cool boy

388 19 2
                                    

Vote, comment & share

"bukankah dia sangat tampan."

" yaampun jodoh gue itu."

"mundur mas, gantengnya kelewatan."

"itu mahasiswa pindahan itu kan?, udah punya fans bejibun aja tu orang."

****

" Al, buangkan sampah ini untukku!"

" Al, pergilah ke kantin, belikan aku nasi goreng yang masih anget."

" Al, makalah ku sudah siap?"

Seorang gadis berperawakan mungil merasa kebingungan harus melakukan apa terlebih dahulu, dia menggaruk kepalanya yang tidak gatal, akhirnya dia memutuskan untuk mengambil makalah yang telah dia kerjakan kemarin lalu memberinya ke seorang gadis yang mengenakan rok mini, lalu dia mengambil sampah dan uang untuk membeli nasi goreng.

Beberapa orang menganggap dia dungu, berapa orang mengganggap dia manusia lugu yang di manfaatkan orang sekelilingnya, dan beberapa orang menganggap dia itu gadis yang tidak bisa membela dirinya sendiri, tetapi berbeda dengan gadis itu, dia menganggap apa yang di lakukan nya ini tidak seburuk apa yang di pikirkan orang, jika di jalankan dengan hati yang ikhlas tidak begitu berat, lagi pula gadis itu tidak mau mencari masalah karena tidak melakukan apa yang di suruh teman-temannya. Gadis itu melemparkan senyum kepada semua orang yang di lewatinya, ceria dan lagu, itulah penilaian orang tentangnya.

Seorang pria mengambil sampah dari genggaman gadis itu, dia menarik sampah itu tanpa meminta persetujuan si gadis, gadis itu tersentak kecil tetapi beberapa detik kemudian dia tersenyum senang.

"apa lo akan hidup seperti ini selamanya?lo ini bodoh atau apa?" pria itu menggerutu. Si gadis hanya tersenyum kecil lalu melirik pria itu dari balik kaca matanya.

"tidak apa-apa gue hidup seperti ini kan ada Ax yang selalu bantu gue," gadis itu tersenyum sampai matanya berbentuk bulan sabit.

" cih, gue gak akan selalu ada buat bantu lo, belajarlah menolak permintaan orang dan sekali lagi gue tegasin nama gue bukan Ax," Pria itu melempar sampah ketempat sampah tanpa peduli sampah yang dia lempar tidak masuk atau berserakan, mereka melanjutkan perjalanan menuju kantin.

"bukannya lo juga manggil gue pake nama depan sedangkan semua orang manggil gue pakai nama akhir gue, jadi menurut gue gak apa-apa tuh panggilan gue berbeda dari mereka."

" gue panggil Vi karena lebih bagus dari pada nama Al, tetapi terserah lo lah mau manggil gue apa, terserah," pria itu menekankan di akhir kalimatnya, dia mempercepat langkahnya hingga mereka memiliki jarak yang cukup jauh.

"Ax, tungguin gue."

****

Bertambah satu lagi personil sarapan bersama di keluarga kecil itu, pagi ini suasana sedikit canggung, Kristal sebagai tamu tak di undang sedikit risih mendapati tatapan dari kakak sepupu Aliana tersebut.

" kak, sudahlah kenapa dari tadi kau memberi Kristal tatapan seperti itu," Azfer mengalihkan tatapannya, betul kata Aliana kenapa dia berperilaku tidak sopan kepada tamu mereka.

" ah, maaf Kristal, saya masih terkejut melihat orang terpandang di Indonesia bertamu di rumah saya yang sederhana."

" saya yang seharusnya minta maaf karena bertamu tiba-tiba."

" tidak perlu sungkan, ayo kita mulai sarapan," ucap Azfer, mereka mulai makan dengan tenang, terkadang di selingi dengan ucapan lucu dari Zayn.
Aliana dan Kristal membersihkan meja makan beberapa menit setelahnya, akhirnya Kristal berhasil bernapas lega, jujur saja dia tidak nyaman ketika makan tadi, mereka baru kenal tetapi Kristal sudah bermalam di rumah keluarga ini.

" lo jadi kan nemenin gue lihat apartemen," ucap Kristal.

" jadilah, yok sekarang aja, gue udah siap nih," ucap Aliana yang sedang mencuci tangannya setelah selesai mencuci piring.

" eitss, gue ganti baju dulu, lo juga ganti baju gih, baju lo kaya pembantu di rumah gue aja."

****

" gue capek Al, kita udah kesana-kemari tetapi belum ada juga yang cocok sama kantong dan keinginan gue," ucap Kristal sembari menepuk-nepuk kakinya yang pegal, Aliana hanya geleng-geleng kepala melihat princess asal Indonesia itu, dari ujung rambut sampai ujung kaki penampilan Kristal sedikit berubah dia tidak terlalu mewah, tetapi perilakunya masih seperti Princess, apa yang dia mau harus ada tanpa bersusah payah.

" kali ini, mau harga berapapun gue akan tinggal disitu, gue udah capek banget."

" tapi kalau uang lo nanti habis gimana?"

" terpaksa gue akan jual kalung ini," Kristal mengelus kalung berbandul berlian itu.

" tapi itu kan kalung kesayangan elo."

" dari pada gue mati kelaparan di negara ini, setidaknya gue harus bertahan disini selama setahun, mungkin selama setahun orangtua gue akan batal jodohin gue."

" yaudah, mending kita lihat apartemen selanjutnya."

****

Seorang wanita dengan pakaian yang elegan berjalan menuju seorang pria yang baru keluar dari sebuah ruangan, banyak pasang mata yang memperhatikan apa yang akan di lakukan wanita itu. Langkah bak model itu berhenti di depan seorang pria yang menjulang tinggi. Dean yang mengerti keadaan langsung menghalangi wanita itu dari bos besarnya, Kaydan. Wanita itu menatap Dean tajam, sebenarnya Dean sedikit takut karena mata wanita itu yang membola seakan ingin keluar dari tempatnya, bukan takut dalam artian takut, Dean hanya takut tiba-tiba mata wanita itu keluar dari tempatnya, tetapi Dean dengan segenap keberaniannya tidak gentar bila hanya di tatap seperti itu oleh wanita yang tidak di kenalnya.

Wanita itu mendorong Dean, tapi apa daya sedikit pun Dean tidak bergerak dari posisinya, untuk melancarkan aksinya dia harus memiliki banyak cara, yaitu dengan menginjak kaki Dean dengan high heelsnya.

" auuu," pekik Dean, dia sedikit bergeser dari posisinya, sehingga membuat wanita itu langsung berhadapan dengan Kaydan, sementara Kaydan, dia hanya menatap wanita itu tanpa ekspresi, dia terlalu sering menghadapi situasi seperti ini. Tangan wanita itu bersiap ingin menampar Kay yang langsung di tangkis Kay sendiri, dia mencengkram tangan wanita itu kuat hingga si wanita meringis menahan sakit.

" kau siapa?" ucap Kay dingin.

" dasar pria brengsek, saya wanita yang kau tiduri dan sekarang mengandung anakmu," ucap wanita itu lantang. Kay menyeringai, dia menghempaskan tangan wanita itu, lalu merapikan jasnya.

" Dean, ini tanggal berapa?"

" tanggal 18."

" berarti kamu harus lebih meningkatkan keamanan, setidaknya masih ada 2 wanita dalam bulan ini yang akan mengaku-ngaku seperti wanita ini," wanita itu masih menganga mendengar ucapan Kay, sementara Kay berjalan melalui wanita itu, dia baru selesai rapat dan sekarang dia ingin beristirahat sebentar, drama yang wanita itu ciptakan tidak akan Kay biarkan mengganggu waktu istirahatnya.

Dean memanggil pengawal yang sedari tadi siap untuk menerima perintah, dengan gerakan tangan saja wanita itu di bawa para pengawal Kay dengan tidak elite, sementara beberapa orang yang baru saja menyaksikan drama singkat tadi mulai berhamburan, suatu hiburan tersendiri bagi karyawan disini melihat seorang wanita yang mengaku sebagai pacar, istri, bahkan, wanita yang hamil anak Kay, tetapi beberapa karyawan masih heran bagaimana wanita ini bisa lewat dari keamanan kantor yang cukup ketat menurut mereka.

Setelah memastikan wanita gila yang kesekian kalinya sudah pergi, Dean pun bergegas ke ruangannya, memiliki bos yang gila kerja membuat Dean juga di haruskan gila kerja.



Tbc

Vote, comment & share

Love or ObsessionNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ