[🌊] satu batang rokok

40.3K 4.4K 1K
                                    










"bunda, akas sekolah dulu ya."

laki-laki bersurai hitam tampak turun dari anak tangga dengan tergesa-gesa. seragam putih abu sudah melekat dengan rapi di tubuhnya yang proposional.

jeno menaikkan ikat pinggangnya sampai ke perut, nyaris terlihat seperti jojon yang baru masuk sekolah.

di depan meja makan sudah ada seorang wanita paruh baya sedang meletakkan segelas susu stroberry kesukaan anak satu-satunya itu.

"pagi banget kak, susu udah bunda seduh padahal." ucap wanita itu sambil memasang wajah sendu.

jeno menyisir rambutnya dengan rapi. sepak dua di bagian tengah adalah gaya rambut yang diperintahkan oleh bundanya.

"akas minum kok, bun. ini ada piket makanya harus berangkat pagi."

bunda jeno mengangguk beberapa kali sambil memperhatikan anak laki-lakinya menyesap susu stroberry lalu beberapa kali mengelap bibirnya dengan punggung tangan.

sang bunda turut serta mengelus punggung jeno dan berkata,"sekolah yang rajin ya sayang. mobilnya udah bunda service kemarin, bawanya hati-hati. jangan nabrak pohon lagi ya."

jeno mengangguk.

laki-laki berkulit putih ini membuang nafasnya kasar, dia menatap bundanya dan meminta maaf dalam hati.

menabrak pohon di tikungan depan komplek bukan tipikal seorang jeno angkassa. tentu saja bukan.

tidak mungkin seorang jeno si panglima tempur dari smak 1 bpk penabur yang biasa memimpin tawuran dan ketua balap liar menabrak pohon asem di depan komplek dalam keadaan jalan yang sepi dan aspal yang teroles dengan rapi.

"iya bundaa.. udah ya, akas berangkat dulu. jadwalnya padat banget. daa bun!" jawab jeno sambil mengecup tangan bundanya perlahan dan berlarian keluar rumah.

jadwal padat versi jeno bukan kegiatan sejenis piket di sekolah, atau belajar, atau ke perpustakaan saat jam istirahat, atau mengerjakan pr, atau les tambahan, apalagi belajar kelompok dengan gengnya.

jadwal padat versi jeno adalah─

TIN! TIN! TIN!

"CEPET BANGSAT!"

teriakan seorang anak sma langsung mengudara ketika jeno baru saja hendak memakai sepatunya.

laki-laki itu menoleh ke belakang terlebih dahulu, memastikan bundanya tidak tau apa yang sedang terjadi di teras depan.

dengan cepat jeno menenteng sepatu dan rompinya lalu berlari meloncati pagar depan, langsung masuk ke dalam mobil sahabatnya yang tidak beratap.

"mulut lo jaem! kalo bunda gue denger, habis lo di markas!" ucap jeno penuh penekanan sambil melepas sabuknya, melonggarkan celananya dan membuka tiga kancing kemeja sekolahnya bagian atas.

tak lupa, laki-laki itu menyisir dan mengacak rambutnya dengan jari tangan asal-asalan. persetan dengan gaya rambut sepaknya yang harus disisir selama satu setengah jam lebih, jeno merasa lebih tampan tampil sembraut seperti sekarang.

"ya lagian kita janji kumpul jam 5 pagi, sekolah sebelah udah ribut-ribut gue liat di gudang sebelah komplek. lo malah─" ucapan jaemin terpotong karena menghirup bau tak sedap dari tempat duduk jeno.

"bANGSAT LO MASIH MINUM SUSU STOBE─"

PLAK!

satu hempasan sabuk kulit berwarna hitam legam sukses menampar bibir jaemin di pagi hari.

"bacot anjing, cepet gas."

dan ya, tentu saja jaemin hanya meringis dalam diam sambil menginjak pedal gasnya. melewati rumah jeno dengan mobil jazz edisi terbaru terparkir rapi di dalam garasi rumahnya.

jeno sendiri sibuk meraba dashboard mobil jaemin dan mencari rokok untuk dihisapnya sebelum tawuran nanti.

nggak lucu kan ketika nanti jeno berteriak serang dan musuh menghirup aroma susu stroberry yang kental dan manis?

memang, jeno suka sekali dengan susu berwarna merah muda itu. tapi aroma tembakau lebih cocok menyeruak dari tubuh seksi laki-laki berhidung mancung ini.


BADDAZ / JENOWhere stories live. Discover now