Soobin lalu berdiri dan beranjak naik ke kamar untuk mengambilkan Beomgyu celana panjang. Ia berhenti sebentar pada Yeonjun yang masih terduduk di lantai sambil merintih menahan rasa sakit dan ngilu.
Dahinya berdarah karena berbenturan dengan anak tangga. Kedua sikunya juga dan punggungnya seolah tidak bisa diajak berjalan dan berdiri dengan tegap.
"Kau tidak papa hyung?" tanya Soobin sambil mengulurkan tangan pada sahabatnya. "Terima kasih karena sudah melindungi kekasihku." sambungnya sambil menarik Yeonjun agar bisa berdiri dengan kakinya sendiri.
Yeonjun menggeleng lalu bertanya, "sebenarnya kalian berdua sedang apa di atas? Kenapa Beomgyu sampai lari seperti dikejar setan begitu?"
"Bukan urusanmu hyung." jawab Soobin acuh lalu melangkahkan kakinya lagi naik ke kamar Beomgyu.
Yeonjun menghela nafas panjang saat melihat Soobin kembali bertingkah dingin. Suara isakan Beomgyu menyita perhatiannya. Pemuda itu langsung berjalan pincang menuju ke arah Beomgyu.
"Hyung!" Yeonjun belum benar-benar sampai ke sofa dan duduk di samping Beomgyu tapi lelaki manis itu sudah berdiri dan menghambur ke pelukannya.
"Hyung ayo pergi dari sini. Kumohon jangan biarkan aku disini bersama Soobin hyung. Hiks..." Beomgyu mempererat pelukakannya pada Yeonjun seolah Soobin adalah seorang pembunuh yang mengancam nyawanya. Ia ketakutan setengah mati dan Yeonjun tidak tega melihatnya.
"Tapi kau tidak pakai celana Gyu." ucap Yeonjun ragu-ragu. "Apa Soobin mencoba memaksamu lagi untuk berbuat 'itu'?" tanya Yeonjun yang dijawab dengan anggukan lemah Beomgyu.
"Bangsat." geram Yeonjun lalu melepaskan celana yang dia pakai dan memberikannya pada Beomgyu. Yeonjun membantunya memakai celana yang kebesaran itu dan memberinya ikat pinggang.
Yeonjun tidak peduli jika ia hanya memakai kolor. Tangan Beomgyu ia gandeng dan mereka berdua pun keluar dari sana dengan langkah Yeonjun yang kesusahan dan sedikit pincang karena menahan sakit pinggang dan ngilu di sekujur tubuhnya.
Beomgyu berusaha meredakan tangisnya. Tidak tega melihat dua siku Yeonjun yang memerah karena darah juga dahi pria itu yang terluka karena menyelamatkannya saat jatuh dari tangga tadi.
Akhirnya mereka berdua berhenti di depan rumah tetangga Beomgyu yang namanya Kim Taehyung. Seorang lelaki dewasa seumuran kakak Beomgyu dan bekerja sebagai manager pemasaran di salah satu perusahaan terkenal di daerahnya.
Beomgyu berkali-kali mengetuk pintu rumah tetangganya tapi tak kunjung dibukakan juga. Sesekali lelaki itu menoleh untuk mengecek keadaan Yeonjun karena wajah Yeonjun terlihat menahan sakit.
Setelah ketukan ke delapan akhirnya pintu dibukakan pemiliknya. Menampilkan sosok Taehyung yang baru saja akan berangkat ke kantor.
"Beomgyu tumben kamu--"
"Hyung, boleh aku menumpang sebentar di rumahmu? Kumohon..." pinta Beomgyu dengan wajah sedikit kacau karena sisa-sisa air mata yang mulai mengering.
"Kau kenapa Gyu?" cemas Taehyung. Matanya menangkap memar di dahi tetangganya. Ia lalu melirik ke sosok di belakang Beomgyu. Yeonjun yang tubuhnya penuh luka.
"Kalian ini kenapa? Habis jatuh di aspal? Ayo masuk." Taehyung mempersilahkan Yeonjun dan Beomgyu masuk ke rumahnya.
Beomgyu membantu memapah Yeonjun yang kesulitan berjalan. Taehyung heran kenapa Yeonjun hanya mengenakan celana kolor tapi ia tepis pikiran itu jauh-jauh karena ia pikir Beomgyu dan Yeonjun baru saja mengalami hari yang buruk.
"Wajahmu pucat sekali Gyu. Apa kau sakit?" tanya Taehyung saat Beomgyu dan Yeonjun duduk di sofa ruang tengahnya. Di rumah mewah itu Taehyung hanya tinggal sendiri. Masih mencari pendamping hidup untuk diajak tinggal disana.
Beomgyu mengangguk tapi sayang, Taehyung tidak bisa menemaninya dan Yeonjun.
"Kalian obati luka kalian. Anggap saja rumah sendiri. Ada banyak makanan di dapur dan stock P3K di dekat dapur. Kuharap itu bisa menolong. Maaf karena aku sudah terlambat ke kantor."
Taehyung berpamitan dan meninggalkan kunci rumahnya pada Beomgyu. Walaupun ia penasaran dengan apa yang menimpa dua pemuda itu tapi ia tidak bisa bertanya saat itu juga atau dia bisa semakin terlambat berangkat kerja.
"Hyung tidak papa?" Beomgyu menatap Yeonjun dengan mata sembabnya. Ia mengambil tisu di atas meja ruang tamu dan mengelap darah yang mengaliri pipi Yeonjun.
"Kau sendiri bagaimana? Kau sedang sakit Gyu. Harusnya kau istirahat bukan malah berada disini bersamaku." Yeonjun menahan gerakan Beomgyu yang membersihkan lukanya. Matanya menatap dalam-dalam ke iris coklat Beomgyu.
"Aku mau hyung."
Yeonjun mengernyit bingung. Wajah Beomgyu terlihat sedang menahan tangis tapi dia tidak mengerti apa maksud ucapan Beomgyu barusan.
"Mau apa?" tanya Yeonjun.
Tangisan Beomgyu lagi-lagi meledak dan Yeonjun tidak tega melihatnya seperti itu. Karena saat tangannya mengusap air mata di pipi Beomgyu, Yeonjun bisa merasakan betapa panasnya suhu tubuh lelaki manis itu.
"Gyu, badanmu semakin panas. Istirahat saja ya--mmp."
Ucapan Yeonjun tidak diteruskan karena Beomgyu tiba-tiba saja mencium bibirnya. Nafas Yeonjun bahkan sampai tertahan beberapa detik hanya karena merasakan benda kenyal dan sedikit panas tiba-tiba melumat bibirnya.
Beomgyu semakin maju dan mencoba mendominasi. Ia mencoba mendorong Yeonjun untuk terlentang di bawahnya tapi apa mau dikata, disini yang dominan adalah Yeonjun dan sifat alaminya tak mau dikalahkan oleh seorang submisif seperti Beomgyu.
Bukannya menuruti Beomgyu untuk tidur di atas sofa, Yeonjun berbalik mengambil alih dan mendominasi ciuman mereka. Ciuman yang tadinya lembut perlahan berubah menjadi kasar dan menuntut.
Beomgyu bahkan sedikit melenguh karena ciuman Yeonjun begitu berbeda dengan Soobin. Ciuman Yeonjun terasa lebih hangat dan nyaman serta penuh kasih sayang.
Dari ciuman itu Beomgyu bisa merasakan betapa besar cinta dan perasaan yang selama ini disimpan Yeonjun hanya untuknya.
Kedua tangan Beomgyu mengalung di leher Yeonjun dan meremas rambut biru pria itu untuk meminta lebih.
Yeonjun melepaskan ciumannya hanya untuk menatap wajah Beomgyu yang memerah karena ciuman panas mereka. Beomgyu berbaring di bawahnya dan terlihat sangat pasrah dengan perlakuan Yeonjun padanya.
"Aku menginginkan Yeonjun hyung..." ucap Beomgyu lalu menggigit bibir bawahnya.
Yeonjun tak percaya jika Beomgyu akan menyerahkan tubuhnya semudah ini padanya. Sebagai lelaki dominan ia pasti tidak akan menolak jika Beomgyu yang meminta tapi Yeonjun masih cukup waras dan welas asih untuk tidak melakukannya pada Beomgyu ketika pemuda manis itu sedang dalam keadaan sakit begini.
Akhirnya Yeonjun hanya mengecup sekilas bibir Beomgyu dan memeluknya dalam posisi itu. Yeonjun di atas bertumpu pada siku dan Beomgyu di bawah mengalung pada leher Yeonjun.
"Terima kasih. Aku menghargainya, tapi kesehatan dan keadaanmu lebih penting dari apapun di dunia ini Beomgyu-ah..."
Yeonjun mencium pipi Beomgyu dan menyesap dalam-dalam aroma tubuh lelaki manis itu.
"Terima kasih sudah membalas perasaanku Gyu. Hari ini adalah hari terindah dalam hidupku."
Akhirnya Yeonjun bisa tersenyum lega. Penantiannya yang panjang berhenti sampai disini.
Cintanya terbalas.
.
.
.
.
.
.
tbc
🐈
🐩
Chukaaeeee Treasure debut! (ノ*>∀<)ノ♡
Kapal kalian di Treasure siapa??
Kalau aku HaruKyu (Haruto-Junkyu)
YOU ARE READING
Happily Ever After • SooGyu-YeonGyu
FanfictionSoobin berubah. Beomgyu terluka karena perubahan Soobin. Yeonjun tetap disana, berusaha mempertahankan persahabatan mereka. 🌻🌻🌻 🐇Choi Soobin - Top 🐈Choi Yeonjun - Top 🐩Choi Beomgyu - Bottom 🐇🐩🐈 HOMOPHOBIC GO AWAY!! -screams in Felix's vo...
12 - YeonGyu
Start from the beginning
