Part 6

804 75 13
                                    

"Sampaikan salam pada tuhan sang pencipta seluruh alam. Tuhan, titip salam untuknya, jika dia menilak cabut saja nyawanya."
Ay_

Lea mencium pipi Giant dengan gemas dan lenuh kasih sayang, hari ini ia akan terbang ke New York, ia akan sangat merindukan sosok Giant yang menggemaskan.

"Saya pamit dulu ya, Pak. Sebentar lagi pesawat take off," pamit Lea melihat arloji yang melingkar dipergelangan tangannya.

"Selalu memberi kabar situasi disana, saya mempercayakan semuanya pada kamu." Lea mengangguk lalu menarik kopernya. Gara yang melihat kepergian Lea langsung berbalik badan dan pergi meninggalakn area bandara.

*****

Sampai di New York, tepatnya diappartement milik keluarga Felixiantra, tempatnya tinggal sementara di New York.

Lea menghempaskan tubuhnya disofa dan melempar tasnya entah dimana yang ia tau hanya ia lelah dan butuh istirahat. Pikirannya kembali melayang pada kejadian-kejaian lama sebelum ia memutuskan pegi dari negara kelahirannya. Jika saja ia mempunyai kantong ajaib Doraemon pasti ia akan kilas balik dimasa lalu saat ia kacil agar ia bisa kabur lebih dulu.

"Wellcome to New York Azalea, semoga tuhanmu memberikanmu selalu kebahagiaan yang berlimpah," gumamnya menatap langit ruang tv tempatnya rebahan.

Ia lelah, sangat lelah, karena ia dipesawat tidak bisa istirahat, terus merancang kejadian yang akan datang dengan kata 'andai' lalu jika kejadian itu tak terpecahkan ia akan mengomel, sungguh perjalanan yang sangat melelahkan.

Jika di New York Lea sedang sibuk dengan kilas balik, maka di Indonesia Gara sedang sibuk memikirkan apa yang akan terjadi pada sekretarisnya.

Setelah ia pulang dari mengantarkan Lea ke Bandara, sang papa menceritakan asal usul Lea yang papanya dalat dari penyelidikan beberapa detektif.

"Ya tuhan, semoga saja ia aman dari keluarganya di New York." Gara menggumam risau, ia kini berada dikamar Giant menemani sang putra beristirahat setelah bermain seharian.

"Entah apa yang dilakukan tante itu, Boy, daddy sekarang malah seperti suami ditinggal pergi istri tanpa pamit. Menyedihkan sekali nasibku," ucap Gara pada Giant yang sudah terlelap dipelukkannya.

*****

"Good morning, Mrs. Azalea, wellcome to Xantree Companny. Saya Chantrine akan menjadi sekretaris anda selama disini."

"Morning too Chantrine. Terima kasih sudah menyambutku, bagaimana jika kita mulai membahas titik masalahnya?" Lea mengajak Chantrine masuk kedalam ruangan CEO dan duduk disofa.

"Dari yang saya baca disini, semua masalah ada dibagian direktur?" Lea menatap berkas-berkas didepannya sambil mengernyit bingung.

"Bukan didirektur, Chantrine," sanggah Lea melihat kejanggalan dari awal.

"Maksudnya?"

"Lihat, kenapa pemasaran produk harus susah-susah lewat jepang? Kan dari New York bisa langsung ke Singapure walau harus berhenti dibeberapa tempat, tapi lewat Jepang memakan waktu yang lama," ucap Lea mencoret beberapa bagian diberkas tangannya dengan pulpen warna merah.

"Lalu? Kenapa dari devisi pemasaran sejumblah 50 juta tapi kenapa samlai didevisi keuangan menjadi 85 juta? Dan kenapa keuntungan bukan makin meninggi tapi malah menurun?" Lea mencoret banyak berkas ditangannya dengan pulpen merah dan hitam.

"Adakan rapat devisi!" perintah Lea berjalan menuju kursi CEO dan duduk disana sambil mengecek email masuk.

"5 menit dari sekarang seluruh devisi sudah ada diruang rapat lantai 10," ucap Chantrine lalu pergi keruangannya.

Lea mendial nomor atasannya, Tenggara.

"Maaf mengganggu, Pak. Saya akan mengadakan rapat devisi, saya tadi mengirimkan foto berkas yang sudah saya yakin inti masalah ke email anda."

"Akan saya chek."

"See u," tutup Lea meraih tablet dan beranjak keluar ruangan menuju ruang meeting.

******

"Wellcome to Xantres Companny, Mrs. Azalea." Lea mengangguk dan menyuruh seluruh isi ruangan meeting agar kembali duduk.

"Hallo all, good morning. Maaf mengganggu waktu kalian," ucap Lea fokus dengan berkas yang diberikan Chantrine.

"Bagaimana kabar devisi pemasaran?" tanya Lea tanpa menatap peserta rapat dan fokus dengan tabletnya.

"Baik, Mrs. Azalea."

"Devisi keuangan?"

"Baik, Mrs. Azalea."

"Ada apa dengan Jepang?" tanya Lea basa-basi. Ia masih mencoret-coret kembali lembar demi lembar yang berisi laporan keuangan.

"Maksudnya?"

"Foto coppy ini untuk semua yang berada diruang meeting. Secepatnya," perintah Lea pada Chantrine.

Seperginya Chantrine, Lea menatap tajam seisi ruangan.

"Bersyukur saya yang menyelesaikan masalah ini. Mr. Tenggara sedang sibuk dengan urusannya dinegara lain. So? Yang merasa sebab dalam masalah ini silahkan berdiri maka hanya ia yang sakit, jika sampai saya yang mencari tau sendiri maka seluruh keluarga akan sengsara." Lea berdiri dengan angkuh, ia melemparkan pulpennya kearah pintu.

"Sekuat-kuatnya seseorang pasti akan hancur dengan keadilan," ucap Lea dingin.

"Bagikan!" perintah Lea saat Chantrine masuk kedalam ruangan meeting.

"Saya hitung sampai 10, jika tidak ada yang mengaku maka dalam hitungan detik isi ini akan bersarang ditubuh kalian," ucap Lea saat Chantrine mengeluarkan pistol diatas meja.

4 orang berdiri menunduk membuat Lea tersenyum penuh kemenangan.

"Kurang 1, saya tunggu 5 menit. Dan yang belum mengaku anak buah saya sedang dalam perjalanan kerumahmu untuk mengeksekusi keluargamu," ucao Lea berjalan keluar ruangan meninggalkan ruang meeting.

Tak lama Lea pergi masuklah 10 bodyguard dengan sejata lengkap dikedua tangan mereka.




******


Sampe disini dulu
Ay capek bikin konflik jadi maaf kalo jelek konfliknya😂

Baby GiantWhere stories live. Discover now