Apakah Terlalu Berlebihan?

32 7 0
                                    

Kalau begitu, apa yang lebih kau pedulikan? Terlambat bagiku mengungkap ketidakselarasan setelah segala juang kita pertaruhkan. Terus meminta-minta hatimu merusak harga diriku. Namun, di balik itu, harga sebuah kebahagiaanku adalah dirimu.

Untuk apa kita bersama hingga bertahun-tahun, jika lambat laun akan melahirkan luka yang menahun. Aku bukan seekor kelinci percobaan yang bisa kau gunakan untuk menguji eksperimen dari seberapa kuat tingkat kemahiran wanita dalam pengaruh kenyamanan yang dirasakan oleh pria. Tapi aku adalah bahagiamu yang tak mengada-ada. Aku begini adanya, apa kau tak terima?

Lagi pula sebab-sebab kehancuran kita, mengapa selalu saja seolah bukan karena kita? Selalu saja aku yang bertanggung jawab atas segalanya. Begitukah sebuah keadilan yang kau dewakan?

Baik jika harus aku akui. Aku adalah wanita dengan pertahanan hati yang lemah. Mudah bagi siapa saja menyentuh perasaanku dan membuatku jatuh dalam rasa. Siapa pun tahu itu. Semua orang mengenal aku yang mudah jatuh cinta meski dengan cara yang mudah, entah mengapa. Namun, citraku di mata semua orang berganti menjadi lebih baik saat aku jatuh cinta denganmu. Aku menjadi orang yang setia, tak bisa hatiku diberi pada siapa saja yang meminta. Alasannya hanyalah dirimu.

Saat menyepakati kita menjadi sepasang yang kau katakan, rasanya tak ada lagi yang bisa membuatku tertarik selain dirimu yang telah mengubahku. Itu hal yang paling tersulit tapi kau mampu melakukan itu.

Lalu, apa terlalu berlebihan jika aku melangitkan ingin untuk tetap bertahan? Bagiku, kau pun berlebihan atas segala kesalahanku yang selalu kau uraikan secara meluas. Tak bisakah kau ingat jauh lebih banyak peranku dalam setiap bahagiamu? Setidaknya, satu atau dua momen saja, tak apa. Karena hal ini membuatku merasa kau membuang semua usahaku dan bicara seolah aku tak pernah sedikit pun berarti bagimu.

Masih belum mengertikah apa sebabnya aku tak ingin melepasmu? Bagiku tak ada yang terbaik, tak ada yang jauh lebih menarik.

Tolong pikirkan seribu kali lagi. Kupastikan keputusanmu untuk selesai adalah keliru dan kau akan menyesal atas keputusan itu. Mari, kuberi waktu untuk berpikir dalam tujuh hari. Jika waktu habis dan keputusanmu tetap begitu, kuberi waktu lagi, jika tak berubah dan tetap teguh, kuberi waktu lagi. Akan terus begitu sampai kau sadari keputusan terbaik adalah bertahan dan tetap tinggal. Takkan kubiarkan kau menang dalam gagal mencintaiku yang merupakan suatu ketidakinginanmu.

____________________________________
© nidashofiya (2020)

DIALOGIKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang