[🌊] sebelas batang rokok

Start from the beginning
                                    

kendati ingin segera pulang, kepalanya masih berkutat dengan perhitungan.

pukul 12 malam lebih 20 menit. jeno baru bisa kembali ke kantor polisi pukul 4 sore nanti. perlu 15 jam 40 menit lagi untuk bisa bertemu sang bunda.

"huft, kangen bunda..." cicitnya pelan.

inginnya jeno datang pukul 3 lebih satu menit, tapi bunda pasti tau kalau jeno membolos. lagipula jeno sudah berjanji pada bunda bahwa dia akan tetap belajar dengan rajin walaupun bunda sedang ditahan sementara.

memilih pasrah dengan keadaan, jeno dengan segera menghidupkan mesin motornya. setidaknya, kalau jeno sampai di rumah dia bisa tidur dan waktu akan terasa lebih cepat.

akan lebih menyenangkan lagi, kalau di tidurnya nanti, jeno bisa bermimpi bertemu bunda. huft, sekarang seorang jeno angkassa jadi punya semangat lagi untuk kembali pulang.

jeno memutar tangan kanannya sembari memasukkan kunci motor untuk membuat mesinnya menyala. setelah itu, kedua tangannya mengeratkan helm hitam dengan cepat.

ketika mesin motornya sudah menyala, saat itulah jeno merasakan ada sesuatu yang berat naik ke atas motornya.

grab!

sepasang lengan putih melingkari perut jeno. membuat laki-laki itu tersentak untuk otomatis melihat ke belakang punggungnya.

laki-laki itu tidak bisa melihat dengan jelas wajah orang yang baru saja menempelkan tubuhnya di belakang punggung jeno. entah sengaja atau tidak, orang ini menyembunyikan wajahnya ke dalam lekuk leher jeno.

yang jelas, dia perempuan. terlihat dari rambut panjang hitamnya yang kusut terkena desiran angin.

"lo siapa?" tanya jeno.

enggan menjawab pertanyaan seorang jeno angkassa, gadis itu mlah mengeratkan pagangan tangannya dan berbisik, "tolong kabur."

jeno mengangkat satu alisnya, antara bingung dan menahan amarah karena tidak nyaman dipeluk begini.

"lepas anj─"

namun, ucapannya terpotong ketika si gadis berambut panjang ini menangis. samar-samar jeno mendengar derap langkah yang semakin mendekat.

jeno otomatis melirik spion motornya untuk melihat ke belakang. ada enam orang laki-laki atau lebih─jeno tak tau pasti karena matanya minus setengah─sedang berlari ke arahnya.

sebenarnya jeno angkassa benci diintruksi atau disuruh-suruh seperti ini, kendati sang gadis sudah meminta tolong. jeno hanya merasa lemah jika dia mengikuti kemauan orang lain, kecuali bundanya.

tapi kali ini, dengan sigap jeno menarik gas motornya dan melaju dengan kecepatan super. meninggalkan rombongan laki-laki itu yang sibuk melempari motor jeno dengan balok kayu.

kalau saja jeno tidak punya bunda, sudah dia tabrak satu per satu laki-laki kurang ajar itu dengan motornya. tapi tidak untuk kali ini.

pertama, jeno tidak mau membuat masalah yang akan mengakibatkan bundanya tambah pusing.

kedua, jeno takut ditinggal bunda kalau ketauan nakal dan belum pulang tengah malam.

ketiga, jeno harus segera membuang gadis aneh yang masih menempel di punggungnya saat ini.

yang dia inginkan hanya pulang lalu tidur. setelah itu, bangun dan menyeduh susu stroberry, mendengar celotehan ketiga sohibnya sembari berangkat ke sekolah, dan akhirnya berkunjung ke kantor polisi bertemu bunda.

tapi gadis sialan ini─

"terima kasih.."

perlahan, telinga jeno menghangat ketika desiran napas menyentuh kulitnya. ekor matanya melirik sekilas ke arah sang gadis dari spion motor.

BADDAZ / JENOWhere stories live. Discover now