Wattpad Original
This is the last free part

6 - Yakin Mau Berhenti?

31.5K 1.7K 616
                                    

Di hari yang berbeda, lagi-lagi Mario membawa begitu banyak cucian kotor ke laundry Tavisha. Tak hanya berupa pakaian, bed set atau pun handuk, kali ini semua boneka Sella pun dia bawa.

Dan Sella, gadis kecil itu pun ikut untuk membuat Tavisha tidak bisa berkutik.

"Sella yang memaksa ikut," beritahu Mario sebelum mata Tavisha semakin lebar melotot.

"Tante, kata Papi boneka Sella sudah lama tidak mandi. Makanya, Sella mau mandiin di sini biar wangi seperti pakaian-pakaian Sella." Sella mulai berceloteh.

Tavisha tersenyum, dia berlutut untuk mensejajarkan tinggi mereka. "Papi kamu juga bisa kalau mau dimasukkan ke mesin cuci, kita punya mesin cuci raksasa di sini. Besaaar sekali," ujarnya sembari melirik sangar pada Mario.

Mario melotot.

"Oh ya, Tante?! Wah, Papi bisa wangi kalau gitu!" pekik Sella begitu polos.

"Emangnya Papa, bau?" protes Mario.

Sella terkikik sambil menutupi mulutnya dengan kedua telapak tangan mungilnya itu.

Tavisha berdiri, mengambil salah satu boneka beruang berukuran besar. "Ini namanya siapa?" tanyanya pada Sella.

"Cica, Tante."

"Cica?" ulang Tavisha, Sella mengangguk. "Nama yang bagus, pasti Cica seneng jadi bonekanya Sella."

"Iya dong! Cica, kan, temen setia Sella. Di rumah Sella punya banyak teman, mereka semua!" Sella melebarkan tangan menunjuk semua bonekanya.

"Emangnya Sella nggak main ke luar? Maksud Tante, Sella punya teman lain selain boneka. Kenapa nggak main sama mereka?"

Wajah Sella berubah sedih. "Papi nggak boleh Sella keluar, selain ke sekolah."

Tavisha menoleh pada Mario.

"Ehm, kenapa jadi ngobrolin boneka? Kita ke sini, kan, untuk mandiin boneka kamu, Sella." Mario mengalihkan topik. "Minta Tante Tavisha untuk mengajak kamu ke dalam, agar Papi juga bisa masuk," ujarnya kemudian. Dia memalingkan wajah saat Tavisha melotot.

"Iya, Tante! Sella mau lihat mesin cuci raksasa punya, Tante!" Sella meloncat girang.

Tavisha pasrah, permintaan anak kecil pantang dia tolak. "Oke, tapi sekarang kita catat dulu semua yang mau dicuci, ya."

Kebetulan hari ini Ayah Tavisha sedang ke rumah sakit, kontrol kesehatan. Dia sendirian di rumah, sejak pagi tidak ada pesanan cucian. Bisa dibilang Mario ini pelanggan pertama di siang ini.

Sella sedang bermain dengan kucing di bawah meja, dimanfaatkan Mario untuk mendekati Tavisha yang sedang fokus mencatat. "Tidak perlu dicatat, aku percaya kamu tidak akan mengambil celana dalamku untuk diguna-gunai."

Tavisha benar-benar geram, dia berdiri dan memukuli Mario dengan boneka Sella.

"Wooo ... Kenapa kamu marah?" Mario melangkah mundur ke dalam rumah, kedua tangan dijadikan perisai melindungi wajahnya dari serbuan Tavisha.

"Kamu pikir aku menyukaimu, sampai harus mencuri celana dalam, hah?!" pekik Tavisha sambil terus memukuli Mario.

"Kamu benar-benar berteman dengan macan sepertinya." Mario terus mundur, Tavisha semakin menggila. "Kamu tahu berapa banyak uang yang aku habiskan untuk merawat wajahku ini?" tanya Mario menyombongkan diri.

"Akan aku hancurkan wajahmu itu!" erang Tavisha. Dia mengambil sebuah gunting.

Mario melotot, "Kamu sudah tidak waras?"

"Iya, sejak kamu datang, aku tidak bisa hidup dengan tenang lagi!"

Mario terus mundur, sampai masuk ke dalam ruang tamu. Rumah kecil itu tidak bisa membuatnya bebas melangkah, sehingga betisnya menabrak sebuah sofa dan dia terjatuh di atasnya.

icon lock

Show your support for shantymilan, and continue reading this story

by shantymilan
@shantymilan
Ditinggalkan mantan istrinya karena tidak bisa memuaskan dalam hubung...
Unlock a new story part or the entire story. Either way, your Coins help writers earn money for the stories you love.

This story has 42 remaining parts

See how Coins support your favorite writers like @shantymilan.
DesireWhere stories live. Discover now