AE 10

13.2K 1.2K 68
                                    

















































Suara gemuruh terdengar begitu menggelegar.
Bukan.
Bukan gemuruh tanda akan turun hujan, tapi suara gemuruh yang berasal dari mesin mobil.

Mesin mobil yang terus meraung bak kesetanan kala ban nya bergesekan dengan aspal panas hingga mengeluarkan asap. Tak peduli jika ban mahal yang baru saja di pakai itu akan botak atau lebih parahnya akan terjadi pecah ban.

Tapi, siapa yang peduli?

Dua buah mobil sport saling berdampingan, orang orang yang berada di sekelilingnya bersorak heboh.

Masing masing si pemilik mobil keluar, saling mendekat dan menatap lawannya dengan senyum yang berbeda.

" Kau ingat jalur yang akan kita lalui nanti bukan? "

" Ya tentu. Aku ingat itu. "

" Bagus. Dan kurasa satu kali putaran cukup. Bagaimana menurut mu? "

" Aku setuju. "

Taehyung menatap sekelilingnya lalu kembali menatap Vernon, lawan mainnya itu yang tengah bercumbu dengan salah satu gadis.
Ia berdecak malas.

" Vernon. "

Pria bule itu kembali menatapnya.

" Apa taruhan yang kita mainkan. "
Lanjut taehyung dengan menatap lekat vernon.

" Tak ada, tapi si pemenang berhak meminta apapun yang ia inginkan. "

Taehyung terdiam sejenak sebelum kemudikan mengangguk.

Tak apa, masalah permintaan itu bisa ia pikirkan nanti.

" Oke. Aku setuju. "

Tak tau saja jika vernon kini tengah menyeringai di balik kaca mobil hitamnya.

Earphone terpasang apik di telinga kirinya.

" Kau siap? "

" Tentu saja, kami akan menantimu disini "






















*
























Lorong demi lorong mereka lalui dengan langkah hentakan kaki khas dengan sepatu pantofel menyentuh lantai.

Lorong begitu gelap dengan minim cahaya yang bersumber dari lampu kecil tiap sudut lorong itu.

Hawa dingin semakin menusuk kala mereka semakin masuk, jauh ke dalam, menuruni anak tangga ke ruangan yang berada di bawah tanah.

Di sudut sana, di ujung lorong terdapat sebuah pintu besi yang di jaga oleh dua pria berbadan besar.

Menunduk hormat lantas langsung membukakan pintu besi yang berderit kencang kala pintu besi berkarat bergesekan dengan lantai marmer.

Klik

Saklar lampu di nyakakan, cahaya yang tak begitu terang namun mampu melihat apa saja yang ada di ruangan itu.

Ruangan yang tak begitu besar, namun penuh dengan berbagai barang tajam juga barang bekas.

Gudang bawah tanah. Gudang yang sangat jarang di gunakan karena hanya untuk tujuan tertentu saja maka baru ada yang mengunjungi.

Di tengah ruangan itu, terdapat sebuah kursi kayu yang kini di duduki oleh sosok pria paruh baya.
Sosok yang terus memberontak namun tertahan oleh tali yang membelenggu tubuhnya itu.

ÆWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu