SC : [9]

918 93 18
                                    

"luhan?"

"sehun?"

"Astaga, ini benar luhan!! luhan hyung!!" ucap sehun senang sambil memeluk orang yang di panggil luhan tadi.

"ya ampun, sehunnie ku sudah besar ternyata. Sudah berani jalan jalan sendirian" luhan membalas ucapan sehun sambil melepas pelukan mereka.

"aku memang sudah besar hyung! Ah iya, apa yang hyung lakukan di sini? Apa rumah hyung di sekitar sini?"

"tidak, aku hanya berjalan jalan di sekitar sini. Bagaimana dengamu?"

"rumahku di sekitar sini, dan aku baru saja bermain dari rumah temanku"

"ahh begitu. Baiklah, sehun bolehkan gege meminta nomer telponmu? Hyung ingin menyakan banyak hal denganmu"

"tentu saja boleh. Apa sih yang tidak boleh untuk hyung kesayanganku"

Sehun akhirnya memberi nomer telponnya. Setelah memberi nomer telponnya, sehun berpamitan untuk pulang dan memeluk luhan dengan erat tanpa menyadari chanyeol yang dari tadi sedang menatap interaksi mereka berdua. Ada terselip rasa benci di hati chanyeol ketika melihat sehun memeluk luhan. Melihat sehun berjalan ke rumah chanyeol, chanyeol langsung masuk ke rumah dan duduk di ruang tamu sambil pura pura memainkan ponselnya.

"darimana saja kau?" tanya chanyeol dengan nada dinginnya saat sehun masuk rumah.

"d...dari rumah jongin habis main game dengannya" sehun sedikit berbohong dengan jawabnnya. Dia tidak bilang bahwa dia habis menonton sebuah film.

"buatkan hyung makan malam" ucap chanyeol sambil pergi menuju kamarnya.

"baiklah hyung!" sehun menjawab ucapan chanyeol dengan bersemangat. Dengan buru buru, sehun pergi menuju kamarnya untuk mandi dan mengganti pakaiannya. Selesai mandi, sehun turun ke bawah menuju dapur untuk membuat makan malam.

Saat sampai dapur, sehun langsung memotong sayuran untuk di masak.

"akh!!" tanpa sengaja, jari sehun tergores oleh pisau yang dibuat untuk memotong sayuran. Berterpatan dengan terlukanya jari sehun, listrik di rumah chanyeol sehun tiba tiba. Sehun yang terkejut tidak sengaja menggores telapak tangannya dengan pisau yang belum ia lepas dari tangannya.

"akh sakit!! Gelapp!! Aku takut!! Hyungg aku takut!! Hyungg!!" sehun berteriak sambil menangis lalu duduk sambil memegangi kakinya dan meneggelamkan wajahnya di lututnya dengan takut tanpa mempedulilan tangannya yang mulai mengeluarkan darah.

Tiba tiba saja, dari arah tangga terdengar suara seseorang turun dengan cepat dan membawa senter untuk melihat keadaan di dapur. Chanyeol terkejut ketika melihat sehun dengan senternya sedang meneggelamkan wajahnya di lututnya dengan tangan yang meneteskan darah.

"sehun?!" tanya chanyeol yang terkejut melihat darah di tangan sehun.

Meraasa di panggil, sehun mendongakkan kepalanya dan melihat chanyeol yang sedang menatapnya dengan tatapan khawatir.

"hyung!!" sehun langsung berdiri dan memeluk chanyeol dan chanyeol membalas pelukannya.

"hiks hyung a....aku takutt!!" tepat setelah sehun mengatakan itu, listrik di rumah chanyeol kembali menyala.

"tidak perlu takut, listriknya sudah menyala" ucap chanyeol sambil melepaskan pelukan mereka. Sementara sehun masih berusaha menghentikan isak tangisnya.

"tanganmu kenapa?" tanya chanyeol sambil meraih tangan sehun dan melihat telapak tangan sehun.

"t...tergores pisau saat sedang m...memotong sayuran" jawab sehun yang masih berusaha untuk menghentikan tangisannya.

Stepbrother Chanhun [Re-Upload]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang