Ibu yang di buang part 3

122 14 0
                                    


Part 3

Pov : Fatimah

BUBUR BUAT NENEK

===============

Tadinya Pak Marwan, RW di tempat kami,  ingin menyerahkan Nenek Rosidah ke panti jompo malam ini juga, tapi aku menolak nya, biarlah nenek Rosidah tinggal bersama aku saja, toh aku juga hanya tinggal sendiri di rumah ini, mungkin ini cara Allah, mengirimkan nenek Rosidah ke rumah ini supaya aku tidak kesepian sendiri.
Jika untuk makan makan saja nenek Rosidah, dengan lauk se'adanya,  insya Allah aku sanggup memenuhinya. Walau hanya warung sembako sederhana ini saja, tempat pemasukan satu-satunya
Tidak ku pungkiri disaat sekarang ini, pembeli tidak lah terlalu ramai, apalagi mini market-mini market menjamur di mana mana, tidak jauh dari tempat ku, di pertigaan jalan, berdamping dampingan dua mini market terkenal , INDOMARET dan  ALPA. Belum warung- warung Sembako Madura yang buka 24 jam non stop.
Tapi aku Bismillah saja. Percaya jika tiap tiap orang sudah ada Rejekinya masing-masing.

Wajah nenek Rosidah seperti tidak asing di mata ku
Aku sendiri sering terpikir, apa aku pernah bertemu dan melihat nenek Rosidah sebelumnya
Ada perasaan dekat, nyaman, saat di dekat nenek Rosidah. Aku merasa ada keterkaitan bathin. Antara kami berdua.

Selepas subuh pagi ini, hari pertama nenek tinggal di sini, sudah ku siapkan teh manis hangat dan beberapa potong ketan tuk sarapan nenek Rosidah, tapi ku mendengar suara nenek yang masih mengaji, kasihan aku melihat kondisi mata nenek rosidah, membaca Al Qur'an dengan cara sedekat itu.
Terdengar nenek Rosidah sudah berhenti mengaji, pelan pelan ku dekati beliau, duduk di sampingnya

"Nek...Fatimah mau ke pasar sebentar yah, nenek mau ku masaki apa hari ini?"

Sambil ku sentuh pundak nya lembut
Nenek menoleh kepada ku, tersenyum

"Ini hari apa yah nak?"

Sembari tangan nya merapikan mukena yang habis di pakai nya

" Ini hari Kamis nek, nenek mau ku masak kan apa hari ini?"

Kembali ku ajukan pertanyaan yang sama.

"Insya Allah nenek puasa nak."

Lembut, tangan nya menyentuh wajahku.

"Tapi kan nenek tidak makan sahur?"

Tanya ku,

"Ko nenek tidak bilang pada Fatimah jika nenek mau berpuasa, jika nenek bilang, pasti Fatimah siapkan."

"Tidak apa apa nak, nenek kan sudah makan ubi rebus yang kamu sediakan kemarin.."

Meleleh air mata ku

"Kamu baik sekali nak.."

Jemari nya kini mengelus rambut ku

Makin terisak Isak tangis ku, kupeluk nenek Rosidah, seperti aku memeluk almarhumah ibu...nyaman sekali.
Ku raih tangan nenek Rosidah, dan kucium punggung tangannya

"Fatimah ke Pasar dulu yah nek."

Semenjak nenek Rosidah tinggal bersamaku, warung malah semakin ramai, warga-warga sekitar yang penasaran tentang keberadaan nenek Rosidah di rumah ku, membuat dagangan ku jadi ramai pembeli.
Anak anak kecil jadi lebih sering berkumpul.
Dagangan ku pun jadi lebih lengkap
Mungkin, Kehadiran nenek Rosidah adalah cara Allah tuk membantu perekonomianku, selain juga untuk menemani ku.
Terkadang memang kehidupan itu penuh misteri.
Apa yang di anggap musibah bagi orang lain, mungkin saja adalah rejeki bagi sebagian lainnya
Begitu teliti takdir mengatur jalannya kehidupan
Semuanya seperti beriringan.

Selepas ku menutup warung malam ini
Ku lihat nenek Rosidah sudah tertidur di kamar bekas almarhum orang tua ku, dan Alhamdulillah nya , baju baju dan kain bekas peninggalan ibu, itu pas di badan nenek Rosidah.
Belum mengantuk, entah kenapa aku ingin melihat-lihat photo lama keluarga kami
Ku ambil album photo lama keluarga ku di laci buffet ruang tamu,baru saja ingin ku buka, sebuah pesan masuk kedalam hp ku.

Judul Standar - IBU YANG DI BUANGWhere stories live. Discover now