" K-kookie..?? "

Jungkook merunduk, merebahkan tubuh taehyung di atas kasur dengan pelan.

" Ssstttt... Tidurlah, aku di sini. "
Bisiknya tenang.

Taehyung bergerak maju, mencoba menyamankan dirinya di pelukan jungkook yang hangat.

" Tidurlah... Aku akan mandi se- "

" No! No! Peluk tae.... Besok saja
mandinya.. Ya? "

Jungkook menghela nafas, mengangguk kecil lalu ikut menyamankan posisi tidurnya agar si manis bisa tidur nyenyak.

Ia tak tau entah sejak kapan pula ia bisa tunduk dengan begitu mudah apabila si manis sudah angkat bicara.

Terkadang ia sempat bertanya tanya di dalam hati.

Begitu besarkah rasa cintanya hingga ia rela di perbudak oleh cinta sang istri?

Karena seumur hidupnya, jungkook itu pantang sekali akan di perintah yang ada dialah yang akan selalu memerintah seenaknya.
Yeah kecuali pada sang kakek tentunya.


















*




















Pagi haripun tiba, jungkook turun ke bawah dengan setelan kantor nya yang seperti biasa.

Pagi ini ia ada rapat penting.

Menuju ruang makan yang mana sudah ada istri manisnya di sana, duduk cantik seraya memakan nasi goreng kimchi nya.

Cup

" Morning baby.... "

Taehyung bergumam samar dengan anggukan kecil.

Mulutnya lagi penuh nasi, jadi ia diam saja.

Taehyung sudah mengalami perubahan lagi semenjak ia hamil.

Ia jadi sering bangun pagi bahkan mendahuli jungkook.
Katanya, lapar.

Tapi walau begitu sifat malas atau bar barnya tetap bertahan padanya.
Entah bila pula sifat itu akan terkikis.

Jungkook sendiri kini tengah membungkuk, menekuk lututnya sendiri hingga wajahnya sejajar dengan perut taehyung yang mulai mengalami pertumbuhan cukup signifikan.

Agak besar dari biasanya maksudnya.

Makhlum saja, janin itu sekarang sudah mulai memasuki bulan ketiga dalam minggu depan.

Menyingkap baju kemeja hitam kebesaran milik jungkook, lalu mengecupnya hangat.

" Pagi jagoan... Apa kau baik baik saja di dalam sana? "

Suatu rutinitas bagi jungkook akhir akhir ini, menyapa si janin setiap pagi ketika ia akan berangkat ke kantor atau kemana pun itu.

Taehyung diam diam tersenyum geli, bagian perut juga bagian sensitif baginya.

Ia sudah mulai terbiasa akan janin hidup yang perlahan mulai tumbuh di dalam perutnya itu.
Bahkan ia berusaha untuk bisa menyesuaikan keadaan apabila si janin mulai bereaksi.

Ngidam, misalnya.

Tapi ngidam taehyung di sini agak aneh. Ia malah ngidam akan sesuatu yang berbau menantang.

Minggu lalu, entah ia atau malah keinginan si janin, yang menginginkan menaiki permainan apa itu ia juga lupa. Yang pasti fi mana tubuh akan di hempas pada awang awang oleh permainan itu.

" Apa dia membuatmu susah? "

Taehyung melirik lalu menggeleng pelan.

" Tidak. Hanya saja sekarang aku ingin ikut kau ke kantor. "

ÆTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang