hypocritical

172 6 1
                                    

“ berbahagialah, lupakan semuanya.”
Mereka saling berpelukan, tidak ingin melepas karena mereka tahu mereka saling memberikan kekuatan, tapi kali ini takdir membuat mereka berpisah, takdir yang kejam membawa salah satu dari mereka.

“ lo bukan orang jahat yang tidak berhak bahagia.”

“ takdir yang kejam ini membuat lo seolah-olah orang jahat, tapi gue tahu, lo tidak pernah seperti itu.”

Tidak ada sepatah katapun yang keluar, jiwanya sudah menghilang beberapa minggu yang lalu. Tidak ada yang bisa lagi membuat wanita itu bahagia.

Sahabatnya melepas pelukan mereka, tangisnya tumpah begitu melihat wanita itu yang masih diam, juga tidak menampilkan ekspresi. Bergaya seolah-olah dia orang yang paling jahat di muka bumi ini, bergaya seolah-olah tidak ada kebahagiaan yang berhak di terimanya.

****

Aliana memarkirkan mobilnya. Ralat, mobil Kay yang dia gunakan seenaknya. Kalya turun tepat di depan pintu, tidak perlu repot-repot memarkirkan mobil karena satpam di rumah itu akan memarkirkannya dengan senang hati.

Dengan ekspresinya yang dingin Aliana melewati para mide yang  tersenyum menyambut nyonya rumah. Seperti biasa Aliana tidak mengeluarkan sepatah katapun. Semua keperluan rumah bak istana ini masih di atur oleh kepala pelayan, tidak ada permintaan atau perintah dari nyonya mereka.

Aliana memasuki kamar mereka, di ambilnya sebuah kotak yang sengaja ia letakkan di bawah tempat tidur. Aliana membukanya, di gengganya sebuah figura.

Tes tes

Selalu seperti ini, Aliana selalu menangis melihat figura itu, figura yang menjadi bukti bahwa dia tidak berhak untuk bahagia.

“ maafkan aku,” bibir Aliana terasa kering mengucapkan itu, dadanya menjadi sesak saat kilasan itu muncul kembali.

Aliana meletakkan kembali figura ketempatnya, figura ini hanya di jadikan sebagai tamparan untuk keinginan Aliana.

Ting

suara pertanda pesan masuk. Aliana menghapus air matanya, dilihatnya handphone yang tergeletak tidak jauh darinya. Tertera nama Kristal.

lo ada waktu?

Ada

Sebenarnya gue ma ngajak lo main, tapi kayanya waktunya gak pas deh, inikan udah malam.

Masih jam 8 kok, lo mau kita kemana?

Cafe kuy

Kuy

Bergegas Aliana mengambil tasnya, tidak membutuhkan waktu yang lama, dia sudah melaju menggunakan mobilnya yang baru datang dari bengkel. Tidak perlu terburu-buru, Aliana menikmati berkendara di malam hari ini, cahaya yang berkelap-kelip di jadikan sebagai penghibur.

Aliana memeriksa alamat café yang di kirim Kristal, dia tampak bingung, pasalnya tempat sesuai alamat ini bukan cafe tetapi bar. Aliana mencoba menelfon-nelfon Kristal tapi tidak di angkat, akhirnya Aliana berjalan memasuki bar itu.

Aliana mengedarkan pandangannya, banyaknya orang membuat Aliana sulit menemukan Kristal, sosok wanita di meja bartender terlihat familiar bagi Aliana. Dengan langkah pasti Aliana mendekati sosok itu.

“ hei, lo gila ya, pake mabuk segala lagi,” ucap Aliana sambil menepuk pundak Kristal, Kristal menoleh dia memberikan cengiran. Kristal menarik pergelangan tangan Aliana agar Aliana duduk di sampingnya.

Love or ObsessionWhere stories live. Discover now