CHAPTER 17

144 37 6
                                    

"Lagunya enak, suka banget."

Beberapa menit lalu, dokter manis itu tiba-tiba duduk di sebelahnya, mendengar dan memberi feedback atas lagu yang dibuat Yoongi. Seraya menguncir rambutnya karena angin di rooftop saat ini lumayan kencang dan dingin.

"Makasih," bibirnya menarik garis tipis. "Mau denger bareng?" Yoongi menawarkan satu earphonenya.

Hati dokter itu berbunga. Melayang akan interaksi kecil antara mereka ini. Ia malu-malu mengambil earphone yang Yoongi tawarkan.

"Gak dingin lehernya? Anginnya lagi kenceng loh ini." tanya Yoongi namun Yewon merespon dengan senyuman. Mereka bertanya-tanya dalam hati bagaimana mereka seperti abg yang beberapa hari lalu tidak saling bicara, namun kini saling tersenyum satu sama lain.

"Maaf," tutur Yoongi lagi. "Harusnya saya gak bilang gitu." lanjutnya.

Dokter muda itu menoleh, ia berpikir apa harus minta kejelasan saja? Yewon tidak suka sesuatu yang tidak jelas, "Ada yang mau dijelaskan?" Yewon menarik napas pelan, "Kenapa terganggu dengan aku dan kakak?"

Mata pria itu membesar kaget, "Apa? Oh itu..." Yoongi mengutuk dalam hati. Kenapa juga Dokter ini harus menanyainya seperti ini. Tapi mumpung ditanyai, Yoongi hanya akan berkata jujur padanya. "Saya suka." Matanya mengunci pandangan Yewon, "sama kamu."

Ini yang Yewon tunggu. Seperti ada kupu-kupu berterbangan di perutnya.

Momen dengan lagu romance seperti di drama-drama baru saja akan dimulai. Namun akan selalu ada hal yang menganggu momen seperti ini. Jadi kalian jangan terkejut.

Drtt..

"Halo?" Yewon mengangkat panggilan telepon.

"Yuna akan pergi malam ini." Kai berkata.

---

"Kamu lusa harus di operasi, gak boleh capek-capek, kakak gak setuju! Kalau kamu diluar sana tiba-tiba ada infeksi gimana?!"

Kai menelan salivanya. Yoongi gak mengizinkannya mengantar Yuna hingga bandara, alasannya memang masuk akal. Namun tetap saja, sedih jika tidak mengantarnya hingga bandara.

"Kak udah dong jangan omelin Kai!" Yuna tiba-tiba masuk ruangan. "Aku mau bicara sama, Kai. Kakak bisa tolong keluar sebentar, gak?"

Yoongi menghela napas. Akhirnya membiarkan dua remaja itu berbicara.

Setelah wali dari Kai keluar. Yuna menangkup wajah Kai, "Kak Yoongi bener, Kai. Gak perlu nganter gua sampe bandara kok. Hei, coba sini lihat."

Mata berkaca itu bertemu mata bulat Yuna, "Gua janji bakal berjuang untuk sembuh disana, dan lu harus janji harus sembuh juga Kai." tangannya mengusap surai rambut Kai.

"Masing-masing dari kita udah ngelaluin banyak hal, tinggal dikit lagi bertahan. Ayo sama-sama janji buat hidup yang lebih indah dihari selanjutnya." Lanjutnya kemudian mengacungkan jari kelingking. Sempat ragu, akhirnya Kai juga menautkan dengan jari kelingking pada jari Yuna.

"Ayo pacaran kalau aku udah sembuh." Kai menelan salivanya. "Abis operasi, setelah bener-bener sembuh aku bakal nyusul kesana."

Yuna terkekeh kecil, "Gak perlu. Gua yang bakal nyamperin lu, jadi jangan khawatir."

Kai berdecak, "Gak mau Yuna. Pokoknya aku bakal nyamperin. Kamu fokus aja sama pengobatan."

Tangan gadis itu meraih rambut Kai, mengacaknya gemas, "Oke."

Mereka berjanji satu sama lain. Meski semua kehendak sudah ditentukan oleh sang maha kuasa.

---

a reason she love him. (kim yewon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang