23

634 52 46
                                    

Stevanny duduk dengan anggun di salah satu kursi di atas podium.
Ia kini sendirian setelah Raja mendapat laporan bahwa ada salah satu peserta turnamen yang mendapat serangan dari seseorang yang bukan penghuni Erebus.
Hal itu sedikit membuatnya kebingungan karena yang ia tahu Erebus telah dipasang pelindung berlapis oleh Raja sendiri dan sangat mustahil pelindung itu bisa dengan mudah di tembus, apalagi oleh orang yang bukan dari Erebus.

Keningnya bertaut dalam, sebagai seorang Ratu yang posisinya di bawah Raja, sudah merupakan tanggung jawabnya juga melindungi rakyat Erebus.
Riak air di matanya semakin kencang saat mengingat hal ini belum pernah terjadi selama beberapa abad terakhir.
Dari ia lahir hingga saat ini keadaan Erebus tenang tanpa ada masalah serius yang harus di hadapi dari negeri tetangga.
Bahkan mereka sama sekali tidak dapat menyentuh se inchipun wilayah Erebus. Apakah perumpaan tenang sebelum badai akan terjadi di masa depan?

Sejujurnya Stevanny tidak berani memikirkannya.
Walaupun Erebus memiliki prajurit terbaik selama ini, hal itu tidak dapat membuatnya tenang sama sekali.
Pemilik Zenna berwarna hijau dengan titik-titik salju berwarna biru es di sekelilingnya itu tanpa sadar mengepalkan tangannya dengan tatapan datar ke tanah di bawahnya.
Telinganya menjadi tuli dengan keadaan riuh di dalam arena karena ia terlalu tenggelam dalam pemikirannya sendiri.

“Ratu?” Salah satu pengawal kerajaan dengan setelan beraksen emas yang menjaga tepat di bawah podium mencoba menyadarkannya yang termenung.
Ia merasakan tekanan tidak bersahabat yang di keluarkan oleh Zoe milik Ratu Erebus.

Stevanny terkesiap dan tersadar.
Ia menegakan tubuhnya kemudian menoleh kepada salah satu pengawal kepercayaan Raja.
Ia kemudian sedikit berdehem dan tersenyum, namun masih kentara di wajahnya ada sedikit emosi yang tidak dapat di sembunyikan.

“Pengawal.
Aku tidak dapat mengawasi turnamen lebih jauh.
Tolong bantu aku untuk memastikan turnamen ini berjalan dengan lancar.
Ada hal yang harus ku lakukan.” Stevanny berdiri dari kursinya kemudian memberikan salam khas bangsawan sebelum berlalu dari podium setelah menerima jawaban yang ia inginkan dari pengawal yang tengah berlutut padanya.

_________

Stevanny berjalan cepat melewati lorong khusus yang terdapat di belakang podium. Lorong itu langsung tersambung ke jalan setapak bagian dalam khusus anggota kerajaan yang mengarah ke kastil Endymion.
Sebenarnya Raja memintanya untuk tetap di arena mengawasi turnamen namun ada hal yang lebih membuat dirinya penasaran.

Stevanny berjalan cepat tanpa melirik kanan dan kiri, berulang kali pula tersandung oleh setelan kerajaan yang ia injak sendiri namun ia tidak terlalu mempermasalahkannya. Begitu ia sampai di halaman kastil, prajurit kerajaan yang berjaga di sana segera berlutut padanya.

Dengan nafas yang sedikit berat ia memelankan langkah kakinya kemudian masuk ke dalam kastil.
Ia mengikuti aura Zoe milik Raja yang tertinggal kemudian dengan segera menemukan salah satu kamar yang terdapat beberapa orang di dalamnya.

Raja tersadar dengan kehadiran istrinya, walaupun ia masih ada di dalam kamar dan sedang memperhatikan seorang tabib yang memeriksa keadaan Egy.
Ia tetap melangkah keluar yang dipandang oleh beberapa prajurit yang setia mengikutinya.
Namun hanya sebatas itu karena Raja tidak mengatakan akan keluar dari kastil jadi mereka tidak mengikuti langkah Zephyr.

“Stev.” Zephyr benar.
Ia menemukan Ratunya sedang berdiri di samping pintu, belum sempat masuk.

“Raja. Apa yang terjadi?” Stevanny bertanya khawatir.
Wajahnya yang biasa di isi dengan ekspresi lembut dan tenang berubah.

Hal itu membuat Zephyr tertegun, selama ini ia sangat jarang melihat Stevanny menampilkan ekspresi demikian karena ia selalu berusaha membuat Erebus dalam keadaan stabil.
Zephyr ingin mengatakan bahwa semuanya baik-baik saja namun ia tahu Stevanny tidak akan menyukai ketidakjujurannya jadi ia memberikan tatapan tenang sama seperti saat ia menghadapi kondisi sulit.

EREBUSWhere stories live. Discover now