Melirik sejenak ke arah taehyung yang masih setia tidur nyenyak di belakang nya.

Lalu ia beranjak ke belakang, dapur. Mau makan di sana aja ah, sekalian niat goda maid maid yang masih gadis.















*





















TaeHyung menguap entah ke berapa kalinya, ia masih mengantuk bahkan nyawanya pun juga belum sepenuhnya kembali pada tubuh itu.

Tak mau tidur lagi kala ia sadar, ia sudah terlalu lama tidur tadi. Yang ada nanti dia malah tidak akan tidur tidur malam hari nya.

Rambutnya kusut ia biarkan saja, bahkan semakin kusut kala ia mengacaknya guna menghilangkan rasa gatal juga suntuk.

" Hoamm... Jimin mana ya? "

Gumanya seraya mengedarkan pandangannya ke sekelilingnya itu.

" Oh tae, kau sudah bangun rupanya.. "

Jimin tiba tiba saja muncul dari arah dapur dengan mangkuk berisi buah merah kecil.

" Apa itu? "

Tanya taehyung seraya matanya mengarah pada mangkuk di tangan jimin.

" Stroberi, mau? "

" Mau! "

Taehyung tersenyum, membagi mangkuk berisi buah stroberi merah pekat itu pada taehyung yang nyatanya adalah pecinta stroberi itu.

" Jim, apa stroberi nya masih ada? "

Jimin diam sejenak sebelum menggeleng pelan.

" Kurasa ini yang terakhir, kenapa? Kau mau lagi? "

" Ya. "

Mata sipit jimin mengedar lalu menatap salah satu pengawal jungkook yang hendak keluar rumah.

" Jacob! "

Jacob, pria atletis itu langsung berbalik cepat untuk mendekat.

" Ya tuan. "

" Carikan buah stroberi di swalayan atau di manapun itu sekarang! "

" Baik tuan! "

Jacob berlalu pergi setelah menerima kartu kredit dari jimin.

Itu kartu pegangan Jimin yang di berikan jungkook lalu. Jaga jaga untuk hal seperti sekarang misalnya.











*



















" Kau tak merindukanku baby? "

Suara itu.

Suara tenor yang selama hampir dua minggu ini menjadi topik utama di hati seorang TaeHyung.

Bertanya tanya kapan kah si pemilik suara dan hatinya ini akan kembali memeluk dirinya.

TaeHyung berbalik menatap seorang pria jakung yang kini tampak berdiri gagah tak jauh darinya di ruang tengah itu.

" Jungkook!! "

Serunya dengan amat kencang.

Sekencang mangkuk plastik berisi buah beri yang baru saja ia lempar sembarang arah dan terselamatkan oleh jimin.

Berlari cepat walau jarak kian dekat hanya untuk menerjang tubuh beraroma mint itu, memeluknya kian erat.

Jungkook.

Sang pelaku sekaligus korban di sini tak bisa lagi menyembunyikan senyum tampannya dari wajah rupawan itu.

Tangannya naik mengelus juga membalas pelukan sang istri cantiknya tak kalah erat.

ÆTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang