Part 55 || Keraguan yang mulai tumbuh

2.8K 292 22
                                    

Setiap kali orang bertanya padaku, apakah aku baik-baik saja? Hal itu semakin mengingatkan bahwa aku tidak baik-baik saja.

Part 55 || keraguan yang mulai tumbuh.

Jangan lupa tekan tombol bintang sebelum membaca cerita ini ya^^ terima kasih sudah mau menghargai^_______^

Playlist kali ini khusu dari Yaksa untuk Teresa.

Reach to you : Maktub.

~°•°~

Jadi seperti ini rasanya mencintai gebetan teman sendiri? rasanya sungguh membingungkan dan sangat tidak nyaman, di lain sisi ia harus merelakan perasaan itu memudar. Menjadikan nya rasa kasih sayang yang sudah seharusnya di berikan pada seorang adik nya sendiri.

Adipati melihat kedua tangannya di dada, menyenderkan tubuhnya pada pilar penyangga sembari menatap Yaksa yang sedari tadi gelisah. Bahkan saat Danila mengajak nya bercanda pun cowok itu dengan emosi memukul lengan Danila keras, menyuruh nya untuk diam. Ia menghela nafasnya pelan, berusaha agar benar-benar bisa tidak mencintai Teresa lagi. Adipati tau bahwa Yaksa jauh lebih baik dari pada dirinya untuk seorang gadis seperti Teresa. Dan ia mengiyakan itu, mendukung sepenuhnya hubungan mereka walau harus mengorbankan perasaan nya sendiri.

Ketiganya sekarang sedang berada di depan kelas Teresa. Yaksa memaksa keduanya untuk ikut menunggu. Cowok itu sangat khawatir dengan keberadaan Teresa yang masi belum mengabarinya dari semalam.

"Coba deh Sa, lo telfon lagi Teresa nya," Usul Danila.

Cowok itu berdecak kesal. "Gue kan udah bilang, ngga diangkat! Dan chat gue pun ngga di baca sama sekali sama dia," Ucap Yaksa masi dengan mata yang terarah ke tangga menunju lantai satu. Berharap datangnya sosok gadis yang sekarang tengah mengusik perasaan sekaligus pikirannya itu.

"Memangnya tadi malam ada masalah apa sampai membuat lo sekhawatir itu?" Tanya Adipati yang memang belum tau apa-apa. Yaksa maupun yang lain belum ada membahas masalah tersebut.

"Intinya semua gara-gara Ruka!" Ucap Yaksa emosi dengan kedua tangan yang mengepal erat.

Danila mengernyit kan alisnya bingung. "Kenapa lo ngga datengi aja tuh anak. Gue lihat dia udah ada di kelas kayaknya," Usul cowok berpipi sedikit chuby itu.

"Ngga bisa," Ucap Yaksa. "Bokap ngelarang gue keras untuk ngga ribut sama Ruka lagi," lanjutnya.

Yaksa menghela nafas dalam-dalam, menundukkan kepalanya dengan sorot sayu.

"Yaksa."

Cowok yang namanya di panggil itu tersenyum lebar, dengan semangat ia mendongakkan kepalanya. Menatap gadis yang memanggil nya itu.

"Lo ngapain di sini? Nyariin gue ya?" Tanya gadis itu dengan senyum senang tergambar jelas di wajahnya. Berbeda dengan Yaksa yang langsung memudarkan senyumnya.

"Nggak!" Jawab Yaksa ketus.

Bukanya sedih atau malu setelah mendapat perlakuan seperti itu. Rena malah berjalan mendekati Yaksa dengan kedua tangan yang memegang tali tas nya.

"Gue mau nanya sekali lagi sama lo," Ucap Rena tepat berdiri di depan Yaksa yang menatapnya datar.

"Gue sibuk," Ucap cowok itu yang hendak berbalik menuju kelas IPS yang berada tak jauh dari kelas IPA 1.

Benalu [END]✔️Onde as histórias ganham vida. Descobre agora