10.| Julid

1K 265 69
                                    


Amel diam termenung diruang tengah, ia rasa baru beberapa jam Benita dan Safin pergi dari rumah. Namun ia sudah sangat bosan sekali karena tidak adanya kehadiran kedua gadis itu. Biasanya di jam-jam malam begini, Ia dan juga mereka menonton film di ruang favoritnya, yaitu ruang tengah, namun sekarang mereka tidak ada membuat Amel merasa hampa dan bosan.

Jaemin yang sedari tadi melihat Amel beberapa kali menghela napas pun, ikut bersimpati. Biasanya Amel akan terus mengoceh ria. Namun malam ini dia terlihat beda dari biasanya.

"Kamu kenapa? Sakit?" Tanya Jaemin dengan nada lembut membuat Amel menoleh padanya pelan.

Gadis itu pun kemudian menggeleng cepat. Membuat Jaemin kini dibuat heran dengan tingkah beda dari kekasihnya.

"Kamu nggak tidur? Udah jam segini" tutur Jaemin.

"Kamu aja sana duluan, Aku mah entar" balas Amel.

Jaemin yang melihat respon Amel, hanya mengedikan bahu pelan. Ia lalu memilih mengambil komik dimeja, untuk dibaca-nya.

"Lha napa masih disini? sana tidur!" Seru Amel yang malah mendapati Jaemin tengah fokus membaca komik

"Aku mau nemenin kamu aja disini" balas Jaemin cuek.

Mendengar jawaban Jaemin, Amel hanya menghembuskan napas kasar. Ia kemudian menyenderkan kepalanya pada sofa.

Suasana menjadi hening seketika, dengan Jaemin yang fokus pada buku bacanya, dan Amel yang sibuk dengan pikirannya.

"Nana" panggil Amel, yang membuat Jaemin mendongakkan kepalanya dari buku komik kepada Amel.

"Apa?"

Amel lalu bangkit berdiri, dan berjalan kearah Jaemin lalu duduk disampingnya.

"Ada apa?" tanya Jaemin ulang.

"Aku bosen, gada Beben sama Safin" jawab Amel dengan muka ditekuk.

"Masih ada Linlin dikamar tamu, kamu main aja sama dia"

"IDIIIEE OGAHH!!"

"Kenapa?" Sahut Jaemin santai, jika ia membalas dengan nada tinggi juga, pasti itu akan menimbulkan keributan, apalagi jika sudah  berhadapan dengan Amel.

"Aku gak suka ya sama dia" seru Amel dengan sinis.

"Ya kenapa? Dia baik kok, trus juga can-----"

"Apa kamu bilang??" Jaemin segera menggeleng cepat, ia hampir keceplosan tadi.

"Gue tau kok Linlin cantik, semua orang juga tau, seluruh penghuni kampus juga tau. Tapi kalo sifatnya jelek juga percuma, Lo gak tau itu Jaemin, Lo cuma lihat dia dari depannya" Amel menahan emosinya yang sebentar lagi akan meledak.

"Maafin Aku...." Jaemin pun merasa bersalah, jika Amel sudah berbicara dengan meggunakan Lo-gue dengan dirinya, itu berarti dia sudah emosi.

"Harusnya Aku ikut Beben aja tadi..." Lirih Amel, membuat Jaemin menatapnya lekat.

"Maafin Aku dong, tadi cuma becanda doang kok, kan kamu yang paling cantik" ujar Jaemin. Sementara Amel yang mendengar itu berusaha menahan senyumnya agar tidak mengembang.

"Apaan si!"

"Kalo mau senyum ya senyum aja, jangan ditahan"

"NANAAAA!!!!"

"Dah ah Aku mau coba telfon Benita" Amel mengambil ponselnya yang tergeletak diatas meja, ia kemudian membuka sebuah aplikasi untuk mencoba menghubungi gadis itu

Tutttt tutttttt

Tuttt tuuttt

Amel hanya menghembuskan napas kesal, panggilannya tak diangkat oleh gadis itu, malah dirinya langsung di rijeck begitu saja. Membuat Amel kemudian menunduk kesal.



AFTER ZA | Find Liao DanyiTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon