OY 19 🔞

2.7K 235 194
                                    

      Udara masih dingin pagi itu, ketika Bima membangunkan Yaka, pergi menemaninya ke atap.

Hanya ada mereka berdua yang ada didorm, seusai semalem memutuskan menginap disana, sepulangnya dari mengisi salah satu talk show, karna jarak dorm lebih dekat dari apartment pribadi.

Yaka resletingkan jaketnya rapat rapat, menghalau hawa dingin yang seakan mencabik cabik, tapi anehnya Bima milih pake baju pendek, entah karena dia cuek atau memang sudah terbiasa, pasalnya Bima suka cerita, tiap kali dia punya banyak pikiran, yang selalu dia lakukan adalah pergi pagi pagi sekali keatap.

Nafas Yaka terengah engah, bersama kaki yang berhasil menapaki atap apartemen itu, perlu dia beritahu, alih-alih menggunakan lift, Bima justru  ngajak dia naik tangga darurat, alasan berolahraga pagi hari, tidak masuk akal bagi Yaka, senang banget nih bocah ngerjain dia.

'Aaaaaa...........

Yaka belum selesai mengatur nafasnya, tapi Bima udah berdiri di pinggiran gedung sambil berteriak kencang, bisa bayangkan sekeras apa dia teriak.

Gak masalah sih, tapi yang Yaka khawatirkan Bima membangunkan para anak kecil penghuni apartement di dekat dorm, apalagi di lantai paling atas, seterkejut apa bayi itu pas dengar suara Bima, langsung nangis pasti.

Semilir angin menerpa badannya, Bima rentangkan kedua lengan, rambut coklat tuanya tertiup angin, menampilkan seluruh dahinya yang berkeringat.

"Hahhh____ suka banget gue, kaya bebas, sebebas bebasnya." Ujar Bima setengah berteriak,

Langkah kaki Yaka membawa dia berjalan mendekat, melirik sebentar arloji di tangannya yang menunjukkan pukul 5 pagi, disekitar masih gelap, lampu-lampu jalanan di bawah sana masih bekerja menerangi pengendara yang mulai padat, biasa, jakarta.

"Cape beneran, tapi enak juga ye disini."

Meniru apa yang Bima lakukan, Yaka membiarkan badannya ikut diterpa angin pagi. Suhu dingin pagi emang terasa menyegarkan. "Gue gak pernah ngajak siapapun kesini,"

Yaka menoleh. "Carel, belum pernah ?"

Bima menggeleng mantap,

"Cuma gue, tapi lu bego."

Sebelah alis Yaka terangkat bingung, tetap menatap Bima yang menyipit dibarengi seutas senyum. "Jaman kita masih sering nginep didorm, lu sadar gue suka bangun jam segini, tapi kenapa lu gak kepo ngikutin gue."

"Pengen banget lu gue ikutin."

"Bukan gitu, gue bisa nebak, lu sebenernya kepo gue pergi kemana, iya kan ?"

Ternyata Yaka yang suka diam diam terbangun bertepatan dengan Bima, lalu pura pura tidur saat Bima mengeceknya, dia tau.

Saking seringnya memergoki Bima, Yaka sampe hapal jam rutin lelaki kurus itu menyempatkan diri keluar, dan kembali jam 6 pagi, sebelum member lain bangun.

"Gue emang kepo, tapi gue gak mau ganggu lu, mungkin emang diwaktu waktu itu, lu lagi pengen sendiri.--"

"Gue juga gitu, makannya, gak berani gue ikutin."

"Kayanya bukan itu alesan lu.---"

"Lu gak suka sama gue, jadi lu kek gak ada rasa buat lindungin gue. Coba kalau yang pergi itu Syden, pasti lu ikutin." Kata Bima, membuat Yaka mau tidak mau menerawang jauh, tidak bisa menolak, bahwa perkataan Bima benar adanya.

Only You | ChansooWhere stories live. Discover now