Part 55 || Keraguan yang mulai tumbuh

Start from the beginning
                                    

"Tunggu!" Cegah Rena memegang lengan kanan Yaksa. Cowok itu menatap Rena tanpa minat.

"Gue mau lo jadi pacar gue!" Kata Rena dengan sekali tarikan nafas.

Yaksa melepaskan tangan Rena dari pergelangan tangannya. Ia menatap cewek di depannya dengan tatapan lelah. Yaksa mengakui kalau Rena memang termasuk salah satu cewek cantik di sekolahnya, sama seperti Canala yang banyak di incar cowok-cowok dari adik kelas sampai kakak kelas. Ia mengakui itu, tapi yang dirinya butuhkan bukan fisik cantik tidaknya seorang wanita. Melainkan baik tidaknya perilaku wanita tersebut, karena cantik saja tidak menjamin bahwa hatinya ikut serta sebagus parasnya.

"Suka nih gue gayanya, pantang menyerah sebelum hati benar-benar hancur dan tinggal sisa remah-remah nya doang," Ucap Danila terkekeh.

"Gue malah muak lihatnya," Ucap Adipati membuat Danila menolehkan kepala ke arah nya. "Kalau memang benar-benar cinta dan tau seseorang yang di cintai tak balas mencintai ya, lepaskan. Ngapain di pertahankan kalau cuma buat sakit hati doang," lanjutnya.

"Wihhhh, emang beda ya kata-kata orang yang udah ngerasain kaya gitu sama yang belum ngerasain. Kelihatan dari ucapan nya, dalam banget," Ucap Danila menepuk pundak Adipati dengan wajah meledek.

Adipati memutar bola matanya jengah. Ia kembali menatap Yaksa yang masi bergeming di depan Rena.

"Jadi gimana?" Tanya Rena dengan wajah berseri-seri. "Lo mau kan jadi pacar gue?" Tanyanya lagi.

Siswa dan siswi yang berdatangan semakin banyak, di tambah sebentar lagi bel masuk akan berbunyi. Banyak dari mereka yang mencuri-curi pandang dan saling berbisik satu sama lain.

"Ren," Ucap Yaksa tegas. "Sudah berapa kali gue bilang, kalau gue sukanya sama Teresa bukan sama lo," lanjutnya dengan tatapan menusuk tajam ke dalam manik mata Rena.

"Ini apa-apaan sih?!" Pekik karleta yang baru datang. Ia terkejut bukan main melihat sahabatnya di permalukan seperti itu.

"Ren, lo ngga papa?" Tanya karleta berdiri di sebelah gadis itu.

Rena menarik nafasnya dalam. Ia mengerjapkan kedua matanya yang berkaca-kaca. "Kalau Teresa ngga suka sama lo gimanah?" Tanya Rena dengan senyum sinis.

Tubuh Yaksa menegak, tak siap mendapat pertanyaan seperti itu. Selama ini ia memang belum mengetahui perasaan Teresa yang sebenarnya, gadis itu selalu tidak keberatan dan menerima perlakuan manis darinya. Jadi yang ia tanamkan dalam pikirannya bahwa Teresa telah membalas cintanya, tanpa benar-benar menanyakan yang sebenarnya.

"Lo ngga tau kan kalau selama ini Teresa hanya memanfaatkan lo?" Tanya Rena masi dengan senyum sinis nya. "Lo perhatian padanya, mangkanya dia juga membalas perlakuan yang sama. Bedanya kalau lo pakai perasaan, tapi tidak dengan Teresa Sa," lanjutnya.

"Benar apa yang di katakan Rena Sa," Ucap karleta saat melihat Yaksa yang terdiam mematung. "Itu juga menjadi salah satu alasan kenapa kita memilih meninggalkan Teresa. Karena dia dengan teganya mempermainkan lo."

Bel masuk berbunyi nyaring, bertepatan dengan senyum Rena yang mengembang saat mendapati wajah orang-orang yang melihat mereka sedari tadi saling membicarakan apa yang ia katakan barusan. Tentang Teresa yang hanya mempermainkan perasaan Yaksa.

"Pikirkan baik-baik apa yang gue katakan tadi. Gue akan tunggu jawaban lo dalam beberapa hari ke depan," Ucap Rena menepuk pelan bahu Yaksa yang masi mematung.

Benalu [END]✔️Where stories live. Discover now