Part 3

872 14 4
                                    

Tari pulang ke rumah dengan hati yang sakit. Ia dengki melihat Dea yang dikenali oleh salah satu lelaki ketika di acara resepsi itu. Padahal dia yang ingin mendapatkan calon, tapi malah Dea yang   mendapatkan.

"Dasar, sok cantik banget!" ujar Tari kesal sambil melepas peniti yang melekat di jilbabnya. Lalu ia menghempaskan tubuhnya dengan kesal di ranjang.

Sementara di lain tempat, Dea sedang menatap dirinya dibalik cermin di kamarnya. Ada rasa bersalah yang menghantui gadis itu. Ini semua gara-gara video shalawat yang Dea unggah di media sosial.

Ketika ke acara tadi, lelaki yang mengaku bernama Yahya menyapanya. Katanya, ia mengenal Dea karena video yang ia posting.

Terdengar bunyi notifikasi dari ponsel Dea. Dengan segera gadis itu merogoh sling bag lalu mengambil ponselnya di sana. Setelah memasukkan password, ia membuka aplikasi Instagram.

Assalamu'alaikum, ini beneran ukhty Deandra yang tadi ke resepsi ustaz Mahmud kan?

Benar, chat ini berasal dari lelaki yang tadi ditemuinya di acara itu. Dea hanya membacanya saja, tanpa berniat membalas.

Dea dengan segera menghapus foto dan video yang sempat ia upload. Memang di video itu hanya terdengar suara Dea, tidak menampakkan wajahnya sedikitpun. Namun, foto profil Dea yang membuat Yahya mengenalnya.

Sebegitu berbahayanya posting foto. Apakah dia sempat menelisik wajahku di foto itu, sampai begitu mengenalku? padahal tidak ada satupun foto lain yang ada di sana, cuma dari profil. Dea membatin.

Lelaki tadi kembali mengirimkan pesan. Lagi-lagi, Dea hanya membacanya. Dea merasa bersalah pada Allah karena telah melanggar aturan. Perempuan yang suka upload foto itu memang tidak baik, walaupun sudah berpakaian syar'i sekalipun. Tetap saja setan-setan akan mencari celah agar anak adam bisa terjerumus ke dalam neraka.

Afwan kalau ana salah orang. Mohon dimaafkan kekhilafan ana ini.

Dea mematikan ponselnya. Ia lelah. Semoga setelah ia menghapus foto dan videonya, tidak ada lagi yang datang menganggu. Dea takut kalau kesalahan yang ia lakukan bisa mengantar kedua orang tuanya ke dalam neraka.

***

Yahya, namanya. Seorang lelaki anak kiayi di sebuah pesantren. Lelaki itu senang berbaur dengan banyak orang, apalagi dengan perempuan. Mendekati wanita dengan modus agama, sudah biasa ia lakukan.

Pernah, dirinya mendekati perempuan dengan alasan membuat si akhwat merasa tenang. Dia menyuruh akhwat tersebut bershalawat sebanyak seribu kali dan mengirimkan foto tasbih digital sebagai bukti.

Si akhwat ini, dengan senang hati didekati oleh si lelaki. Dengan dalih sebagai teman hijrah. Dengan alasan bahwa pemuda itu mampu membuatnya lebih dekat dengan Allah.

"Ukhty Deandra."

Suara itu bagai terdengar ulang bersama desau angin malam.

Dea menyadari dirinya khilaf. Bukan khilaf, tapi sengaja. Dea tahu hukum khalwat, tahu bahwa tidak boleh ada interaksi dengan ikhwan, tetapi dirinya dengan mudah terjerumus pada kesalahan yang demikian.

"Sekarang, tidak boleh lagi adanya modus. Lelaki seperti Yahya tidak dapat dipercaya." Dea bertekad.

"Dea!"

"Tolong, jangan datang lagi!" Ucap Dea setengah berteriak.

"Apasih Dea?"

Dea melirik ke sebelah, ternyata itu Tari. Baru kemudian dirinya kembali ke alam sadar setelah tadinya jauh melanglang.

"Liat deh, video yang aku upload tadi bisa tembus tiga ribu views."

Dea menipiskan bibir, lalu menatap layar ponsel yang Tari sodorkan.

"Kamu jadi brand ambassador pakaian muslimah sekarang?"

"Enggak." jawab Tari.

"Terus? Kenapa pake baju syar'i trus bikin video putar-putar ulala?"

"Ih, kamu nggak ngerti trend. Sekarang tuh lagi booming ukhti-ukhti pakaian syar'i dan pakai musik jedag-jedug gini!"

"Tar, yang buat video itu, mereka dibayar. Bahkan bisa jadi modelnya itu non hijab. Jadi mereka fine-fine aja bikin video gitu demi cuan. Nah kamu yang bukan artis, bukan selebgram, masa iya mau dirimu dilihat secara gratisan?"

"Ya barangkali nanti ada yang mau ngendorse. Iri aja kamu!" tuding Tari.

"Dibilangin!"

***

Untuk terlihat alim itu mudah. Seperti share tentang agama tapi pake musik yang entah apa-apa liriknya, bahkan mungkin menyimpang.

Dea kembali terkesiap dengan postingan yang dibuat dua menit lalu dari akun itu. Akun yang sejak tiga bulan lalu dirinya ikuti. Bahkan dirinya kagumi.

Namun, hingga hari ini dirinya belum bisa mengetahui siapa di balik si pemilik akun tersebut.

Dea beralih ke akun lainnya. Si pemuda fotografer itu. Hari ini dia memposting video sedang membuatkan kopi langsung dari kamarnya. Dea sempat menebak-nebak kamar pemuda itu seluas apa. Mungkin sudah sebesar rumah Dea.

Story-nya banyak sekali, semua proses didokumentasikan. Sampai pada video menuangkan air ke dalam cangkir indah.
Dea semakin takjub dan tenggelam.

Siapa sih nama aslinya? Kok nama akunnya cuma pakai angka doang? Lagi-lagi Dea membatin karena penasaran. Namun, dirinya tidak berani bertanya siapa namanya.

***

Hai, Assalamu'alaikum!

Apa kabar teman-teman? Maaf updatenya tergantung keadaan.

Jan lupa vote dan komennya ya!

Pendosa BerhijabWhere stories live. Discover now