d i x.

227 56 33
                                    

My pride, my ego, my needs, and my selfish ways

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

My pride, my ego, my needs, and my selfish ways.
Caused a good strong woman like you to walk out my life.
Now i never, never get to clean up the mess i made.
And it haunts me everytime i close my eyes.

___

Felix memegang robekan kertas ditanganya, ia manatapnya sejenak. Ia merasa bersalah mengatakan hal yang terlalu kasar pada Olif yang saat itu sedang sakit, ia juga terlalu terbawa emosi hanya karena surat itu menyangkut Lily.

Ia marah pada Lily, namun entah mengapa ia melampiaskanya pada Olif. Membiarkan gadis itu terbakar memerhatikanya berduaan dengan Yora, membiarkan gadis itu selalu terpaku padanya.

Lily dan Olif punya wajah yang mirip, ia menjadikan alasan tersebut untuk meluapkan emosinya. Felix marah, namun semakin lama ia merasa bahwa ia juga menyiksa dirinya sendiri.

Felix dengan sengaja membuat dirinya diperhatikan oleh Olif, kemudian membiarkan gadis itu berusaha mati-matian menghindarinya. Membuat gadis itu berlari meninggalkan halte ditengah hujan hanya untuk berjauhan denganya.

Kondisi tubuh Olif sudah rentan sejak saat ia lari dari Felix yang duduk –dengan sengaja– di halte. Sengaja pergi ke sekolah berjalan kaki hanya untuk memastikan Olif bisa melihatnya di halte.

Jujur saja, saat melihat Olif pertama kalinya marah karena menemukanya makan berdua dengan Yora ia merasa puas. Puas dalam dua artian. Yang pertama karena gadis itu memerhatikanya, yang kedua karena gadis itu tersiksa batin karena perlakuanya.

Namun setelah ia mengulanginya lagi dan lagi, dengan bermesraan bersama dihadapanya. Menyeka es krim diujung bibir Yora, menyelipakan anak rambutnya, memperlakukan Yora layaknya orang yang istimewa bagi Felix.

Felix melihatnya, Olif yang menjauh tanpa isyarat akan kembali padanya. Seolah gadis itu menyerah sejak awal karena kata-katanya.

"Kamu pikir, kamu siapa?"

Jika saja ia tidak mengatakanya mungkin Olif masih mau bicara denganya. Ah, tidak. Satu-satunya alasan mengapa Olif tidak berusaha mendekatinya lagi setelah ia mengucapkan itu adalah karena gadis itu tersinggung.

Gadis itu berharap banyak pada Felix. Tentu saja seharusnya gadis itu masih mau bicara dengan Felix jika ia hanya menganggap Felix sebagai teman.

Olif mencintainya, dan Felix mengusirnya.

Terbesit perasaan bersalah dihati Felix, ia yang membenci kemiripan Olif dengan Lily sebenarnya bersyukur. Felix bersyukur karena menemukan harapan kedua yang Lily titipkan padanya.

Lily yang menyiapkan wadah baru untuk Felix berlabuh. Lily mengenalkan Felix pada gadis itu lewat surat.

Olif pasti tengah marah dan juga kecewa karena perlakuan Felix. Beginilah Cinta, semakin disangkal maka semakin dalam perasaanya.

Letter's | ft. Lee FelixWhere stories live. Discover now