4

4.7K 557 74
                                    

Odelia menggosok kepala kuda miliknya yang tengah meringkik senang.
Sementara di belakang, Obelix tengah mengikat tali kekang kuda miliknya disebuah pohon.

Mereka saat ini sudah berada di hutan perbatasan antara Emera dan Ether.
Waktu yang dibutuhkan untuk sampai di Ether dari Emera sekitar tiga hari dan itu berarti Obelix dan Odelia harus bermalam di perjalanan. Karena Ether memiliki wilayah yang lebih besar dibanding Emera maka hutan sebagian besar masuk wilayah Ether.
Emera hanya memiliki sekitar seperempat luas hutan milik Erebus.

Pasangan ayah dan anak itu berangkat pagi tadi dan karena saat ini matahari mulai terbenam, Obelix memutuskan berhenti untuk mendirikan tenda.

Obelix mendirikan tenda berbahan kain yang ia bawa dari rumah.
Sedangkan Odelia tengah mencari kayu bakar di sekitar tempat mereka berhenti, karena Obelix melarang Odelia pergi terlalu jauh.
Mengingat saat ini mereka ada di hutan belantara dan masih banyak binatang buas yang berkeliaran apalagi sudah menjelang malam.

"Odelia, gunakan zoe milikmu jika terlalu gelap." Obelix memberi nasehat seraya sesekali melirik Odelia yang sedikit jauh darinya tetapi masih dapat ia lihat dengan jelas, tangannya masih sibuk mengikat tali tenda kesebuah pohon.

"Iya, ayah cerewet sekali!"

Pelipis Obelix berkedut kesal.
Sabar Obelix ini masih di hutan, jika sudah di Ether mungkin ia tidak akan segan menjitak kepala anaknya tersayang.

"Ayah, apa sekarang sudah boleh makan?" Odelia menjatuhkan beberapa kayu bakar yang berhasil dikumpulkannya di depan tenda.

Obelix menatap Odelia kemudian menghela nafas, mengambil kotak berisi makanan yang tadi dibawakan oleh Enee dari dalam tas kain miliknya.

Odelia tersenyum lebar, "Hoho, aku dataaang!~" Mata Odelia berbinar senang, ia mengambil tempat duduk tepat di samping kanan ayahnya.

Ayahnya memang jahat sekali. Mereka belum makan apa-apa sejak sarapan tadi pagi, hanya minum selama perjalanan.
Masih lebih baik kuda miliknya karena sudah mencicipi rumput hutan yang subur dan segar.
Odelia sebenarnya sangat iri pada kudanya, tetapi jika ia tidak menuruti apa kata ayahnya malahan ia tidak akan diizinkan untuk makan sama-sekali.

Sudah ia bilang jika ayahnya itu tegas, dan maksud dari ayahnya seperti itu sebenarnya juga untuk kebaikannya sendiri.
Karena saat ia sudah menjadi prajurit nanti dan di tugaskan untuk menjaga perbatasan atau menjadi prajurit perang, akan sangat sulit untuk mendapatkan bekal selama menunggu bantuan.
Mau tidak mau prajurit harus mengirit perbekalan yang mereka siapkan sebelum berangkat.

Odelia mengambil paha rusa panggang yang dibawakan oleh ibunya.
Ngomong-ngomong itu makanan kesukaannya, sama seperti ayahnya. Kedua orang ber-zoe merah itu makan dengan lahap.

Sepuluh menit kemudian bekal yang tadi mereka bawa benar-benar habis. Jika sudah begitu dapat dipastikan besok mereka harus berburu rusa, babi hutan atau hewan liar lain yang ada di hutan, maksudnya selain hewan predator ya.
Mereka masih sadar diri untuk tidak berburu hewan yang dilindungi di Erebus.

Obelix memberikan botol kaca berukuran besar berisi air minum kepada Odelia ketika ia selesai meneguknya.
Odelia buru-buru menerimanya kemudian meminumnya.

"Ayah. Aku tidur duluan!" Odelia hendak masuk kedalam tenda sebelum ayahnya menarik kerah bagian belakang mantel merah miliknya.

"Kau baru selesai makan, setidaknya biarkan makanan tadi turun ke usus besarmu!" Obelix melotot.

Odelia mendecak sebal, apa ayahnya tahu ia sedang mencoba kabur dari latihan malam yang tadi ayahnya itu bahas sepanjang siang tadi?
Yang benar saja, mereka bisa melakukan itu saat tiba di Ether!
Ia hanya ingin tidur lebih cepat supaya besok dapat berkuda lagi seharian.

EREBUSWhere stories live. Discover now