OY 28

899 118 134
                                    

         Dijalan tadi, Carel tidak banyak berbincang, baik dia maupun Bima sering memalingkan wajah, mengusir canggung yang datang selepas keduanya bicara panjang lebar didorm, kemudian memutuskan segera menemui Syden dirumahnya sekalian menjemputnya pulang, sudah cukup Carel menitipkan Syden dirumah orang tuanya, selanjutnya biar dia ambil kembali tangungjawab itu.

Namun yang tidak dia duga, ternyata dirumah mertuanya, telah kedatangan tamu yang awalnya tidak dia harapkan, tapi jika dipikirkan baik baik, mungkin kehadiran Yaka bisa meluruskan permasalahan antara dia dan Bima diluar masalah dirinya.

Selama diperjalanan pula Carel ingin bertindak jadi dewasa untuk menyikapi perbuatannya, sialnya, ketika dia bertatapan dengan Syd dalam waktu lama setelah sekian lama menahan rindu, Carel secara spontan meluruh, dia ingin memeluk Syden, bersikap seolah dia adalah hewan peliharaan yang ingin bermanja pada majikannya, dia ingin menyimpan kepalanya diatas paha Syden, meminta simata belo mengusap tiap helai rambut gondrongnya, lalu Carel bebas menghirup aroma lavender seperti biasa.

Selama diperjalanan pula Carel ingin bertindak jadi dewasa untuk menyikapi perbuatannya, sialnya, ketika dia bertatapan dengan Syd dalam waktu lama setelah sekian lama menahan rindu, Carel secara spontan meluruh, dia ingin memeluk Syden, bersikap ...

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

(Ngeliatin bapaknya, sebelum nangis minta gendong)

Khayalan yang muncul dari rasa rindunya kian memuncak, andai Molly tidak menangis dan meminta dia gendong, Carel pasti sudah memeluk Syden, serta melepaskan seluruh bebannya.

Pertemuan tak sengaja itu berakhir diruang tengah, Molly ada dalam pelukan Syden, dia ditenangkan dengan susu yang membuatnya tidur lebih cepat, namun tidak akan mudah Syden tidurkan dikamarnya, jadi sementara dia biarkan Molly berada digendongannya.

"Syd, maaf udah bikin lo salah paham."

Syden hela nafas pendek, dia telah mendengar semua penjelasan Carel, mengenai sikap egoisnya belakangan ini, lalu alesan kenapa dia ikut marah saat Syd menuduhnya tanpa bukti.

Sekali lagi Carel hanya tidak ingin terjadi sesuatu pada Bima, bukan karna dia mencintainya atau tuduhan lain terhadapnya, Carel cuma peduli sebab dia teringat Syden yang mengalamin kejadian persis sama, dia tau gimana hancurnya waktu dia sendiri tidak bisa menjaga Syden seperti seharusnya, jika terjadi sesuatu pada Bima, mungkin orang orang yang menghawatirkannya akan mengalami hal serupa, sayangnya kecemasan Carel terlalu dianggap berlebihan, hingga terciptanya tuduhan palsu yang sulit dia jelaskan selain meminta Bima menolongnya.

"Anak yang gue kandung bukan anak Carel, gue sempet berhubungan beberapa kali dengan orang yang gue kenal di club yang sering gue datangi.--"

"Untuk yang satu ini, maafin gue Ka, gue udah terlalu jauh hianatin lu. Tanpa sepengetahuan lu,--"

"Gue tau, lu mungkin sulit percaya, tapi itulah kenyataannya, dia udah jadi partner fwb gue sebelum kita pacaran, gue belum bisa ninggalin kelakuan bejat gue, tapi gue udah berani ngeiyain ajakan lu.--"

Syd tau, Yaka nyaris kehilangan kata katanya, bahkan dari raut wajah tanpa ekspresi itu, Syd bisa menebak begitu jelas, bahwa pemuda disamping kirinya tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri, entah melanjutkan kekecewaannya, atau menerima kondisi Bima meski dia tau, luka dihatinya tidak akan sembuh semudah itu.

Only You | ChansooWhere stories live. Discover now