Masalah biasa

191 10 5
                                    

Cahaya mentari mengganggu tidur nyenyak dua insan itu. ralat, hanya seorang insan yang masih nyaman tertidur di dalam pelukan seseorang. Matahari bahkan hampir sejajar di atas kepala manusia tapi Aliana masih tidak ada tanda-tanda akan terbangun dari tidurnya.

Sementara Kay, dia tidak bosan memandang ratu di hatinya itu. Jari-jarinya menari-nari di wajah Aliana, mencari celah yang tidak bisa dia temukan. Tangannya berpindah mengusap-usap punggung Aliana, memberikan kesan nyaman untuk Aliana, mungkin ini salah satu faktor Aliana masih belum terbangun sampai saat ini.

Suara dobrakan pintu membuat Aliana yang masih bermimpi tetarik ke dunia nyata, alisnya mengerut, perlahan-lahan matanya terbuka. Pandangan pertama yang dia lihat adalah Kay yang  hanya berjarak beberapa centi, Aliana bahkan bisa merasakan deru napas Kay.

Setelah nyawa-nyawanya terkumpul sempurna, Aliana menjauhkan tubuhnya dari Kay, hingga dia akan terjatuh dari ranjang, tapi untunglah dengan sigap Kay memegang punggung Aliana.

“ kau nanti terjatuh,” ucap Kay pelan, kedua tangannya memeluk Aliana yang menempel di dadanya.

Setelah di suguhkan sesi romantis mereka, Dean sang pendobrak pintu akhirnya membuka suara.

Ekhmm

“ Kay, aku mau ngomong sesuatu.”
Dean melirik Aliana sebentar, sebagai kode untuk Kay.

“ apa?” Tanya Kay.

“ ehm, ada masalah di kantor.”
Kay menaikkan alisnya, seperti bertanya “ masalah apa?”

“ masalah biasanya.”

Kay mengangguk mengerti, sepertinya ada saja orang-orang yang ingin mengganggu ketenangannya. Aliana membalik badannya, di lihatnya Dean dan Kay bergantian, kenapa Kay terlihat biasa saja padahal Dean mengatakan ada masalah, sedangkan Dean sebagai informan sudah panas dingin.

“ aku lagi gak nafsu berurusan sama mereka, kamu heandle aja.”
Kepala Kay di dekatkannya ke dada Aliana, membuat si empunya sangat tidak nyaman, apalagi Dean yang melihat kemanisan mereka, hanya bisa mengumpat dalam hati.

“ tapi kali ini, dia bawa pengacara Kay.”

“ bagus, kamu tinggal suruh pengacara kita yang ngurus, beres,” ucap Kay tidak jelas, karena posisinya yang sedang memeluk Aliana.

“ aku udah hubungi pengacara, tapi mereka tetap ribut di kantor, mereka membawa beberapa bukti entah asli atau enggak, bahkan mereka membawa wartawan.”

Dean frustasi melihat balasan Dean yang tenang saja, padahal masalah biasa seperti ini bisa merusak citra perusahaan mereka.

“ emang masalah apa sih,” tanya Aliana yang darit adi mengikuti alur tapi tidak mengetahui topiknya. Matanya melihat Dean menuntut jawaban.

“ wanita kesekian yang mencari masalah dengan Kay.”

“ mencari  masalah bagaimana?”

“ berbagai macam, ada yang katanya pacar Kay, calon istri, ibu anaknya, pelecehan, hingga di perkosa dan kali ini dia mengaku di perkosa Kay, bahkan dia memberikan bukti,” jelas Dean panjang lebar.

Aliana hanya mengangguk mengerti, kalau dari tadi dia tahu topiknyakan dia akan mendengarkan dengan cermat. Dengan paksa Aliana melepas rengkuhan Kay darinya, berjalan mendekati Dean yang masih berdiri dan tidak tahu mau melakukan apa.

“ kamu mau kemana?” Tanya Kay, dia sudah panik kalau-kalau Aliana marah dan semakin membencinya, padahal dia berani bersumpah bahwa tidak pernah melakukan tindakan yang di tuduhkan itu kepadanya.

“ pergi.”

Ucapan singkat itu semakin membuat Kay kalang kabut, tanpa pikir panjang dia mencabut jarum infus di tangannya dengan hati-hati, berjalan menghampiri Aliana yang tidak berekpresi.

“ jangan marah, aku tidak pernah melakukan itu sumur hidupku.”
Kay menggenggam kedua tangan Aliana, sorotnya penuh keyakinan.

“ aku tahu, aku hanya ingin pergi ke kantor.”

“ ke kantor? Kantorku? untuk apa?” Tanya Kay bertubi-tubi.

“ ya kantormu, untuk bertemu wanita itu.”

Kay terkejut, yang dia tahu Aliana tidak suka ikut campur dengan urusan orang lain, apakah dia sudah termasuk bukan orang lain lagi bagi Aliana? Bolehkan Kay berharap itu?

****

Seperti yang di katakana Aliana, bahwa dia ingin bertemu wanita yang mencari masalah dengan Kay itu. Saat ini mereka berdua saling berhadapan, Aliana dengan tampangnya tak berekspresi dan wanita itu yang memandang Aliana hina.

Aliana meneliti penampilan wanita itu yang menurutnya terlalu glamor, tidak ada yang menarik dari wanita itu selain yang dia kenakan dari atas sampai bawah barang bermerek.

“ anda siapa?” Tanya Aliana bernada rendah, tapi memiliki aksen dingin yang menyebar ke segala arah.
Kay yang setia di samping Aliana merasa sedikit takut dengan Aliana yang memberikan tatapan mengintimidasi wanita itu.

“ saya orang yang akan menuntut mister Dalbert,” wanita itu menaikkan dagunya tinggi-tinggi, padahal entah apa yang perlu di banggakan wanita itu.

“ kalau anda ingin menuntut, langsung ke pengadilan, tidak usah membuat kekacauan di perusahaan suami saya.”

Ucapan Aliana bagai Sambaran petir kepada beberapa orang yang di situ, baik para pengacara, maupun karyawan yang mencuri waktu melihat sesi menegangkan ini.

“ hahaha, astaga, apa-apaan ini bukannya mister Dalebrt tidak punya pasangan,” wanita itu meremehkan Aliana, senyum sinis menjadi penutup tawanya yang membahana.

“ saat ini anda sebaiknya pulang, kami akan menunggu pangilan dari pengadilan,” ucap Aliana yang masih tenang, tidak ada keraguan dan ketakutan dalam setiap ucapannya.

Wanita itu memandang sinis, matanya melirik Kay yang berada tepat di samping Aliana, entah jenis senyum apa yang di berikan wanita itu, tapi Kay tidak menyukainya. Kay menggengam tangan Aliana, dia mengangkat tangan mereka hingga terlihat oleh semua orang.

“ saya rasa semua yang di katakan istri saya itu benar, anda seharusnya pergi dan melakukan gugatan ke pengadilan, sebelum saya dahulu yang menggugat anda karena menggnggu ketenangan saya.”

Kay menarik tangan Aliana mengikutinya, mereka meninggalkan orang-orang yang masih terpaku, ada yang masih shock karena ucapa bos mereka, dan ada yang merasa tersinggung karena ucapan Kay itu.









Tbc


Tbc

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.




Hy hy
Gue muncul lagu gaess

Jangan lupa
Vote, comment & share

Love or ObsessionWhere stories live. Discover now