•6 Ketua Murid Sementara

Start from the beginning
                                    

"Baiklah Mr. Zabini, mungkin anda bisa menunjuk salah satu perwakilan dari asrama Slytherin?" tanya profesor McGonagall

"Miss. Greengrass." jawab Blaise singkat

Profesor McGonagall menghembuskan nafas pelan. "Mr. Zabini, ada dua Miss. Greengrass di sini. Miss. Greengrass yang mana yang anda maksud?"

"Astoria, Prof. Astoria Greengrass."

"Bukan kah dia tahun ke lima?" Tanya salah satu Slytherin.

Blaise memutar mata sambil mencibir "Sopan sekali."

"Ya, itulah alasan mengapa aku menunjuk nya. Dia masih tahun ke lima, itu berarti dia belum terlalu sibuk. Lagipula, nilainya cukup bagus. Dan yeah, dia seorang prefek. Bukan kah itu cukup menjanjikan?!" sahut Blaise.

"Baiklah Mr. Zabini. Profesor Slughron? Apakah anda menyetujui saran Mr. Zabini?" Tanya Profesor McGonagall.

Profesor Slughorn tersenyum ramah seperti biasa. Dan mengatakan kalau dia menyetujui saran Mr. Zabini. Slughron terlihat agak lesu, mungkin dia memikirkan Kedua Ketua Murid yang hilang. Yah, memang nya profesor mana yang tidak khawatir jika ada dua orang murid nya menghilang saat pelajarannya tengah berlangsung?

Prof McGonagall juga bertanya pada Astoria mengenai pendapat Blaise yang menunjuk diri nya menjadi ketua murid perempuan. Astoria mengangguk mengiyakan, karena bagaimanapun juga , ia memang menginginkan jabatan ketua murid. Meski saat ini hanya menjadi ketua murid sementara dan tidak dapat tinggal di asrama ketua murid, setidaknya dia bisa tau dan merasakan bagaimana menjadi ketua murid.

"Baiklah, Saya ulangi. Saya menunjuk Mr. Longbottom dari asrama Gryffindor dan Mr. Goldstein dari asrama Ravenclaw sebagai ketua murid laki-laki sementara. Lalu Miss. Abott dari asrama Hufflepuff dan Miss. Greengrass dari asrama Slytherin. Saya minta murid yang namanya di panggil maju kedepan. "

Neville berjalan ke depan dengan tegas tanpa ada keraguan. Peperangan membuat nya menjadi lebih berani dan percaya diri. Ia meyakini bahwa jika kau selalu merasa ragu dalam segala hal, semua yang kau kerjakan tidak akan berhasil. Karena kau hanya mempersulit diri mu sendiri dengan merasa takut dan ragu.

"Baiklah, aku sangat berharap kalian bisa menjalan kan tugas ini dengan baik. Meskilun kalian hanya ketua murid sementara, saya menghimbau para murid lainnya untuk menghormati kalian. Karena sekarang jabatan kalian lebih tinggi dari para Prefek."

|•|•|•|•|•|

Sudah empat hari  Harry dan Ron dihantui rasa khawatir pada Hermione. Sampai hari ini mereka masih belum tau dimana Hermione dan sudah sampai mana para Auror menyelidiki kasus ini. Setiap hari Harry dan Ron terus menerus mengendap-endap ke kantor kepala sekolah hanya untuk mendengarkan dari depan pintu kayu mengenai kemajuan kasus ini.

Saat ini Harry dan Ron berada di common room Gryffindor sambil memandangi perapian. Ron terus menerus menoleh ke arah sofa di sebelah nya. Itu biasanya adalah tempat Hermione duduk. Ron memang sudah tidak memiliki rasa suka -cinta- pada Hermione. Semenjak berakhir nya hubungan mereka, Ron menganggap Hermione seperti salah satu anggota keluarga nya sama seperti dia menganggap Harry keluarga nya.

Ron menghembuskan nafas pelan. Ia menoleh ke arah Harry yang terus saja memandangi perapian. Persis seperti saat natal tahun pertama. Di mana sebelum itu Harry menemukan sebuah cermin yang bisa memperlihatkan hasrat terdalam dari seseorang. Cermin Tarsah. Di dalam cermin itu dia melihat kedua orang tua nya.

"Ron, tidak kah menurut mu kita harus mencari cara?" Gumam Harry

"Aku juga berfikir seperti itu, Harry. Tapi apa yang harus kita lakukan? Meskipun kita berhasil menemukan cara untuk mengumpulkan Horcrux, kita tidak hanya berdua. Ada Hermione yang membantu kita, dia yang slalu memecahkan teka-teki dan petunjuk-petunjuk nya." Sahut Ron

Harry menggeleng pelan, "Ku rasa aku akan keluar. Aku butuh udara."

"Bloody hell, Harry! Apakah sejak tadi kau tidak bernafas karena kehabisan udara?! Tapi, mengapa aku masih bisa bernafas dan tidak merasa kehabisan udara?!!" Canda Ron yang memasang wajah serius.

Harry memukul kepala Ron dengan bantal sofa yang sedari tadi ia pegang lalu tertawa. Namun tak lama kemudian tawa Harry berhenti dan dia kembali termenung sedih. Ron yang melihat itu langsung bertanya apa yang terjadi? Voldemort tidak kembali bukan? Harry kembali memukul kepala Ron menggunakan bantal sofa. Lalu kembali tertawa, meski tawa nya tidak sampai ke mata nya.

Dia lagi-lagi teringat sahabat terpandai nya itu. Hermione Jean Granger. Tertawa di sofa ini bersama Ron membuat nya kembali teringat dengan tahun ke Lima nya. Saat itu mereka bertiga tengah duduk di sini sambil mendengarkan cerita Harry mengenai dia dan Cho Chang yang berciuman di Kamar kebutuhan.

Sangat sulit untuk tidak mengkhawatirkan orang yang slama ini hadir nya sangat penting bagi hidup mu. Apalagi kau dan orang itu sudah bersama selama bertahun-tahun. Meskipun Hermione hanya sahabat nya, tapi Harry sudah menganggap nya keluarga. Mengingat apa saja yang sudah Hermione lakukan.

"Harry."

Harry yakin sekali bahwa tadi dia mendengar Ron memanggil nama nya. Tapi mengapa Ron justru menatap ke arah lain seolah-olah dia tidak pernah memanggil nya?

"Selamat malam, Potter and Weasley."

Harry segera bangkit dari posisi duduk nya di sofa. Ia menoleh dan melihat seseorang yang menggunakan jubah Slytherin.

"What the hell?!" gumam Ron

"Apakah kau mempunyai keperluan penting, hingga datang asrama Gryffindor?!" Tanya Harry dengan alis yang saling bertautan.

Orang itu berjalan mendekat dan langsung duduk di sofa, bahkan sebelum di persilahkan! Harry dan Ron saling menatap. Orang itu mengangkat kaki kanan nya ke atas lutut kaki kiri lalu bersandar. Harry sekilas mendengar Ron mengumpat sambil menatal tajam orang itu.

"Hey? Kenapa kalian tidak duduk? Kemari dan duduk lah. Masih ada tempat yang tersisa." Ujar nya sambil menoleh ke arah Harry

Ron berjalan mendekati lalu duduk tepat di depan nya. "Tidak ada satupun dari kami yang mempersilahkan kau duduk." Ujar Ron dingin sambil menyipit tajam.

Orang itu mengangkat sebelah alis dan tersenyum meremehkan. "Weasley, jangan salahkan aku jika aku duduk tanpa di persilahkan. Salahkan diri mu sendiri dan Potter, karena kalian tidak mempersilahkan aku untuk duduk. Aku seorang tamu di sini. Dan tamu adalah raja." Sahut nya

"Bagaimana kau bisa masuk ke sini? Apakah kau mengetahui Password asrama Gryffindor?" Tanya Harry curiga.

"Itu sungguh sangat tidak penting, Potter. Aku datang ke sini bukan untuk menjawab semua pertanyaan tidak berguna kalian, dan aku sedang malas berdebat. Aku datang ke sini karena ingin mengajak kalian bekerja sama. Aku ingin kalian menjadi partner ku."

°
°
°
°
°

Hay guys...
Gimana? Yampun maaf part ini gak ada bagian Dramione :v
Yok tebak, kira-kira anak Slytherin nya itu siapa ya?
Eh Astoria jadi ketua murid sementara, Lho..
Seneng gak? -plakk- :v

Oke-oke author mau kabur dulu ya..

Severe Sectum [Hiatus]Where stories live. Discover now