part 6: humanity's first civilization & compass

120 79 23
                                    

Hai, hai! Cek multimedia, ya! Ada gambar Sammael dan video soundtrack part 6 ini "WildlifeJauz ft. Karra". Happy reading all. ^^

*****

Mesopotamia, 6000 SM.

INI pertama kalinya Sammael mengunjungi dunia manusia dan pertama kalinya juga dia diperbolehkan ikut bersama Michael. Mereka diperintahkan untuk mengamati bagaimana peradaban manusia tumbuh dan berkembang. Mereka sepakat mengambil nama sungai besar di Mesopotamia sebagai nama samaran di Bumi, yaitu Sammael sebagai Eufrat dan Michael sebagai Tigris.

Berkat kejeniusan orang-orang Mesopotamia saat itu, roda berhasil diciptakan. Sammael tidak henti-hentinya merasa kagum dan menarik Michael untuk pergi bersamanya supaya tidak hilang. Sebagai malaikat yang turun ke Bumi, salah satu sikap buruk yang tidak bisa dihilangkan oleh Michael adalah buta arah. Sammael bersyukur Michael tidak buta siang ketika menengadah ke langit berisi matahari yang cerah dan awan menggelantung.

Bersama Michael, pikiran Sammael menjadi lebih bebas dan terbuka. Mereka pun memiliki analisis yang kurang lebih bermakna sama dan mencatat di dalam hati mereka, "Sungai Eufrat dan Tigris sekarang sedang memasuki musim hujan. Oleh karena itu, timbul banjir dan luapan lumpur. Akibatnya, banjir tersebut membuat tanah di Mesopotamia menjadi subur. Hal tersebut dimanfaatkan penduduk Mesopotamia untuk mulai bercocok tanam."

"Hal ini menyebabkan terbentuknya peradaban yang lebih tinggi, yaitu berkembangnya ilmu pengetahuan, teknologi, dan sosial-ekonomi masyarakat Mesopotamia," tambah Sammael. Ia tersenyum kepada sahabat karibnya Michael dan lanjut menuturkan, "Sumeria, Semit, Babilonia, Amoria, Assyria, dan Persia. Aku yakin kelak mereka akan menginvasi negeri ini."

"Mengapa?" tanya Michael yang baru kali ini bertanya kebingungan, sebab dirinya terheran-heran mencari jawaban atas kelakuan manusia yang di luar logika.

"Karena di sini ada Eufrat dan Tigris," jawab Sammael sehingga mereka berdua tertawa di atas tanah wilayah Mesopotamia yang terbuka. Ratusan tahun kemudian, ucapan Sammael tetrbukti benar, meskipun jawabannya mengada-ada dan terkesan konyol, tapi prediksinya tidak pernah salah.

*****

Michael sedang mencorat-coret sesuatu di atas tanah liat setengah basah. Sammael melirik Michael yang tengah menuliskan sesuatu di atas tanah liat tersebut. Menyadari tak ada siapa pun di sana, Sammael memutuskan bertanya dengan memanggil nama aslinya, "Apa yang sedang kau tulis, Michael? Kisah mengenai keagungan-Nya lagikah?"

Sebagai sahabatnya, Sammael sering mendapati Michael menulis beberapa kisah tentang-Nya yang maha kuasa di atas tanah liat lain. Namun, dia tetap bertanya dan Michael menjawabnya, "Nama kita."

Sammael termangu menatap wajah Michael yang berseri-seri, melihat tulisan indah Michael yang sama cantiknya dengan parasnya, dan nyaris menyentuh ukiran tulisannya yang belum mengering. "Kau menulis nama kita berdua selayaknya sepasang manusia yang jatuh di atas hamparan bunga-bunga cinta dan wajahmu seperti sedang dimabuk cinta, Michael."

Perkataan Sammael memang tidak ada salahnya di pendengaran Michael. Sang malaikat agung Michael memang menyayangi sosok Sammael yang teladan. Oleh karena itu, setelah tanah liat setengah basah tersebut kering, Michael menyuruh Sammael untuk menyimpan dan menjaga baik-baik tulisan nama mereka berdua.

Jauh sebelum Bangsa Sumeria menemukan sistem penulisan mutakhir yang disebut dengan nama kuneiform atau huruf paku di Uruk sekitar 3300 SM, tulisan pertama yang ditulis di atas tanah liat sesungguhnya adalah tulisan milik Michael.

The Buried Rose and Another Flower Into DarknessWhere stories live. Discover now