"Ahhn~ sedikit kesamping kiri." Sany sudah selesai menjilati sperma di telapak tangan Raia, dan saat ia merasakan Raia menggesek labianya dengan penisnya, ia merasakan nafsunya kembali terbangun.

Ia memberi tahu lokasi lubang yang tepat, tetapi Raia menggeserkannya ke samping kanan. Dan sudah jelas bahwa Raia menggodanya dan bermain-main dengannya.

Walaupun ia dipermainkan oleh Raia, ia merasakan kenikmatan tersendiri dan menginginkan lebih. Tetapi satu menit kemudian Raia masih tetap bermain dengan Vaginanya, ia sudah tidak sabar lagi, "Please Raia, Fuck me!"

Ciuman bergairah dan penuh nafsu yang diberikan Sany, membuatnya terjerumus kedalam lubang kenikmatan dan mulai mencium bibir hangat Sany.

Raia merasa cukup bermain, dia mengangkat tubuh Sany dengan kedua tangannya di pinggangnya.

Mengarahkan lubang vaginanya yang terus berkedut ke penisnya yang tegak. Ciuman mereka tidak berhenti malah semakin bergairah, Raia merasakan ujung penisnya sudah memasuki lubang vagina Sany, kemudian ia menekan tubuh Sany kebawah hingga penisnya langsung menerobos kedalam vagina tanpa ampun.

"Ahhhhnnnn~ KELUUARR!!!!" Sekali dorongan dan sekali muncrat.

Raia memandangi wajah Sany yang hanya terpisah beberapa inci, wajahnya hanya bisa digambarkan sebagai dewi penuh nafsu, nafasnya yang panas dan menggairahkan terasa diwajahnya.

"Bergeraklah ... Raia!" Sany melingkarkan lengannya di leher Raia, berkata di dekat telinganya dengan suara yang halus dan lembut tetapi penuh godaan.

Raia menyerah menghadapi godaan succubus, ia mulai menggerakannya dengan liar.

...

Dua hari berlalu dengan penuh nafsu, Raia memandangi Sany yang tertidur diatas tubuhnya dengan penis masih di dalam Vaginanya.

Wajahnya hanya bisa digambarkan penuh kegembiraan, dan air liur sesekali menyelinap keluar dari mulutnya.

Seluruh tubuh Sany penuh dengan aroma sperma milik Raia, dan tanpa ampun, Raia muncrat di dalamnya sebanyak 82 kali dan tanpa diragukan lagi, rahim Sany sudah sepenuhnya penuh dengan sperma Raia.

Raia melihat perut Sany yang seperti orang hamil 3 bulan, dan memandang penuh kepuasan. Ia mengelus perut Sany yang sepenuhnya terisi dengan spermanya dengan lembut.

"Anakku ada disini?" Raia tersenyum menantikan seorang anak perempuan lahir di masa depan.

Ini alasan kedua kenapa Raia membiarkan penisnya masih di vaginanya. Ia tidak rela melihat benih yang merupakan anaknya tumpah di tempat tidur. Jadi ia alih-alih membuangnya, kenapa ia tidak membiarkan Sany mengelolanya menjadi seorang bayi?

Memikirkan semua itu, Raia merasakan dirinya mulai menimbulkan emosi yang hanya dimiliki seorang ayah.

Saat Raia akan tertidur, ia melihat layar hologram diam-diam mengawasinya.

[ (((´♡‿♡'+)))。 ]

'Apa-apaan?'

[AKU JUGA!! INGIN ITUUUU!!]

'Tidak!'

[Pelit!]

'Huh~ jika kamu ingin, maka jadilah istriku dan aku akan melakukan apapun selagi untuk membahagiakanmu."

[Sungguh?! Dengan senang hati! Aku akan menjadi istrimu! Maka dari itu kita harus bercinta.]

'Ahh, kamu terlalu mudah! Hei! Biarkan aku beristirahat selama beberapa jam!"

[Tidak bisa sekarang?]

'TIDAK!!'

[Cckkk! Baik-baik ...]

Really, Can I Sleep?Место, где живут истории. Откройте их для себя