010

201 134 97
                                    

⚠️ Be wise before reading!

Seorang lelaki muda sedang menyaksikan layar monitor ketika seorang gadis yang berotabene sebagai targetnya itu, sedang berlari ke gerbang sebuah mansion. Lelaki itu tersenyum puas tatkala mengetahui bahwa gadis itu tidak akan jauh sebelum terjebak dalam perangkap atau terlihat di salah satu kameranya. Dia tidak khawatir tentang pelarian sang target.

Lelaki itu menyaksikan ketika gadis itu berlari tanpa harapan, dengan putus asa mencari jalan keluar dari mansion yang sudah gadis itu kelilingi dari tadi.

Ketika sang lelaki bosan melihat gadis itu dan keputus-asaan darinya, dia memutuskan bahwa dirinya harus segera mengejar gadis itu. Seharusnya tidak butuh waktu selama itu untuk menemukan sang gadis, tapi lelaki itu sangat senang ketika melihat ketakutan di mata sang korban ketika Dia mencoba putus asa untuk melarikan diri.

"Begitu aku selesai mempermainkan gadis itu dalam kegelapan, aku akan membuat tembakan, satu demi satu."

Anak panah menusuk lehernya dengan sempurna. Lelaki itu menyaksikan tubuh korbannya jatuh ke tanah, benar-benar dalam keadaan tidak sadar. Lelaki itu berdiri di atas sang korban sembari tersenyum. Kemenangan yang segera akan diikuti oleh sesuatu yang bahkan lebih memuaskan, yaitu hukuman.

Dia menyeret korbannya kembali ke mansion, dengan perasaan tidak terlalu peduli dengan gadis yang sudah tidak sadarkan diri itu.

Kemudian lelaki itu duduk di kursi yang lumayan besar, di sebuah lounge. Sambil menyeringai lelaki itu berkata."Oh how proud it will be, he's in me."

Lelaki itu tertawa pada dirinya sendiri. Dia kemudian memperhatikan sang korban yang tergeletak mulai bergerak. Dia sedang menunggu bagian favoritnya, saat melihat sang korban menyadari kegagalannya. Saat di mana sang gadis tahu semuanya sudah berakhir dan penderitaan ia akan datang.

Senyum lebar terukir di wajah sang pembunuh ketika melihat sang korban terbangun. Kemudian ia tertawa ketika menyadari sang gadis menangis dan menjerit.

Sang lelaki berdiri dari kursi yang gelap, dan melangkah maju kearah cahaya yang berada di depan sang gadis. Lelaki itu memegang sebuah senapan tepat di belakang punggungnya, ia sangat menikmati tatapan marah sekaligus memohon dari sang korban.

"Biarkan aku pergi, DASAR BRENGSEK! gadis itu berteriak, ketika dia mencoba membebaskan dirinya.

Lelaki itu kemudian berjongkok, sambil mensejajarkan tubuhnya dengan tubuh sang korban lalu membungkam lembut mulutnya. "Tenang Naomi... aku tidak akan menyakitimu..." desis lelaki itu dengan seringainya.

"Kenapa kau melakukan ini?!" tanya sang gadis mencoba menatap lelaki di hadapannya.

"Kenapa? Huh aku tidak tahu."

"Kenapa kau lakukan ini? Hiks.. hiks.." lirih sang gadis.

"Sudah ku katakan kalau aku tak tahu."

"Kau tega melakukan hal ini terhadapku?!" Gadis itu menyeka air matanya yang mengalir deras.

"Aku tega, aku suka melakukannya, aku-"

"BODOH!"

Lelaki itu tertawa ketika menanggapi ucapan yang baru saja keluar dari mulut sang gadis, sehingga satu ruangan mendengar suara tertawanya yang menggelegar.

Gadis yang bernama Naomi itu menatap sang lelaki dengan tatapan curiga sekaligus takut. Sang lelaki membuktikan kecurigaan Naomi yang benar ketika menarik senapan dari balik punggungnya.

Logam itu berkilauan di bawah lampu, Naomi langsung saja mulai menangis dan berteriak agar lelaki di hadapannya itu segera berhenti dari kegiatannya yang sangat berdampak itu.

Cuz You're My PhobiaWhere stories live. Discover now