu tidak berguna." Nahra menggelengkan kepalanya seusai mendengar suara misterius tersebut.

"Lebih baik kamu terjun saja lagi." Gadis itu tetap menggelengkan kepalanya dan kini teman sebangkunya mulai memperhatikan perilaku Nahra yang aneh.

"Lebih baik kamu mati saja, setelah kamu mati kamu nggak ngerepotin orang lagi lho." Ketika mendengar kalimat ini Nahra menaruh kedua tangannya pada telinganya lalu mulai berteriak, "NGGAK! PERGIIIIII!" Rina yang berada disampingnya pun dengan sigap menepuk bahu temannya tapi Nahra tapi belum sempat ia melakukan niatnya, gadis itu sudah pingsan lebih dulu.

Guru yang sedang mengajar pun segera menyuruh murid lelakinya untuk memboyong Nahra ke UKS dan memerintahkan Rina untuk menjaga gadis malang itu. Setelah orang-orang yang membawa Nahra kembali ke kelas, Rina pun mulai merapikan seragam temannya itu dan netranya tidak sengaja melihat kaus kaki yang Nahra pakai itu melorot sampai mata kakinya. Disaat Rina hendak memperbaiki letak kaus kaki tersebut, alangkah terkejutnya ia melihat luka-luka yang berada kaki gadis itu bahkan masih ada luka yang belum sepenuhnya kering. Luka yang melingkari kakinya sangat banyak dan Rina yakin selama ini teman sebangkunya tidak baik-baik saja.

"Pantes aja, kamu selalu pake kaus kaki itu sampai ke lutut. Kulit kita itu bukan kertas Ra, jangan dicorat-coret pake pisau," gumamnya sembari membuka sepatu Nahra.

***

Kala itu Arjuna sedang berjalan ke perpustakaan yang berdekatan dengan UKS, setelah menemukan buku yang gurunya suruh cari, dia pun hendak pergi dari ruangan tersebut tapi kakinya terhenti tatkala maniknya menemukan Nahra terbaring di gendongan teman-teman sekelasnya. Arjuna ingin melangkahkan tungkainya kesana dan menghampiri gadis itu tapi ia tidak bisa. Guru yang berada di kelasnya butuh buku yang berada di tangannya itu dan pada akhirnya dia kembali ke kelas dengan perasaan galau.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 18, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

ANOTHER DAY TO FIND A RAINWhere stories live. Discover now