part : 1

241 18 2
                                    

Judul : Ibu yang di Buang

Part : 1

"Emak mau di ajak kemana mran."

kata ku pelan, sambil melipat mukena yang baru saja ku pakai selepas sholat djuhur.

"Kita jalan-jalan sebentar saja Mak."

Amran tersenyum,tapi ku lihat matanya sedikit berkaca kaca.
sambil keluar kamarku, dia merogoh kantong jaket nya, seperti sedang mengambil sesuatu.
Pelan, aku mengenakan kerudung yang kusampirkan di pinggiran ranjang besi, lalu meletakkan sajadah dan memasukkan mukena ke dalam tasnya untuk ku bawa nanti saat amran mengajak ku pergi.
Sambil berjalan perlahan keluar pintu kamar.
Ku lihat Amran sudah menungguku,di meja ruang tamu.

"Nenek mau ke mana?"

Terdengar suara cucu ku, Aira, memanggil ku.

"sudah Aira! Jangan banyak tanya."

"masuk kamar mu, kerja kan PR mu!"

Masih dengan nada membentak, Elsa menantu ku, sambil melotot dan menunjukkan tangan nya ke arah kamar Aira berada.

"tapi aku, ngga ada PR mah?"

sambil jemari nya menyentuh kain ku.

"Sudah kamu Aira, jangan membantah!"

Aku perlahan mengelus rambut nya, dan tersenyum tipis ke arah Aira.

"Sekarang Aira masuk kamar yah?"

Dengan mata nya yang bulat dia menatap ku.
Secara kasar Elsa menarik tangan Aira, dan mendorong Aira tuk segera menuju kamar

"Jika aku sedang bicara dengan Aira, ibu tidak usah ikut-ikutan bicara!"

Bentak Elsa kepada ku, sambil menunjukkan tangannya ke arah ku.
Ku saksikan,Amran hanya menunduk diam saja.

"Mas! cepat kau bawa emakmu pergi!"

sentak Elsa kepada amran.
Amran segera mengambil kunci mobilnya di atas meja, berdiri, lalu melangkah pelan ke arah ku.

"Ayuu mak, kita jalan-jalan sebentar."

Aku masih sempat melihat tatapan sinis Elsa kepada ku.

"Jangan lama-lama, selesai urusan langsung pulang!"

masih dengan nada membentak, Elsa berbicara kepada Amran. dan amran hanya tertunduk diam saja.
Pelan pelan, aku melangkah ke arah halaman rumah, menuju mobil, dan Amran sedang membuka pagar halaman rumah.
Aku duduk di depan, di samping Amran yang sedang mengemudi, terlihat dia hanya diam saja, seperti tidak berani menatap ku.

"sebenarnya kita mau ke mana mran?"

tanya ku kepada amran, sambil menoleh kepadanya.

"kita jalan jalan saja Mak..".

katanya pelan, seperti tersedak. sambil sesekali dia memperhatikan kaca spion. aku pun terdiam, sambil sesekali mengusap mataku, yang seperti berkabut...katarak, dokter pernah menyebutnya, saat ku memeriksakan diriku, ke puskesmas, di temani aira. tiga hari yang lalu.

Namaku Rosidah, aku tidak tahu, umur pasti ku berapa. hanya menurut almarhumah ibu ku dulu, aku di lahir kan, saat tentara Jepang datang menjajah dulu. aku seorang janda, suami ku meninggal 15 tahun yang lalu. Amran sebenarnya anak bungsu ku, tapi sekarang dia anakku satu satunya. dua kakak nya meninggal terlebih dulu, yang pertama meninggal saat masih bayi, karena sakit muntaber, dan yang ke dua, meninggal karena kecelakaan bersama almarhum suamiku, tertabrak mobil tanah, saat sang sopir mengemudi dalam keadaan mabuk.

Judul Standar - IBU YANG DI BUANGWhere stories live. Discover now