1 | Bukan Keinginanku

62 12 1
                                    

Disore yang cukup cerah dengan awan yang mulai gelap beberapa siswa (i) mulai berhamburan keluar dari sekolah melewati gerbang cukup besar.

Seorang petugas sekolah melambaikan tangan kepada siswi yang tengah berjalan keluar bersama temannya

"Ayah---" --- Do Yeon

Dengan cepat Do Yeon menghampiri pria paruh baya yang tersenyum kearahnya

"Kau akan pulang?"----- Ayah Doyeon

"Iya. Tapi, aku akan mengantar se jeong terlebih dahulu" ---- Do Yeon

Kim Se jeong menundukan kepalanya kepada ayah do yeon dengan sangat sopan dan senyum manis diwajahnya

"Aku meminta bantuan kepada doyeon untuk mengantar ku ke swalayan" ----- Se Jeong

"Kenapa? Apa ada yang kau butuhkan?" ---- Ayah Doyeon

"O- itu.." ----- Se jeong

Do yeong meraih tangan kim se jeong secara tiba tiba

"Ayah,, kami duluan. Aku akan pulang tepat waktu" ---- Do yeon

Kim Se Jeong dan Do Yeon pergi sembari melambaikan tangannya menjauh dari area sekolah.

Kedua gadis remaja itu menunggu sebuah bus yang akan berhenti di pemberhentian tujuan mereka.

Sebuah notifikasi pesan terus muncul terlihat di ponsel milik se jeong. Dengan wajah malas se jeong menutup ponsel dan fokus dengan jalanan dimana beberapa kendaraan lewat didepannya

"Ibumu?" ---- Do yeong

"Iya" ----- Se jeong

"Tahun ini kau akan lulus dan mulai mempersiapkan diri masuk ke universitas. Bagaimana dengan orang tua?" ---- Do Yeong

"Aku masih belum memberitahu mereka tentang pendaftaran dari pak kwan" ----- Se Jeong

"Bagaimana jika orang tua mu marah? Apa kau akan melawannya?" ---- Do Yeong

"Aku tidak tahu"
"Doyeon, bisakah kau tidak membahas itu sekarang?" ---- Sejeong

"Oh? E-- baiklah. Maaf" --- Do Yeong

Kim Se Jeong tersenyum kecil kearah do yeong yang menundukan kepala.

Kehidupan para remaja mulai berada di titik yang sangat membingungkan dimana mereka harus mempersiapkan diri menuju pendidikan yang akan membawa kehidupan karir yang mereka inginkan.

Berbagai hal dipersiapkan dengan matang dan berusaha untuk masuk kedalam universitas yang menjadi impian mereka

Bus umum berhenti tepat didepan dua remaja itu yang tengah menunggu selama beberapa menit di halte dekat sekolah

Dengan cepat mereka masuk dan duduk di kursi kosong. Perjalanan yang cukup menyita banyak waktu terlihat sebuah keramaian dari pasar setempat dan kim se jeong bersama do yeon bergegas mencari beberapa yang dibutuhkan oleh se jeong

Hari sudah semakin larut,
Setelah mengahabiskan waktu berjam-jam mengelilingi swalayan mereka berhasil menemukan beberapa alat lukis yang tengah di cari kim se jeong

Merekapun kembali manaiki bus berlawanan arah dan menuju rumah mereka masing-masing.

Kim se jeong telah sampai dirumahnya dan melihat ruang utama yang begitu sepi. Rumah yang begitu megah dan luas membuat kehampaan didalamnya.

Sebuah kamar besar berada di lantai atas yang tengah dituju oleh kim se jeong sembari membawa beberapa paperbag ditangannya

Seorang wanita paruh baya melihat langkah kaki se jeong dari lantai dasar dan terus memperhatikan se jeong hingga masuk kedalam kamarnya

Psyche KimimelaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang