20

1.8K 231 25
                                    

“Apa keuntungan kami jika menerima tawaranmu?” Egy bertanya dengan tatapan datar.

Ega disamping Egy mengangguk setuju dengan pertanyaan kembarannya.
Ia sedikit merasa aneh dengan orang asing ini.
Surai orang asing itu bahkan tidak berwarna perak melainkan berwarna hitam pekat.
Di wajah bagian kirinya ada sebuah tato aneh yang tercetak jelas.

“Kalian benar-benar tidak menerima tawaranku?” Orang asing tersebut menyeringai.

Ega dan Egy mengeryit.

“HAHAHAHA!
EREBUS MEMANG MENYEDIHKAN!”

DUARRR

Ega dan Egy melompat mundur menghindari serangan yang tiba-tiba menghantam ke arah mereka.
Api berwarna hitam pekat merambat melalui tanah dan meledak dengan cepat.

“Egy!” Ega menatap kembarannya dengan tatapan khawatir karena adiknya berada di posisi lebih dekat dari api.

“Aku baik-baik saja.”

Egy melompat kemudian membuat sebuah jangkar kecil dengan tali rantai berwarna ungu yang ia gunakan untuk mengikat orang asing itu dengan kuat.
Ia kemudian berlari menjauh dari arena turnamen dan memasuki hutan di dekat lapangan.
Jika memang mereka harus melawan orang ini setidaknya ia tidak akan membiarkan turnamen terganggu karena mereka.

Ega mengikuti kembarannya, ia melompat.
Sekejap ia berubah menjadi seekor kucing dengan bulu putih bersih dan gigi tajam yang mencuat keluar di sela-sela mulutnya.
Dalam bentuk kucing ia dapat berlari lebih cepat untuk mengejar adiknya.

Egy melempar jangkar yang mengikat orang itu dengan kuat ke atas tanah.
Namun sepertinya laki-laki bersurai hitam disana lebih terlatih dari mereka karena ia dapat meloloskan diri setelah melepaskan sebuah elemen aneh berupa cakaran transparan yang dapat memutus rantai milik Egy.

“Ega!”

Ega menghindar dari sisa cakaran yang hampir mengenai dirinya dengan berguling dan mendarat dekat dengan Egy.
Terlihat tanah yang terkena cakaran itu terkoyak dengan bentuk tidak beraturan.

“HAHAHAHA!
Kalian boleh juga.” Suara orang itu setelah terbahak puas.
Seringai tercetak jelas di wajahnya yang berona pucat.

“Tidak sia-sia aku kemari untuk bertemu langsung dengan kalian, para tikus kecil.” Imbuhnya, wajahnya memperlihatkan ekspresi jijik.

Ega mengerutkan keningnya setelah kembali memakai tubuh aslinya.
“Apa maksudmu?”

Ega menggenggam pedang magis milik Egy di tangannya hingga hancur berkeping-keping.

Egy ikut mengerutkan keningnya, emosi Ega akan otomatis juga ia rasakan.
Muncul ukiran rumit di ujung mata mereka yang tersambung ke satu sama lain.

Dengan tanpa dapat di prediksi Ega dan Egy melompat cepat berlawanan arah seraya menyerang laki-laki tersebut yang menatap terkejut.
Egy mengeluarkan sebuah mantra dengan huruf yunani kuno yang memunculkan sebuah tangan besar dengan cakar tajam berwarna ungu dari dalam tanah yang mengikat kaki laki-laki tersebut.
Kemudian Ega merentangkan tangannya ke atas yang memunculkan sebuah mantra pula. Muncul puluhan jarum air dari atas langit yang menyerang orang asing itu.

Sebuah perisai digunakan oleh laki-laki itu tetapi banyaknya jarum yang menyerangnya serta tangan yang menahan kakinya menjadikan dirinya sulit untuk terus menahan serangan.
Namun seringai tercetak jelas di wajahnya dengan tanpa ekspresi diwajahnya kemudian laki-laki itu memotong kakinya sendiri hingga hampir terkena lututnya dengan cakar dari elemen yang ia keluarkan. Kemudian ia terbang setelah muncul sebuah sayap berwarna hitam di punggungnya.
Ia memberikan serangan balasan berupa jarum yang juga berwarna hitam dengan aura menguar di sekitar jarum berukuran besar yang ia keluarkan untuk menyerang Ega dan Egy.

EREBUSWhere stories live. Discover now