#21

11 1 0
                                    


Manis, dan Lezat. Itu lah yang kurasakan seketika buah ini masuk kedalam rongga mulut ku, Mataku terbuka lebar seketika lalu terpejam guna lebih menghayati cita rasa dari buah ini

"Apakah kau mengenali buah itu ?" tanya Grand
Seketika ku membuka mata lalu menggelengkan kepala ku
"Itu adalah buah yang sangat terkenal di sinih, orang-orang menyebutnya froúta atau buah ter enak se Agharta, di daratan kita dapat menemukannya di Negara jepang dan beberapa orang membuatnya menjadi selai
"Ohyaa,? Aku tidak tahu soal itu" kataku,

Aku sangat yakin Grand telah naik ke permukaan dan menetap cukup lama, dia hampir mengetahui segalnya soal permukaan dan tak mungkin rasanya jika dia hanya menetap beberapa hari, apakah karna kepingan itu ?
soal kepingan itu, mungkin nanti aku akan menyimpannya dan membawanya seketika kembali ke permukaan dengan begituh ku bisa menjawab beberapa soal test untuk mengikuti ujian masuk ke perguruan tinggi

"baiklah sudah waktunya kamu istirahat, kita harus menyiapkan tenaga untuk besok" kata Grand sambil memberi ku sebuah slepping bag berwarna hitam dan satu bantal kecil di dalamnya terdapat beberapa tombol
"ini apa grand ?" tanyaku sambil menunjuk tombol itu
"Itu adalah pengatur suhu, kau bisa menyesuaikan suhu dengan tombol itu dan beberapa tombol lainnya bisa kau gunakan untuk memutar musik"
"Kerennnn" dengan cekatan aku langsung menggelarnya lantas masuk ke dalamnya
setengah tubuhku mulai tertutup dengan selimut tidur ini dan sebelum ku menyelimuti seluruh tubuhku
"Selamat malam Grand" kataku
Grand menoleh dan terdiam melihatiku terlihat senang sekaligus heran, dan melanjutkan menggelar selimut tidurnya itu

Waktu terus berjalan, pikiran ku sedang melayang saat ini, seraya menatap tombol tombol di dalam selimut ini, sampai tak sadar ku menekan tombol untuk menaikan suhu terlalu lama, membuat ku seketika merasa terbakar,
"PANASS PANASS" teriakku sambil dengan cepat mencari tombol untuk menurunkan suhu kembali normal
"BRISIKK!" triak Grand dari dalam selimutnya
"Maaf" kataku pelan
suhu selimut ini kembali normal, sekarang ku dapat menerbangkan pikiran ku lagi, ku mencoba memainkan beberapa musik dari selimut ini, akan tetapi musik-musik ini sangat asing di telingaku,
mulai dari instrument dan vocalnya sangat berbeda, aku pun mematikannya dan kembali memejamkan mataku,

.

"Hauugghh" aku menguap membuka lebar mulut ku, tidur ku semalam sangat lah nyeyak dengan selimut berteknologi tinggi ini membuat ku merasa ingin melanjutkan lagi tidur ku, kepalaku masih di hantui oleh baying-bayang ibu, bagaiamana keadaan ia disana, apakah dia baik-baik saja, ohya Grand pasti sedang menunggu ku di luar, pukul berapa sekarang ? aku tak merasakan adanya tanda-tanda matahari terbit atau pun suara kicauan burung (Phuyu)

Perlahan aku pun mulai membuka kantung selimut ini, seketika ku membukanya pasir bertumpahan menjatuhi wajah ku, Lantas dengan cepat ku langsung menutupnya kembali, setelah ku menutupnya, ku mulai meraba sekeliling kantung selimut ini, HA!

Tak mungkin, Grand tak mungkin mengubur ku hidup-hidup, aku pun seketika panik,
"GRANDD!!" teriakku
"GRANDD!!" Teriakku lagi
aku tak merasa adanya respon dari Grand, ku mulai berpikir jernih, akan tetapi pikiran jernih apa yang dapat mewakili keadaan ku saat ini, alasan yang sangat masuk akal ialah bahwasanya telah ada seseorang yang menguburku hidup-hidup

Tanah di sekeliling ku mulai bergetar, aku memiliki firasat buruk soal ini, perlahan ku merasakan diriku sedang terangkat lalu perlahan mendarat di tanah, pada saat yang sama ku mulai membuka penutup selimut ini, "Awwww" sinar mentari pagi menyilaukan pandangan ku, aku pun menghalanginya dengan tangan ku , dari terangnya sinar matahari mucul siluet pria menutupi matahari, aku berdiri dan muali duduk, sinar matahari tak lagi menyilaukan mataku aku pun dapat melihat jelas, Pria itu ternyata Grand akan tetapi ada yang berbeda, di wajahnya terdapat beberapa luka memar dan di betis kakinya ada darah bekas sayatan
"GRAND? Apa yang telah terjadi ?" tanyaku langsung
Grand tak berselera menanggapi pertanyaan ku

"Bangunlah kita segera berangkat ke bibi leta menjemput teman mu" kata Grand
"Katakan lah" pintaku
"itu tidak lah penting , bersiap lah" kata Grand sambil melangkah masuk ke dalam iglo

Baiklah ku mencoba menahan rasa penasaran ku meskipun ku sangat ingin mengetahui penyebab luka itu, ku tak bisa melihatnya demikian, sebagaimana pun buruknya dia, dia tetap berjasa bagiku.

Seketika ku keluar dari kantong selimut ini, dengan cepat kantong selimut ini terlipat dengan sendirinya , wow teknologi disini sangat lah canggih, Grand pun keluar dengan beberapa kain yang menutup luka di pergelangan kakinya sambil sambil menggendong tas dan membawa satu tas lagi, tas itu pasti buat aku

"Nihh bawa lah" kata Grand sambil melempar kan tas itu
aku pun sontak berdiri lalu menangkapnya, Heyy tenaga ku mulai terisi kembali, padahal semalam jangankan berjalan, berdiri pun terbata-bata

"kita akan berjalan, ingat jangan manja, dan jangan sesekali menyusahkan" gerutu grand
"Baiklah" kali ini gua nurut amah Grand meskipun itu bukan sama sekali tipe ku

"Ta.."
Grand seketika memotong memotong pertanyaan ku dengan lototan matanya serta kerutan di dahinya
aku masih penasaran kenapa kita tidak menggunakan portal saja, dia kan pengendali tanah seharusnya ia bisa dengan mudahnya membuat tembok dari tanah lalu menempelkan portal itu

Grand pun merapikan dan bersiap untuk berangkat, wow Iglo yang di buat oleh Grand telah kosong, ia pun seketika mengembalikannya ke bentuk semula datar dengan tanah Kerennn, entah apa yang di lakukan Grand ia menyemprotkan semacam parfume kesana kemari lalu memasukkan parfume itu kembali ke dalam tasnya lantas berjalan maju

Sungguh begituh sulit untuk menahan rasa penasaran ini, meskipun aku bukan tipe orang demikian
aku pun mengikuti Grand seraya mataku beberapa kali menengok ke arah pergelangan kaki Grand, dan beberapa luka memar tepat di wajahnya

Kita berjalan ke arah tebing yang langsung berhadapan dengan laut, dari sini ku telah bisa merasakan indah nya angin laut, Ahhh, ku menghadapkan wajahku tepat berlawanan dengan arah angin sehingga ku bisa lebih leluasa menikmati angin yang sejuk ini

"jaga matamu, bunga itu bisa muncul kapan pun" kata Grand
"bunga itu ? apa yang kau maksud bunga itu ?"
"øyet helli, bunga yang membuat mu berhalusinasi sewaktu pertama menginjakkan kaki di Agharta"
"Hooo bunga itu, apakah bunga itu muncul dari bawah tanah Grand ?"
"Yah jadi berhati-hatilah, kita akan menuruni tebing ini di bawah sana terdapat Gua, dan disituh ada perkampungan tempat bibi leta yang sedang merawat temanmu" 

AGHARTAWhere stories live. Discover now