part 6

100 10 0
                                    


Part : 6

POV : Amran

==============

Setelah keadaan rumah Fatimah mulai kembali normal. Aku, Emak, Windi, Aira, menikmati bubur buatan Fatimah, Emak terlihat lahap sekali menikmati Bubur kacang ijo buatan Fatimah, Perjalanan spiritual yang Emak alami, saat emak mati suri pun di ceritakannya, terlihat mata nya berkaca kaca saat menceritakan kejadian tersebut, Aku sangat bersyukur, Allah masih memberikan ku kesempatan tuk meminta maaf kepada emak, jika tidak, mungkin seumur hidup, aku akan hidup dalam penyesalan sampai akhir hayat ku.

Fatimah pun menceritakan tentang keterikatan tali persaudaraan kami, dan sekali lagi, aku benar benar sangat bersyukur atas segala Nikmat yang sudah Allah berikan kepada kami semua, meski harus di lewati dengan ujian, tantangan, dan cobaan, dalam menjalani nya. Semoga semua kejadian ini, bisa membuat ku menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih bisa berbakti kepada Emak.

Aira ku lihat sedang asik bermanja-manja dengan Windi, sering kali ku perhatikan, jika Aira teramat senang jika Windi berkunjung ke rumah, Aira bisa bermanja-manja, bermain dan belajar, hal yang tidak pernah Aira lakukan bersama Elsa mamah nya.

Hp ku berbunyi, pesan pemberitahuan dari M Bangking. Dana sebesar Satu koma lima milyar masuk kedalam Rekening ku.

"Alhamdulillah.."

"Mas Suharso ternyata menepati janji nya." Bathin ku

Dua hari setelah peristiwa penyerangan mereka terhadap Elsa saat itu, juga penyiraman cairan soda api yang di lakukan anak dari mas Suharso, membuat ku yang di wakilkan oleh Ridwan, Pengacara ku, sahabat ku di masa kuliah dulu, hanya kami beda Fakultas, satu kost-kost'an. Sahabat susah dan senang, Kenyang dan lapar, kami lewati bersama, Dia yang menawarkan dirinya tuk membantu ku mengurus kasus ini, Saat aku bercerita padanya tentang masalah yang aku hadapi, dan Ridwan menyarankan untuk membawa kasus ini ke ranah hukum, tapi Suharso dan keluarganya lewat Pengacaranya, memilih jalan damai, tuk menyelamatkan putra mereka, agar tidak masuk bui. Dan meminta kami tuk mencabut berkas tuntutan perkaranya.

Aku berpikir, untuk apa nanti uang itu di gunakan.

"Membiayai operasi Katarak Emak, renovasi Warung Fatimah, melunasi cicilan rumah yang hanya tinggal empat kali cicilan lagi, Sumbangan ke Masjid, Anak yatim dan panti jompo atas nama Elsa, membayar jasa Ridwan, apa lagi yah,? hmm...buat Umrah kami sekeluarga selepas Emak selesai Operasi dan daftar Haji Emak..." terus ku berbicara dalam hati.

"Daftar Haji Emak...."

Ya Allah...., mengembang air mata ku, betapa sudah sangat lama, emak menginginkan tuk bisa menjalankan ibadah haji, tadi nya emak berharap, saat rumah,kebun dan sawah di jual, sebagian uang nya bisa dia gunakan tuk membayar pendaftaran Ibadah haji, hal itu sempat di utarakan emak kepada ku, tapi saat semua uang penjualan itu di pegang Elsa, Elsa tidak mengijinkan, dan saat itu ku lihat, emak hanya diam saja dan aku pun tidak bisa berbuat apa apa, baru sekarang, ku bisa membayangkan betapa sakit nya hati emak saat itu.

"ya Allah..., begitu seringnya aku melakukan pembiyaran atas penderitaan, kesedihan dan kepedihan yang emak rasakan saat itu, terkadang saat Elsa sedang Memarahi emak, emak sering kali menatap mata ku, seolah olah meminta bantuanku.

"Tolong aku anak laki laki ku." Mungkin bathin emak bicara seperti itu dan aku hanya diam saja, ya Allah....ya Allah...sebegitu dzalim nya aku sama emak."

Menetes air mataku...

"Kamu kenapa Mran?" tersadar aku dalam lamunan ku, saat emak bertanya heran kepadaku.
Ku lihat, Emak, Windi, Fatimah dan Aira, semua menatap ku dengan penuh kebingungan.
Ku dekati emak, ku menangis sambil memeluk nya, ku pegang tangan emak, dan ku tatap mata emak.

"Mak..." Kataku lirih ...Amran akan operasi penyakit mata Emak, Amran akan memberangkatkan emak umrah, dan Amran juga, akan mendaftarkan  emak untuk menjalankan ibadah haji, Allah sudah kasih rejeki buat Amran Makk.."

Ku lihat mata yang berkabut itu berkaca kaca, kemudian mengembang dan luruh dari kedua matanya.

"Amran benar, mau berangkatkan Emak pergi haji?"

Air matanya terus mengalir...

"Iya makk, Amran akan memberangkatkan Emak pergi haji."

Di peluknya aku sekencang kencang nya, menangis kami semua dalam tangisan syukur dan kebahagiaan,
Emak melepaskan pelukannya, bersujud sambil menangis tersedu-sedu,menghadap ke arah Kiblat. arah Ka'bah
Ku mendengar dia mengucap tah'mid dan tah'lil

"Subhanallah, Wallhamdulillah, wala'illa ha'illaw'llah, Allah'hu akbar.

Dan emak mengucap doa

"Ya Allah, Gusti Pangeran hamba..panjangkan umur hamba ya Allah, berikan hamba kesehatan sampai waktunya tiba, agar hamba bisa mengunjungi rumah mu."

Windi, Fatimah dan Aira, serempak menangis sambil memeluk emak.
Aku menangis terdiam, sambil menatap langit-langit rumah
Lirih dalam hati ku berkata"terima kasih Elsa...semoga Allah mengampuni segala dosa-dosa mu."

"Labaik'Allahuma labaik..
Labaik la'syarikalla labaik...
Innal hamda'wan nikmata
Lakawalmur lasari'kalla.."

Judul Standar - IBU YANG DI BUANGحيث تعيش القصص. اكتشف الآن