"Orang itu menggunakan hoodie dan kepalanya tertutup oleh tudung. Jadi wajahnya tak begitu jelas di kamera." jelas Jonghyun.

Mengusap surai ungunya ke belakang dengan kesal. "Tolong Hyung. Sekali lagi check kembali CCTV itu dan cari tahu siapa orang itu. Aku tidak mau tahu. Intinya Hyung harus segera dapatkan wajah orang itu sebelum aku melukaimu!"

Bip

Sambungan tiba - tiba diputus sepihak dengan perasaan kesal. Seokjin sungguh sangat teramat kesal ketika pekerjaan Jonghyun tak membuahkan hasil. Pemuda ini memijit pangkal hidungnya penat sekali lagi. Salah satu tangannya berkacak pinggang.

Kepalanya menoleh. Sang Ibu masih tertidur pulas. Ia bisa bernafas lega. Perlahan Seokjin melangkahkan kakinya kembali ke tempat duduk. Namun langkah kakinya terhenti dikala benda pipih berbentuk persegi panjang itu kembali bergetar. Menandakan seseorang tengah menghubunginya kembali.

"Ck. Siapa lagi ini?!" dengusnya kesal.

Dengan teramat malas Seokjin mengambil dan menatap layar ponselnya. Salah seorang bawahan yang memeriksa kediaman Nana menghubungi dirinya. Entah apa yang ingin dibicarakan olehnya.

"Ada apa?" Terdengar jelas kalau Seokjin begitu malas merespon pria itu. Tiba - tiba ia memutar matanya jengah. "Kalian belum menemukan apapun di kediaman Im?" Jawaban dari seseorang di seberang sana membuat Seokjin terlihat kesal dan kecewa.

"Cari surat pengalihan Perusahaan itu sampai dapat, sebelum kita mencari keberadaan wanita ular sialan itu! Kalian mengerti!" titah Seokjin keras dan langsung ia memutus panggilan sepihak.

Panggilan telah berakhir Seokjin mengusak surai ungunya kasar. Rambutnya sampai acak - acakan karena kesal. "Kenapa masalah ini semakin membuatku pusing? Aiissh!!" Sekali lagi ia mengacak rambutnya kesal.

Mood buruk kali ini tak membuat dirinya kembali duduk di kursi tunggu. Justru Seokjin berdiri bersandar pada dinding koridor rumah sakit. Terdapat jarak yang cukup jauh dari sang Ibu yang terlelap. Ia hanya takut mengganggunya jika perasaan kesal dan emosinya belum bisa ia kendalikan.

Benda pipih berwarna hitam yang masih berada di genggamannya bergetar lagi. Namun hanya sebuah pesan masuk dari Jonghyun.

From: Jonghyun Hyung

Aku sudah mendapatkan gambar wajah dan data orang yang sudah menembak Jungkook. Orang itu Lee Junghwan, sahabat baik Kim Seokjun selama di kampus. Junghwan memiliki hutang yang cukup besar kepada Im Jin-Ah alias Nana.
Nana mengajak kerja sama dengannya. Jika menolak, Junghwan akan dipenjar. Karena takut berakhir dia menerima kerja sama itu untuk menghancurkan keluargamu.
Kau berhati - hatilah. Hyung akan segera mencari keberadaan Junghwan.

Read

Kedua tangan Seokjin terkepal kala dirinya membaca pesan dari Jonghyun. Sorot matanya berubah menajam dan menakutkan yang memandang lurus ke depan. Tak menyangka Junghwan bisa berbuat hal sekejam ini. Hanya karena hutang, ia menerima kerja sama bodoh itu.

BUGH

"Sial!! Apa yang dikatakan Jungkook memang benar! Lee Junghwan sialan!" geramnya tertahan.

Dada Seokjin naik turun. Terengah - engah karena emosi. Wajahnya mulai memerah dan emosi semakin naik sampai ke ubun - ubun. Sejenak mata itu terpejam. Perlahan ia menarik nafas dan menghembusnya, berusaha mengatur nafas dan emosinya. Beberapa menit kemudian, nafasnya mulai teratur. Amarah telah mereda dan itu karena dirinya sendiri. Usaha untuk menenangkan diri tak sia - sia. Namun ia tetap berdiri di sana dengan punggung bersandar di dinding dan kedua tangan terlipat di depan dada. Menunggu jalannya operasi transplantasi Jantung berakhir.

The Twins ✓Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz