OY 14

1.8K 182 22
                                    

            Carel beneran mengabulkan keinginan Syd,

Dirabu pagi, sepasang pasusu itu berangkat dari jakarta ke Bandung, menempuh perjalanan nyaris 8 jam, 2 jam lebih lama, karna selain Carel menyetir pelan, mereka banyak istirahatnya.

Membawa janin berusia 7 bulan didalam perut tidak segampang keliatannya, walaupun Syd cuma duduk, dia justru yang sering ngeluh, beberapa kali pindah pindah tempat kekursi belakang buat berbaring, untungnya, Carel mampu jadi suami siap siaga meski ini pengalaman pertamanya, dia memodif bagian belakang mobil menjadi tempat yang nyaman biar Syd bisa rebahan.

Kepada orang hamil diluaran sana, Syd salut kalau mereka masih kuat jalan jalan jauh sampe ada yang naik pesawat, sementara dia menyerah, ini akan jadi perjalanan terjauhnya disaat hamil, habis ini sampe menjelang melahirkan Syd tidak mau berpergian lagi. Kram dibawah perut, keinginan buang air kecil yang sering, serta pinggang yang sakit menahan beban, nggk nggk lagi deh Syd sosoan mau jalan jalan, mending tiduran sambil nonton tv.

"Kuat jalan nggk ? mau pake stroler ?"

Syd mengernyit dalam posisi duduk, Carel baru selesai mengeluarkan semua barang bawaan nya. Mereka ada dipinggir jalan, rumah nenek Syd harus masuk lagi ke gang sempit, tidak bisa masuk mobil, cuma masuk motor, mau tidak mau mereka turun lalu jalan kaki menuju rumah nenek, jaraknya tidak bisa dibilang jauh, tapi ya tidak dekat juga, lumayan memakan tenaga jika itu Syd, apalagi diliat dari raut wajahnya, bisa dipastikan Syd mulai tidak nyaman sama kondisi perutnya.

Makannya, Carel ngasih opsi biar Syd pake stroler dewasa yang bisa menampung beban sampe 70 kilo, sehabis nganterin Syd, Carel balik lagi buat bawa barang bawaannya.

"Jalan kaki.-"

"Tunggu bentar."

"Beneran ?"

Syd mengangguk, Carel yang berdiri disisi kiri mengjongkokan badan guna mengelus perut Syd yang duduk diatas kursi kayu depan warung pinggir jalan yang lagi tutup.

Kedatangan mereka disapa angin yang menyejukan. Meski matahari sedang terik teriknya, disebrang, tepat mata Syd mengarah, ada hamparan pesawahan yang sebagian kecil milik nenek kakeknya, dari tempatnya, Syd mengajak Carel sejenak memanjakan mata, menikmati pemandangan disiang bolong, namun para lansia memilih menghabiskan waktu diladangnya, berkerja penuh semangat. Syd hampir tidak menemukan kegiatan memanen padi dibJakarta, sayang sekali moment yang amat dia sukai harus hilang tersapu jaman.

"Jangan rewel selama disini yah cil, kasian ini emak lu mau nostalgia sama masa kecilnya, jangan lu ganggu." Ujar Carel, menciumi siperut buncit yang naik turun.

Berhubung mereka masih dipinggir jalan, belum memasuki perumahan warga, jadi tidak banyak orang, cuma ada beberapa kendaraan roda 2 yang sesekali lewat.

"Lu ngasih kecebong yang kalem kek Mas, jangan aktif gini. Mentang mentang lu bapaknya, harus mirip." Saut Syd, mengurut halus punggungnya.

Tidak berselang lama, suara mesin motor matic terdengar mendekat, Carel melongok, menemukan si pengemudi yang wajahnya fameliar, namun dia lupa namanya. "Kayanya gue kenal yang, tapi siapa yah lupa."

Syd baru akan menoleh, namun si pengendara sudah ingin berhenti disampingnya. "Nunggu lama gak a ? punten, tadi abis kewarung dulu, disuruh mamah, kirain teh dijalan keneh." Ujar si pemuda berkulit tan, Syd mengenalinya sebagai anak dari adik ibunya.

"Baru kok, belum sampe 15 menit. Ikal mau ngapain kesini ?"

"Kan bade ngajemput aa,"

Dibelakang keponakannya, yang bernama Haikal, ada dua anak laki laki lagi, Syd tidak begitu hafal wajahnya, tapi dia inget, 2 orang itu teman dekat Ikal yang ada disatu sekolah, Syd sering ngeliat distatus wa nya. "Ngapain pake dijemput segala, kaya jauh aja."

Only You | ChansooWhere stories live. Discover now